Tempat yang kita gunakan shalat harus halal.
Shalat yang kita lakukan harus disertai kekhusyukan, walaupun hanya sebentar.
Tidak ujub dengan shalat yang dilakukan.
Khusyuk adalah menghadirkan dalam hati rasa takut kepada Allah, disertai rasa cinta dan pengagungan kepada-Nya.
Khusyuk dalam shalat adalah perbuatan hati yang bisa diraih dan dilakukan dengan beberapa sebab dan cara. Di antaranya adalah memperbanyak mengingat kematian.
Ketika kita akan memulai shalat, kita berucap dalam hati: “Mungkin ini adalah shalat terakhirku, setelahnya mungkin aku tidak akan merasakan kehidupan lagi di dunia ini.”
Di antara sebab dan cara untuk menghadirkan khusyuk dalam shalat juga adalah dengan merenungkan dan menghayati makna yang terkandung dalam bacaan-bacaan shalat.
Hadirin yang dirahmati Allah, Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, cicit Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saking khusyuknya dalam menjalankan shalat, sampai-sampai suatu ketika rumah beliau terbakar pada saat beliau mendirikan shalat.
Orang-orang berteriak memanggilnya, “Api wahai Ali, api wahai Ali,” namun beliau tetap kokoh tak tergoyahkan dalam shalatnya.
Pada waktu selesai shalat, beliau mengatakan: “Pikiranku disibukkan dengan api akhirat daripada api kalian.”