Satu kali seorang sahabat, Abu Hurairah, pernah berkata tentang Rasulullah, “Aku tidak pernah menjumpai seorang pun dari umat manusia yang sering mengajak para sahabatnya bermusyawarah dibanding Rasulullah.” Ucapan Abu Hurairah adalah gambaran salah satu akhlak mulia Kanjeng Rasul yang harus kita jadikan acuan.
Ketika kita melakukan musyawarah di sebuah rapat pertemuan sama halnya kita diajak untuk menjelaskan duduk perkara suatu persoalan, menyatakan pendapat, mengajukan pandangan, kemudian mengambil keputusan bersama. Dalam Al-Qur’an ada satu surat yang bernama Asy-Syura. Pada ayat ke-38 disebutkan:
Baca Juga: Doa Setelah Sholat Hajat Tulis Arab Latin Lengkap Dengan Terjemahnya, Doa Agar Hajat Lekas Terkabul
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya serta mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
Keempat, mendengarkan
Kita harus memiliki sikap mau mendengar lawan bicara, jangan merasa memiliki tempat dan kedudukan yang lebih tinggi lalu enggan menerima isi pembicaraan saudaranya.
Lihatlah akhlak Rasul saat menyimak dengan seksama paparan Utbah bin Rabi’ah yang memberikan tawaran tahta dan harta kepada beliau asal beliau tidak melanjutkan dakwahnya.
Baca Juga: Doa Setelah Adzan Subuh, Doa Yang Dibaca Sehabis Adzan Subuh
Tidak sekalipun Nabi memotong pembicaraan Utbah padahal dia bukan dari golongan kaum beriman.
Ketika itu Utbah berkata, “Dengarkanlah aku agar aku dapat menawarkan kepadamu beberapa hal. Mungkin kau mau menerimanya. Wahai anak saudaraku, jika kau, dengan perkara yang kau bawa itu menginginkan harta, kami akan mengumpulkan harta kami sehingga kau menjadi orang terkaya di antara kami. Jika kau menginginkan kehormatan, kami akan mengangkatmu menjadi pemimpin kami sehingga kami tidak akan memutuskan apapun tanpamu. Jika kau menginginkan menjadi raja, kami akan mengangkatmu sebagai raja kami.”