Ummatal Islam
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mendidik kita dengan puasa agar memiliki hati yang hanya mengharapkan kehidupan akhirat semata. Menjadikan hati kita senantiasa yang terbesar adalah kehidupan akhirat, ridho Allah dan surga-Nya. Karena ketika hati mengharapkan dunia dan ternyata pengharapan yang terbesar di hati adalah dunia, seringkali menimbulkan berbagai macam mudzarat yang sangat berat. Diantaranya;
1. Membatalkan Amal
Seseorang yang beramal sementara hatinya mengharapkan dunia, akhirnya keinginan terbesar di hatinya adalah mengharapkan balasan di dunia. Orang yang berinfak misalnya, ternyata harapan terbesar di hatinya agar diganti di dunia ini. Orang yang shalat tahajud misalnya, ternyata tujuan terbesar di hatinya agar dilancarkan rezekinya. Orang yang shalat dhuha misalnya, sementara keinginan terbesar di hatinya adalah rezeki di dunia. Maka semua itu menjadikan amalan yang sia-sia. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Hud ayat 15-16:
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾
Baca Juga: Khutbah Jumat tentang Tiga Tiket Masuk Surga
“Barangsiapa yang menginginkan dunia dan perhiasannya maka mereka akan diberikan apa yang mereka inginkan dari amalannya tersebut tanpa dikurangi.” kata Allah.
أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ
“Akan tetapi di akhirat, maka tidak mendapatkan apapun kecuali api neraka.” kata Allah.