“Aku niat puasa besok untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan dari tahun ini karena Allah ta’ala.”
Dalam bacaan niat di atas, lafaz Ramadhan dibaca “romadhoni” karena di-idlofahkan pada “haadzihis sanati” (yang berstatus menjadi mudlof ilaih). Ini adalah bacaan yang benar sesuai kaidah ilmu nahwu dan secara maknya.
Baca Juga: Arti Mimpi Orang yang Kita Rindukan ini Pertanda Bahwa Kamu Akan Dapat, Begini Penjelasannya
Bacaan tersebut seperti diterangkan dalam Kitab I’anatu at-Tholibin, juz 2/253, dijelaskan sebagai berikut :
يُقْرَأُ رَمَضَانِ بِالْجَرِّ بِالْكَسْرَةِ لِكَوْنِهِ مُضَافًا إِلَى مَا بَعْدَهُ وَهُوَ إِسْمُ اْلإِشَارَة
“Romadhon dibaca jer dengan kasroh karena statusnya menjadi mudlof kepada kalimat setelahnya yaitu isim isyaroh.”
Bagaimana dengan cara membaca “romadhona”?
Versi bacaan niat pausa Ramadhan yang lain adalah dengan membacah fathah huruf nun dari lafaz “romadhon”, menjadi “romadhona”.
Bacaannya adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّه تَعَالَى