Rekomendasi BMKG, Untuk Jenis Transportasi Laut Dengan Kemampuan Menerjang Gelombang

- 16 November 2020, 19:00 WIB
ILUSTRASI Foto diambil pada 2 Januari 2017. Tampak pasukan kapal laut TIongkok membentuk formasi, mengelilingi kapal induk Liaoning di Laut China Selatan.*
ILUSTRASI Foto diambil pada 2 Januari 2017. Tampak pasukan kapal laut TIongkok membentuk formasi, mengelilingi kapal induk Liaoning di Laut China Selatan.* //PIKIRAN RAKYAT/AFP

Portal Kudus – Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan perbandingan lautan lebih besar dari daratan. Sudah semestinya informasi mengenai kondisi gelombang dan angin harus diperhatikan.

 

Kondisi pelayaran, sangat tergantung dengan adanya informasi gelombang dan angin yang dikeluarkan oleh BMKG.

Diinformasikan Badan BMKG, seperti dilansir portalkudus dari pemberitaan BMKG 14 November 2020. Dalam informasinya BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 14- 16 November 2020.

 Baca Juga: Penjelasan BMKG, Mengenai Rumor Bahwa Gelombang Panas Melanda Negara Indonesia.

Badai siklon tropis Vamco 950 hPa terpantau di Laut Cina selatan sebelah timur Vietnam memberikan dampak tidak langsung pada ketinggian gelombang di Laut Natuna utara, Perairan Kep. Anambas - Kep. Natuna dan Laut Natuna.

Terdeteksi pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Utara - Timur dengan kecepatan berkisar 4 - 25 knot sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari Timur - Tenggara dengan kecepatan 4 - 22 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Cina selatan, Perairan P. Enggano, Perairan barat Lampung dan Samudra Hindia barat Lampung. Kondisi ini mengakibatkan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

 Baca Juga: Menkeu Menegaskan, Bahwa Peningkatan Kualitas Belanja Sangat Sangat Penting

Dari kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,50 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan seperti Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh, Perairan barat P. Simeulue - Kep. Nias, Teluk Lampung bagian selatan, Laut Natuna, Perairan selatan Kep. Anambas - Kep. Natuna, Perairan selatan P. Sawu, Perairan Kupang - P. Rotte, Selat Sumba bagian barat, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu, Samudra Hindia selatan P. Sawu - P. Rotte, Selat Makassar bagian selatan, Laut Sulawesi bagian timur, Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Perairan utara Biak, Samudra Pasifik utara Halmahera - Papua, Laut Arafuru.

Kemudian, gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,50 - 4,0 meter berpeluang terjadi di beberapa perairan Indonesia lainnya, diantaranya adalah Perairan barat Kep. Mentawai, Perairan P. Enggano - Bengkulu, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia barat Sumatra, Perairan selatan P. Jawa - P. Sumbawa, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Jawa - P. Sumba, Laut Natuna utara, Perairan utara Kep. Anambas - Kep. Natuna.

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti;

  • perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m),
  • kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m),
  • kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m),
  • kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).

Himbauan dikeluarkan BMKG, kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.***

Editor: Sugiharto

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x