Tidak semata di tempat sepi, saat bekerja, di jalan dan di mana pun juga demikian. Pastikan pengawasan Allah selalu menjadi bagian dari keseharian kita. Dan kalau demikian kenyataannya, maka tentu saja tatanan diri, keluarga, tetangga dan masyarakat akan semakin baik.
Jamaah yang Berbahagia
Anjuran untuk selalu meningkatkan keimanan kepada Allah sangat sering kita dengarkan baik di mimbar dalam jaringan atau daring hingga luring atau luar jaringan. Online maupun offline.
Kata yang biasanya mengiringinya adalah imbauan untuk juga bertakwa. Maka ditekankanlah para jamaah untuk memperbaiki kualitas ibadahnya, menggiatkan amalan fardlu, lalu menambah dengan yang sunah.
Ciri-ciri dari dampak perubahan kemudian bisa dilihat dari kian rajinnya seseorang datang ke masjid, shalat jamaah semakin sering, frekuensi shalat tahajud tambah, dan lain-lain.
Serentetan anjuran tersebut tentu saja benar. Dan seyogianya perlu mendapat perhatian. Artinya, semakin banyak aktivitas ‘ubûdiyah seorang hamba menandakan dirinya kian dekat dengan Tuhannya, setidaknya secara kasat mata.
Namun, yang penting pula diperhatikan adalah rambu-rambu yang digariskan Rasulullah soal nilai keimanan seseorang. Beliau pernah bersabda:
وَعَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنَّهُ قَالَ: «وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.