Fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan Eropa Barat.
Persoalan ini telah menjadi pemikiran kritis seorang ilmuwan di ranah politik identitas. Ilmuwan tersebut adalah Francis Fukuyama, seorang profesor di Stanford University.
Fukuyama mengkritik praktek-praktek politik di Amerika Serikat dan Eropa Barat yang menekankan pada identitas dan kebangsaan, yang menurutnya dapat memecah belah masyarakat dan mengancam demokrasi.
Menurut Fukuyama, praktek-praktek politik yang menekankan pada identitas dan kebangsaan dapat memecah belah masyarakat dan mengancam demokrasi.
Hal ini terjadi karena praktek-praktek tersebut menempatkan identitas dan kebangsaan di atas nilai-nilai universal seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.
Fukuyama juga mengkritik pandangan bahwa identitas dan kebangsaan harus dipertahankan dengan cara menolak imigran dan mengembalikan kejayaan masa lalu.
Fukuyama menyarankan agar masyarakat dan pemimpin politik kembali memperkuat nilai-nilai universal seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperkuat lembaga-lembaga demokrasi, memperkuat hak asasi manusia, dan memperkuat kerja sama internasional.