Para Ulama Pejuang Kemerdekaan Berlatar Belakang Pesantren, Dari KH. Hasyim Asy’ari

- 18 Agustus 2022, 20:30 WIB
KH. As’ad Syamsul Arifin bersama para ulama lainnya
KH. As’ad Syamsul Arifin bersama para ulama lainnya / ig : tokohnu/potret KH. As’ad Syamsul Arifin bersama para ulama lainnya

Portal Kudus - Peran para Ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia sangat besar. Jerih payahnya melawan para penjajah serta perjuangannya mempertahankan kemerdekaan layak mendapat penghargaan sebagai pahlawan nasional.

Perjuangan para ulama tidak hanya turut bertempur di medan perang, namun juga melalui syiar dan dakwah untuk memberikan pemahaman pentingnya nasionalisme kepada masyarakat.

Salah satu contoh adalah ketika KH. Hasyim As’ari mengeluarkan fatwa jihadnya kepada Presiden Sukarno, menjadi momentum kebangkitan masyarakat melawan para kolonialis Belanda yang gencar melakukan agresi saat itu.

Baca Juga: Nasionalisme Habib Ali Kwitang, Dari Menentukan Hari Proklamasi Hingga Serukan Pengibaran Merah Putih

Hingga kemudian muncullah Laskar Hizbullah yang menjadi militer dari kelompok Muslim dalam perjuangan menegakkan agama dan persatuan bangsa.

Dilansir Portal Kudus dari Trenggalekpedia.Pikiran-Rakyat.com, Berikut adalah deretan para Ulama pejuang kemerdekaan yang bergelar Pahlawan Nasional.

  1. Hadratussyeikh KH Hasyim As'yari

Hadratussyeikh KH. Muhammad Hasyim Asy'ari merupakan Ulama Kharismatik pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur serta pendiri dan satu-satunya Rais Akbar Nahdlatul Ulama.

Berbagai gelar disematkan pada KH. Hasyim Asy’ari karena keilmuannya mulai dari Hadratussyaikh yang berarti Maha Guru dan telah hafal Kutubus Sittah atai Hadits 6 Riwayat serta bergelar Syaikhul Masyayikh yang berarti Gurunya para guru.

Putra pasangan KH Asy’ari dengan Nyai Halimah tersebut mendapat gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 17 November 1964 karena jasanya melawan para penjajah.

Salah satu yang terkenal adalah fatwa Resolusi Jihad yang keluarkan pada tanggal 22 Oktober 1945. Hingga kini tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional.

Baca Juga: Apakah Uang Pecahan Lama Masih Bisa Digunakan Setelah BI Keluarkan Uang Baru? Ini Penjelasannya

  1. KH. Abdul Wahid Hasyim

KH. Abdul Wahid Hasyim atau yang akrab disapa Wahid Hasyim merupakan putra dari Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari yang turut memperjuangkan kemerdekaan untuk Indonesia.

Wahid Hasyim merupakan anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) diusianya yang masih 23 tahun.

Wahid Hasyim memiliki segudang pemikiran tentang agama, negara, pendidikan, politik. Kemasyarakatan, serta pesantren menjadi lapisan sejarah ke-Islaman dan ke-Indonesiaan yang tidak dapat tergantikan.

Baca Juga: Bank Indonesia dan Pemerintah Resmi Keluarkan Uang Kertas Baru Tahun Emisi 2022

Ayahanda dari Presiden RI keempat, KH. Abdurrahman Wahid tersebut merupakan penggagas sila pertama, “Ketuhanan yang Maha Esa”. Sebelumnya, sila pertama berbunyi “Kwajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya” dianggap kurang tepat mengingat turut berperannya umat non Muslim yang memperjuangkan kemerdekaan.

Wahid Hasyim sangat dikenal sebagai tokoh yang moderat, substantif dan inklusif dimata masyarakat serta tokoh agama. Beliau mendapat gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 17 November 1960.

Baca Juga: Mengulik Sejarah Hari Fotografi Sedunia pada 19 Agustus dan Cara Merayakannya

  1. KH. Zaenal Mustafa

KH. Zaenal Mustafa merupakan wakil Rais Syuriyah NU serta memiliki pondok pesantren di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat. Beliau merupakan Kiai yang dengan terang-terangn menentang penjajahan Belanda maupun Jepang.

Melalui mimbar dakwahnya, Kiai Zaenal mengajak para santri untuk memerangi para penjajah. Para santri diberikan persiapan sedemikian rupa baik lahir maupun batin. Selain dibekali bambu runcing, para santri juga dibekali kemampuan pencak silat, spiritual serta bertirakat (mengurangi makan dan tidur serta memperbanyak wirid).

Karena keberanian dan jasa-jasa beliau, maka pada tahun 1972, KH. Zainal Mustafa mendapat gelar pahlawan nasional.

Baca Juga: Mengenal Hari Fotografi Sedunia pada 19 Agustus: Perayaan Fotografi

  1. KH. Zainul Arifin

KH. Zainul Arifin berasal dari Kotanopan, Mandailing, Sumatera Utara yang aktif di Nahdlatul Ulama sejak usia belia. 

Peran besar KH. Zainul Arifin adalah dengan membentuk Laskar Hizbullah, pasukan semi militer yang beranggotakan para umat Muslim.

Usai proklamasi kemerdekaan, Kiai Zainul dipercaya sebagai perdana menteri Indonesia, yaitu Ketua DPR-GR. Selain itu juga menjadi anggota badan kerja Komite Nasional Pusat. 

Tanggal 4 Maret 1963, pemerintah secara resmi memberikan gelar Pahlawan Nasional atas jasa-jasa KH. Zainul Arifin.

Baca Juga: Puncak Kejayaan dan Kemerosotan Weton Kamis Legi, Menurut Primbon Jawa Dijelaskan Berdasarkan Umur

  1. KH. Abdul Wahab Chasbullah

Salah satu Muassis Nahdlatul Ulama, KH. Wahad Chasbullah merupakan salah satu ulama yang getol memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beliau dikenal dengan Pelopor Kebebasan Berpikir. 

KH. Wahab Chasbullah salah satu pendiri kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Berpikir), pendiri Madrasah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Negara) dan pendiri Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Pedagang)

Pada tanggal 7 November 2014, KH. Abdul Wahab Chasbullah diberikan gelar sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo.

  1. KH. Idham Chalid

Tokoh yang fotonya diabadikan dalam pecahan uang Rp. 5.000,- adalah KH. Idham Chalid. Seorang tokoh ulama, politikus dan bangsawan yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan.

Idham Chalid tergabung dalam badan-badan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Menjelang kemerdekaan, ia aktif dalam Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah di kota Amuntai. 

Idham Chalid pernah menjabat Wakil Perdana Menteri Indonesia dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Beliau juga pernah menjabat sebagai ketua MPR dan Ketua DPR.

Dalam organisasi, KH. Idham Chalid pernah menjabat sebagai ketua Umum PBNU pada tahun 1956 hingga 1984. Hingga saat ini beliau menjadi ketua dengan masa jabatan terlama di kepengurusan Nahdlatul Ulama.

Pada tanggal 8 November 2011, Idham Chalid resmi mendapat penghormatan sebagai pahlawan nasional yang diberikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca Juga: Netflix Menjadwalkan Anime Cyberpunk: Edgerunners untuk 13 September, Simak Selengkapnya!

  1. KH. As’ad Syamsul Arifin

Kiai Kharismatik pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Asembagus, Situbondo Jawa Timur tersebut merupakan sosok penting perjuangan melawan penjajah bersama masyarakat Situbondo.

Kiai As’ad menjadi motor penggerak massa dalam pertempuran sengit melawan penjajah pada tanggal 10 November 1945. Beliau juga berperan penting memberi penjelasan kepada masyarakat bahwa kedudukan Pancasila tidak akan mengganggu nilai-nilai agama Islam.

Usai kemerdekaan, Kiai As’ad menjadi sosok penggerak sosial ekonomi masyarakat. Beliau menyerap aspirasi warga dan kemudian mendorong pemerintah mewujudkan pemerataan pembangunan.

Pada tanggal 9 November 2016, KH As’ad Syamsul Arifin mendapat gelar kehormatan sebagai Pahlawan Nasional oleh presiden Joko Widodo.***

Editor: Kartika Kudus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah