Mahasiswa PBSI UMK Gelar Teater dari Novel "Cantik itu Luka"

6 Juli 2022, 06:00 WIB
Mahasiswa PBSI UMK saat memanggungkan adaptasi novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan dengan begitu menarik Sabtu (2/7) malam. / suaramerdeka-muria.com/Beni Dewa

Portal Kudus - Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muria Kudus menampilkan pertunjukan panggung teater yang mengesankan.

Naskah diambil dari novel "Cantik itu Luka" karya sastrawan Eka Kurniawan.

Teater digelar dalam rangka menuntaskan tugas mata kuliah pertunjukan seni dan juga memeriahkan Dies Natalis UMK ke-42 di Gedung Auditorium UMK.

Dilansir Portalkudus.com dari berita Suara Merdeka Muria berjudul Mahasiswa PBSI Panggungkan Novel “Cantik itu Luka”

Pentas ini juga tergabung dalam rangkaian acara parade pentas teater PBSI UMK angkatan 2020.

Baca Juga: Siapkan 1,7Miliar, Pemkab Rembang Revitalisasi Alun-Alun Rembang, Tugu Adipura dan Titik Lainnya

Sutradara Naskah Cantik itu Luka, Jessy Segitiga mengungkapkan novel tersebut sengaja dipilih karena belum ada yang mengalihmediakan sebagai naskah teater atau film.

Selain itu, Koordinator Kampung Budaya Piji Wetan itu juga ingin mendekatkan mahasiswa PBSI dengan karya sastra yang satu rumpun dengan program studinya.

“Kami hanya ingin mendekatkan mahasiswa pada teks-teks sastra, karena mereka masih awam dalam dunia teater. Saya kira ini adalah hal yang mendasar,” ujarnya.

Baca Juga: Termasuk Jalan Kabupaten Rembang, Sejumlah Titik Jalan Tanpa Lampu Penerangan

Dia juga mengatakan jika ada tantangan tersendiri saat mengangkat novel Cantik itu Luka utnuk menjadi naskah teater.

Hal itu yang membuatnya untuk mengambil bagian awal novel serta memadukannya dengan kreasi baru yang telah disesuaikan dengan konteks masa kini.

“Banyak hal tabu di dalam novel seperti pemerkosaan, pelecehan dan kekerasan. Ini jika dimasukkan semua tentunya tidak sesuai dan akan sangat panjang durasinya, jadi saya munculkan adegan-adegan kreativitas namun tidak meninggalkan esensinya,” imbuhnya.

Baca Juga: Meminimalisir Kecelakaan, Pemdes Sendangwaru Rembang Swadaya Pasang Lampu Penerangan

Meskipun begitu, ia menilai pementasan itu cukup berhasil ditangkap oleh penonton.

Melalui pentas tersebut, ia ingin menekankan bahwa sastra dapat menjadi jalan tengah yang bisa diterapkan dalam berbagai disiplin seni.

“Ini memang tabu, tetapi patut untuk diterapkan. Sastra bisa jadi jalan tengah yang semula tabu menjadi tidak tabu,” imbuhnya.

Jessy berharap pentas teater "Cantik itu luka" itu tidak hanya berhenti pada saat pertunjukan saja.

Melainkan melibatkan penonton dapat ikut memberikan feedback ataupun kurasi sehingga pertunjukan teater bisa dihidupkan lagi.***

Editor: Kartika Kudus

Sumber: Suara Merdeka Muria

Tags

Terkini

Terpopuler