Teks Khutbah Jumat Bulan Safar Materi Singkat, Padat, dan Terbaru dengan Tema Tingkatkan Kepedulian Sosial

- 9 September 2021, 19:07 WIB
Teks Khutbah Jumat Bulan Safar Materi Singkat, Padat, dan Terbaru dengan Tema Tingkatkan Kepedulian Sosial
Teks Khutbah Jumat Bulan Safar Materi Singkat, Padat, dan Terbaru dengan Tema Tingkatkan Kepedulian Sosial /Pexels.com/Haley Black

Artinya: Demi Allah, tidak beriman seorang hamba kecuali ia mencintai tetangganya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Kata lâ yu’minu tidak bermakna kafir dalam pengertian teologis. Sebagian ulama menafsirkannya dengan ‘tidak sempurna iman seseorang’. Ini selaras dengan pernyataan bahwa seorang mukmin sejati pastilah akan menaruh kasih sayang kepada orang lain setara ketika ia mengasih-sayangi diri dan keluarganya sendiri.

Bila hal demikian tak terjadi, sesuai sabda Nabi, maka iman orang bersangkutan dianggap tidak sempurna. Hadits ini mengurai tentang keimanan yang ternyata tak semata-mata berhubungan dengan Allah, tapi juga dengan kehidupan antara manusia dengan lainnya.

Relasinya tak hanya bersifat horizontal, tapi juga vertikal, hablum minallâh dan hablum minannâs.  Yang menarik, Rasulullah menggunakan kata li jârihi (kepada tetangganya) tanpa memberikan atribusi apa pun ‘tetangga yang mana dan seperti apa’.

Artinya, kasih sayang sosial ini bermakna luas kepada siapa pun, tanpa melihat apakah ia pribumi atau pendatang, kaya atau miskin, pejabat atau rakyat jelata, suku ini atau suku itu, bahkan agama A atau agama B.

Hadirin Rahimakumullah

Dengan demikian keimanan tidak selalu diukur berdasarkan jumlah ibadah seorang kepada Allah SWT. Intensitas seseorang dalam mengerjakan ibadah wajib maupun sunah tidak memastikan kesempurnaan iman seseorang. Ini bukan berarti ibadah tidak penting.

Hanya saja yang patut diperhatikan bahwa Islam tidak hanya meminta umatnya percaya kepada Tuhan, kemudian beribadah terus-menerus, tetapi juga mendorong kita untuk peduli dengan lingkungan dan masyarakat sekitar.  Ibadah itu sangat penting, namun peka dan menebar kasih sayang kepada sesama juga tidak kalah penting.

Dalam Al-Qur’an sendiri, perintah shalat selalu disandingkan dengan perintah zakat. Aqîmus shalâh wa âtuz zakâh (dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat). Shalat mewakili perintah agar seorang hamba menjalin hubungan baik dengan Allah, sedangkan zakat mewakili perintah agar manusia peduli dan membantu sesama.

Baca Juga: Simak Jadwal Puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharram Lengkap dengan Niat Berpuasa dan Keutamaannya

Halaman:

Editor: Ulul Uliyanto

Sumber: NU Online Jatim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x