"Dengan teman-teman, saya merasa harus menghibur mereka, tetapi dengan tukan sewa (Shoji Morimoto) saya tidak merasa perlu untuk mengobrol" ucap Chida.
Sebelum menemukan pekerjaan sejatinya, Shoji Morimoto sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan penerbitan dan sering dimarahi karena "tidak melakukan apa-apa".
"Saya mulai bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika saya memberikan kemampuan saya untuk 'tidak melakukan apa-apa' sebagai layanan kepada klien," ucap Shoji Morimoto.
Bisnis pertemanan saat ini menjadi satu-satunya sumber pendapatan Morimoto untuk menghidupi istri dan anaknya.
Meski menolak mengungkapkan berapa banyak yang dia hasilkan, Shoji Morimoto mengatakan bahwa dirinya bertemu sekitar satu atau dua klien sehari.
Saat menghabiskan waktu tidak melakukan apa-apa di Tokyo, Shoji Morimoto merenungkan sifat aneh pekerjaannya dan tampaknya mempertanyakan masyarakat yang menghargai produktivitas dan mencemooh ketidakbergunaaan.
"Orang cenderung berpikir bahwa 'tidak melakukan apa-apa' saya itu berharga karena berguna (bagi orang lain) ... Tapi tidak apa-apa untuk benar-benar tidak melakukan apa-apa. Orang tidak harus berguna dengan cara tertentu," ucapnya.***