Portal Kudus – Pembudidayaan kencur kebanyakan masih terbatas pada budi daya skala rumah tangga, yang dilakukan di pekarangan atau lahan yang kecil.
Kencur merupakan salah satu jenis tanaman anggota suku zingiberaceae yang berbentuk rimpang atau empon-empon.
Prospek pasar kencur cukup potensial karena permintaan yang terus meningkat baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Baca Juga: Cara Menanam Kencur Agar Hasilnya Bagus, Dapat Dilakukan Pada Lahan Yang Tidak Luas
Baca Juga: Berikut Cara Penanaman Pohon Mangga di Halaman Rumah
Kencur juga terbukti manjur sebagai penambah nafsu makan, obat infeksi bakteri, tonikum, obat batuk, dan juga memiliki potensi sebagai bioinsektisida.
Hal di atas merupakan permasalahan penting, karena pemenuhan permintaan kencur tidak tertutupi dengan hasil panen yang sedikit dan kualitas rimpang pun tidak standar dan tidak terduga.
Tanaman Kencur, diklasifikasikan sebagai berikut:
Baca Juga: Yuk Simak 3 Alasan Penting Mengonsumsi Makanan Organik !
Baca Juga: Porang Menjadi Komoditas Ekspor menjanjikan, Berikut Penjelasan Kementrian Pertanian
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Kaempferia
Jenis : Kaempferia galanga, Lynn.
Pada tanaman kencur, seperti juga tanaman zingiberaceae lainnya, yang dimanfaatkan adalah bagian rimpangnya yang merupakan bentuk modifikasi batang semu yang menjalar di dalam tanah dan dapat tumbuh tunas dan akar sehingga dapat membentuk tanaman baru.
Pembibitan, Penyemaian, dan Pemilihan Bibit Apabila musim hujan terlambat dimulai, lebih baik rimpang ditanam langsung di lahan tanpa disemai terlebih dahulu.
Keuntungan tanaman kencur adalah, rimpang kencur bisa ditanam pada saat musim hujan belum mulai selama rimpang belum bertunas.
Rimpang kencur akan beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga pada saat musim hujan mulai, tunas akan turun secara serempak.
Berikut ini adalah Alur Budidaya Kencur yang sudah banyak dipraktekkan oleh petani:
- Pembibitan
Rimpang kencur yang dapat dijadikan bibit harus memenuhi beberapa kondisi berikut:
- Berasal dari tanaman yang sehat dan lahan bebas penyakit
- Umur panen rimpang 10 bulan
- Kulit rimpang bernas (mengilat) dengan tekstur daging agak keras
- Bebas hama dan penyakit serta tidak cacat
Penyemaian, Setelah dipanen, rimpang kencur akan mengalami masa dorman selama 2-3 bulan, kemudian rimpang akan bertunas.
- Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit merupakan tahap terakhir dari proses penyiapan bibit untuk budi daya kencur.
Kriteria bibit kencur yang baik adalah:
- rimpang memiliki berat sekitar 5 - 10 gram,
- memiliki 2-3 mata tunas yang baik dan tinggi tunas kurang dari 1 cm (baru bertunas)
- Penyiapan Lahan
Sebelum penanaman, perlu dilakukan penyiapan lahan sehingga bibit kunyit dapat ditanam pada tanah dengan kondisi yang baik. Lahan disiapkan dengan cara menggarpu atau mencangkulnya sedalam kira-kira 30 cm dan dibersihkan dari sisa-Sisa tanaman yang sukar lapuk.
Hendaknya pada saat hujan tidak ada air yang menggenang, karena akan meyebabkan penyakit busuk rimpang.
Untuk menghindari hal tersebut, bisa dengan membuat bedengan tempat penanaman bibit kencur dengan lebar 100-150 cm. Tinggi bedengan sekitar 15-25cm dengan jarak antar bedengan selebar 30- 50 cm.
- Penanaman
Waktu penanaman yang baik adalah pada saat awal musim hujan. Namun, kencur dapat ditanam sebelum hujan turun atau jika musim hujan agak terlambat. Jika hal ini terjadi, maka yang ditanam adalah bibit kencur yang belum bertunas.
Bibit kencur ditanam dengan kedalaman 5 higga 7 cm, dengan tunas menghadap ke atas. Jarak tanam yang baik. Sedangkan untuk budi daya monokultur adalah 15 x 15 cm atau 15 x20 cm.
Kencur juga dapat ditanam dengan sistem polikultur dengan tanaman lainnya, dengan ketentuan bahwa kondisi lahan sesuai untuk semua jenis tanaman yang ditanam.
- Pemeliharaan
Pemeliharaan pada tanaman kencur dilakukan dengan penyulaman, penyiangan, pembubunan, pemupukan, dan penyemprotan pestisida.
Penyiangan dilakukan terhadap tanaman gulma pengganggu. Lahan tanaman kencur akan banyak ditumbuhi gulma sampai kencur berusia 6 - 7 bulan. Penyiangan dapat dilakukan 2 minggu sekali, dan pada saat musim hujan bisa lebih sering karena gulma tumbuh lebih subur di musim hujan. Penyiangan harus dilakukan dengan berhati-hati agar tidak mengganggu akar.
Bibit rimpang yang mati pada saat tunas muncul di permukaan tanah diganti dengan penyulaman bibit, yaitu mengganti bibit yang rusak atau mati dengan bibit baru yang berkualitas bagus
Pembubunan dilakukan untuk menghindari kematian tanaman atau pertumbuhan rimpang yang tidak sempurna. Pembubunan harus dilakukan dengan lebih sering pada saat musim hujan untuk menghindari tergenangnya tanaman.
- Pemupukan
Pemupukan pertama dilakukan pada saat penanaman dengan cara memberi pupuk kandang pada lubang tanam dengan dosis sesuai kondisi lahan, biasanya 20- 30 ton/ha.
Pupuk buatan diberikan dengan melubangi tanah atau dengan dilarik dengan jarak 5 cm dari tanaman, pupuk yang digunakan adalah urea, SP-36 dan KCI.
Pupuk urea diberikan pada saat tanaman berumur 1, 2 dan 3 bulan (1/3 dosis) dengan dosis 200- 250 kg/ha.
Sementara pupuk SP-36 dan KCI diberikan pada saat tanam atau saat tanaman berumur 1 bulan dengan dosis masing-masing 250-300 kg/ha.
Penyemprotan pestisida hanya dilakukan bila ditemukan ada penyakit atau hama.***