Contoh Contoh Cerita Hikayat Populer dan Sarat Pesan Moral, Begini Contoh Cerita Hikayat untuk Referensi Tugas

- 5 Oktober 2022, 09:35 WIB
Contoh Contoh Cerita Hikayat Populer dan Sarat Pesan Moral, Begini Contoh Cerita Hikayat untuk Referensi Tugas
Contoh Contoh Cerita Hikayat Populer dan Sarat Pesan Moral, Begini Contoh Cerita Hikayat untuk Referensi Tugas /Pexels/Pixabay

Portal Kudus- Simak Contoh Contoh Cerita Hikayat Populer dan Sarat Pesan Moral, Begini Contoh Cerita Hikayat untuk Referensi Tugas.

Hikayat adalah salah satu bentuk karya sastra, terutama dalam bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng.

Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

Berikut merupakan pembahasan contoh hikayat singkat penuh makna untuk membatu tugas sekolah.

Baca Juga: KUMPULAN Contoh Literasi Singkat Berbahasa Indonesia Tentang Novel, Buku Fiksi dan Dongeng, Simak Jawabannya

Artikel ini akan menyajikan contoh cerita hikayat singkat penuh makna guna menjadi panduan agar membantu belajar kalian.

Berikut merupakan contoh cerita hikayat singkat penuh makna yang telah di rangkum Tim Portal Kudus dari berbagai sumber:

1. Cerita Hikayat “Abu Nawas dan Lalat”

Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

Baca Juga: FOTO MAULID Nabi Muhammad SAW 2022 Terbaru Desain Unik, Kumpulan Contoh Desain untuk Banner dan Baliho Maulid

Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

“Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

“Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur karenanya.

Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.

Baca Juga: GAMBAR MAULID NABI Muhmammad SAW 2022 Desain Terbaik, Kumpulan Desain Peringatan Maulid Nabi Lebih Menarik

2. Contoh Teks Hikayat “Antu Ayek”

Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

Baca Juga: TERBARU WALLPAPER Maulid Nabi Muhammad SAW 2022 Desain Paling Estetik, Cocok Sambut Peringatan Maulid Seru

3. Hikayat Tiga Pengembara Lapar

Dikisahkan, tiga orang pengembara yaitu Buyung, Kendi, dan Awang, sedang dalam pengembaraan.

Ketika tiba di sebuah hutan, perut mereka sangat kelaparan tetapi perbekalan mereka sudah habis.

Dalam keadaan lapar, Kendi dan Buyung pun sesumbar bahwa mereka bisa menghabiskan nasi sekawah dan 10 ekor ayam seorang diri dalam keadaan seperti ini.

Namun, tidak seperti teman-temannya, Awang hanya mengharapkan sepiring nasi dan lauk yang cukup untuk mengisi perutnya.

Tidak disangka-sangka, mereka menemukan sebuah pohon ara ajaib yang mendengarkan permintaan mereka.

Kemudian, pohon itu menggugurkan tiga daun yang setiap lembarnya berubah menjadi makanan yang mereka inginkan.

Setelah mendapat makanan secukupnya, Awang pun berhenti makan, tetapi dua sahabatnya itu masih melanjutkan makan.

Kendi dan Buyung akhirnya berhenti karena merasa kekenyangan karena tidak sanggup menghabiskan makanan yang mereka minta.

Akhirnya nasi yang tidak termakan itu marah lalu menggigit tubuh Kendi.

Kemudian, Buyung yang hanya dapat menghabiskan satu ekor ayam saja, membuang sisa sembilan ekor ayam ke semak-semak.

Tanpa diduga, ayam-ayam itu kemudian menyerangnya.

Awang hanya bisa terdiam melihat sahabat-sahabatnya tewas mengenaskan.

Baca Juga: BACKGROUND Maulid Nabi Muhammad SAW 2022 Paling Menarik dan Estetik dengan Desain Unik Sambut Maulid Nabi

4. Hikayat Bunga Kemuning

Alkisah seorang raja yang bijaksana memiliki 10 orang putri yang sangat cantik.

Sayangnya, sang istri meninggal saat melahirkan putri bungsunya, Putri Kuning.

Suatu hari, Sang Raja hendak pergi keluar kota untuk beberapa saat dan menanyakan oleh-oleh apa yang diinginkan saat sang raja pulang.

Sembilan putrinya meminta hadiah mewah, seperti perhiasan, kain sutra, dan lain-lain.

Namun, Putri Kuning hanya meminta sang ayah agar pulang dalam keadaan sehat.

Saat sang ayah pergi, kesembilan putrinya hanya bersenang-senang dan meminta pelayan melayaninya secara seenaknya.

Akibat perbuatan sembilan kakaknya, taman kesayangan Sang Raja menjadi kotor.

Putri Kuning yang berinisiatif membersihkan taman pun diledek oleh kakak-kakaknya dan menyebutnya sebagai “pelayan baru”.

Akhirnya, saat Sang Raja pulang, dia memberikan hadiah berupa kalung berwarna hijau yang sangat cantik.

Putri Hijau yang merasa iri, akhirnya menghasut saudari-saudarinya untuk mencuri kalung itu.

Namun, saat merebut kalung itu, mereka tidak sengaja memukul kepala Putri Kuning hingga meninggal dunia.

Untuk menutupi perbuatannya tersebut, kesembilan putri mengubur Putri Kuning di taman.

Raja yang terus mencari Putri Kuning akhirnya menemukan keanehan di taman.

Di taman itu tumbuh sebuah bunga berwarna kuning dan memunculkan aroma harum.

Akhirnya Raja merawat bunga itu dan menamainya dengan nama Bunga Kemuning.

Baca Juga: KUMPULAN Contoh Literasi Singkat Berbahasa Indonesia Tentang Novel, Buku Fiksi dan Dongeng, Simak Jawabannya

5. Hikayat Shinta dan Raja Kalanggan

Di sebuah kerajaan, hiduplah seorang raja yang kejam bernama Raja Kalanggan.

Dia sangat gemar menikahi wanita di kerajaannya untuk kemudian dibunuh keesokan harinya.

Hal tersebut dia lakukan setelah merasa dikhianati oleh istri pertamanya.

Kemudian, Shinta yang ingin menyelamatkan gadis-gadis di kerajaannya, mencoba bersiasat dan mengubah perilakunya dengan cara menikahi sang raja.

Awalnya, ayah Shinta tidak menyetujui rencana sang anak, tetapi Shinta berhasil meyakinkan ayahnya bahwa nasibnya tidak akan mengenaskan seperti istri-istri raja sebelumnya.

Setelah menikah, Shinta terus mengulur waktu eksekusi dengan cara menceritakan sebuah dongeng.

Ternyata, raja menyukai dongeng yang diceritakan oleh Shinta.

Saking serunya, tidak terasa hari sudah berganti dan waktu eksekusi telah tiba.

Namun, Shinta yang cerdik kemudian berkata bahwa ceritanya akan dilanjutkan besok malam.

Raja yang kejam itu pun menyetujuinya karena sangat menyukai cerita tersebut.

Dengan begitu, Shinta pun belum terbunuh karena ceritanya belum selesai.

Tidak terasa, sudah 30 hari wanita tersebut bercerita kepada raja hingga akhirnya dia melupakan hukuman mati kepada istrinya tersebut.

Keberanian Shinta berbuah manis karena dia bisa menyelamatkan perempuan-perempuan lain di wilayahnya dan membuat Raja Kalanggan menjadi orang yang mencintai rakyatnya.

Baca Juga: KUMPULAN Contoh Literasi Singkat Berbahasa Indonesia Tentang Novel, Buku Fiksi dan Dongeng, Simak Jawabannya

6. Cerita Hikayat Singkat “Abu Nawas dan Botol Ajaib”

Baginda Raja memang selalu mencari cara untuk menjebak dan menghukum Abu Nawas yang cerdik.

Suatu hari, Baginda Raja memanggil Abu Nawas ke istana.

Kali ini, Baginda Raja mengeluhkan sakit perut karena masuk angin.

“Ampun Tuanku, apa yang telah hamba lakukan sehingga dipanggil menghadap Tuan?” tanya Abu Nawas.

“Aku ingin kau bisa menangkap angin dan mengurungnya,” kata Baginda Raja.

Abu Nawas pun hanya diam, tetapi dia tidak bodoh.

Dia tidak memikirkan bagaimana caranya menangkap angin, tetapi memikirkan bagaiman cara membuktikan bahwa yang ia tangkapnya adalah angin.

Baginda Raja pun memberi waktu kepada Abu Nawas selama tiga hari untuk melaksanakan perintahnya.

Setelah dua hari, Abu Nawas belum mendapat ide untuk menangkap angin.

Dia pun sempat putus asa dan pasrah jika kali ini dia dihukum oleh Baginda Raja.

Kemudian, dia menyadari sesuatu dan mendapat ide.

Pada hari ketika, Baginda Raja mendatangi Abu Nawas.

“Sudahkah kau berhasil memenjarakan angin?”

“Sudah Yang Mulia,” jawab Abu Nawas.

Kemudian, Abu Nawas pun menyerahkan sebuah botol.

Baginda Raja memegang botol tersebut dan heran.

“Mana angin itu, Abu Nawas?” tanya Baginda Raja bingung dan kesal.

“Di dalam, Tuan,” jawab Abu Nawas.

“Aku tidak melihat apa-apa!” kata Baginda Raja.

“Mohon ampun Baginda Raja, angin memang tidak terlihat. Namun, jika Baginda Raja ingin mengetahui angin, bukalah tutup botol itu terlebih dulu,” kata Abu Nawas.

Lalu, bau busuk yang menyengat hidung pun keluar dari botol tersebut.

“Bau apa ini, Abu Nawas?” tanya Baginda Raja yang marah.

“Ampun, Tuan! Tadi hamba buang angin dan memasukkannya ke dalam botol. Lalu, karena takut angin itu keluar, hamba mengurung angin itu dengan menyumbat botol,” kata Abu Nawas.

Mendengar penjelasan itu, Baginda Raja tidak jadi marah.

Untuk ke sekian kalinya, nyawa Abu Nawas selamat.

Baca Juga: GAMBAR MAULID NABI Muhmammad SAW 2022 Desain Terbaik, Kumpulan Desain Peringatan Maulid Nabi Lebih Menarik

7. Cerita Hikayat “Jaya Lengkara”

Di sebuah kerajaan bernama Ajam Saukat, Raja Saeful Muluk mengawini Putri Sukanda Rum.

Namun, karena sang permaisuri tidak beranak, sang raja kembali menikah dengan Putri Sukanda Bayang-Bayang.

Tidak lama, Putri Sukanda Bayang-Bayang pun melahirkan anak kembar bernama Makdam dan Makdim.

Karena takut kehilangan kasih sayang dari sang raja, permaisuri pun berdoa agar mendapat seorang anak laki-laki.

Akhirnya, anak tersebut pun lahir dan mendapat nama Jaya Lengkara.

Setelah Jaya Lengkara lahir, negeri itu pun menjadi makmur.

Suatu hari, sang raja menyuruh Makdam dan Makdim menanyakan nasib Jaya Lengkara kepada peramal.

Peramal tersebut pun mengatakan bahwa Jaya Lengkara akan menjadi raja besar.

Merasa iri, Makdam dan Makdim berbohong kepada sang raja.

Mereka mengatakan bahwa Jaya Lengkara akan membawa kerajaan kepada kebinasaan.

Mendengar hal itu, sang raja pun membuang Jaya Lengkara dan ibunya dari negeri tersebut.

Mereka kemudian diselamatkan oleh Naga Guna.

Suatu hari sang raja sakit.

Penyakitnya tersebut, konon obatnya hanya bunga kumkuma putih.

Dengan bersusah payah, Jaya Lengkara mendapat bunga tersebut dari Madinah.

Kemudian, dia pun pulang ke Ajam Saukat untuk menyembuhkan sang ayah.

Setelah sang ayah sembuh, Jaya Lengkara kembali ke hutan untuk menemui ibunya.

Dia diikuti oleh seorang putri Madinah bernama Ratna Kasina.

Ratna mengaku tidak tahan selalu diganggu oleh Makdim.

Karena hal ini pula Makdam dan Makdim hendak membunuh Jaya Lengkara.

Namun, Naga Guna kembali menyelamatkan Jaya Lengkara.

Dia lalu membawa Putri Ratna Kasina dan Jaya Lengkara ke madinah.

Raja Madinah pun gembira karena Jaya Lengkara selamat.

Jaya Lengkara kemudian menikah dengan Putri Ratna Kasina dan menjadi Raja Madinah.

Negeri Madinah pun kemudian menjadi kerajaan yang makmur sepanjang masa.

Baca Juga: KUMPULAN Contoh Literasi Singkat Berbahasa Indonesia Tentang Novel, Buku Fiksi dan Dongeng, Simak Jawabannya

8. Cerita Hikayat “Jaka Tarub”

Suatu malam, Jaka Tarub yang sedang menjaga ladang pamannya, merasa kehausan.

Kemudian, dia pun berniat mencari sungai untuk mengambil air minum.

Ketika hendak mengambil air di sebuah sungai, dia melihat tujuh bidadari yang sedang mandi.

Para bidadari pun melepaskan selendang mereka ketika sedang mandi.

Jaka Tarub yang merasa terpesona pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengambil selendang.

Ternyata, selendang yang ia ambil adalah milik bidadari bungsu bernama Nawangwulan.

Hingga para bidadari hendak naik ke kayangan, Nawangwulang masih belum bisa menemukan selendangnya.

Kemudian, Jaka Tarub yang melihat Nawangwulan menangis, menawarkan sang bidadari tinggal di rumahnya.

Karena tinggal serumah dan sering bertemu, mereka pun jatuh cinta lalu menikah.

Namun, Jaka Tarub yang gemar berjudi dan jarang pulang, membuat Nawangwulan sedih.

Jaka Tarub pun enggan mendengarkan nasihat sang istri.

Suatu hari, ketika Nawangwulan sedang mencari barang, dia tidak sengaja menemukan selendang yang Jaka Tarub sembunyikan.

Nawangwulan kemudian menyuruh seseorang untuk meminta Jaka Tarub pulang jika masih ingin bertemu dengannya.

Setelah menunggu lama, Jaka Tarub tidak kunjung datang.

Akhirnya, Nawangwulan memutuskan kembali ke kayangan tanpa memberitahu suami.

Ketika tahu sang istri pergi, Jaka Tarub pun menyesal dan sedih.

Itulah penjelasan Kumpulan Contoh Cerita Hikayat Singkat Penuh Makna, Simak Penjelasan Hikayat Beserta Contoh Sarat Pesan Moral.***

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x