Bank sentral dapat menggunakan kebijakan suku bunga untuk merangsang investasi dan konsumsi masyarakat.
Dalam konteks kondisi ekonomi Indonesia, terutama terkait tingkat pengangguran yang masih tinggi, kebijakan-kebijakan di atas dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi masalah pengangguran.
Namun demikian, perlu diingat bahwa implementasi kebijakan-kebijakan tersebut perlu memperhatikan kondisi ekonomi secara keseluruhan, termasuk inflasi, defisit anggaran, dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Dalam konteks nilai tukar rupiah, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Faktor-faktor tersebut antara lain tingkat inflasi, cadangan devisa, kondisi perekonomian global, dan kebijakan moneter.
Dalam hal ini, kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Selain itu, kondisi perekonomian global, terutama terkait dengan kebijakan moneter The Federal Reserve, juga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Oleh karena itu, dalam mengatasi masalah pengangguran, perlu adanya koordinasi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengurangi tingkat pengangguran.
Demikian informasi tentang pengangguran di Indonesia pada Februari 2022 tercatat sebanyak 8,40 juta orang, meski turun sebanyak 350 Ribu.***