Sejarah Kelam Gerakan 30 September: Sejarah G30S/PKI

- 11 September 2022, 12:06 WIB
ilustrasi Sejarah Kelam Gerakan 30 September: Sejarah G30S/PKI
ilustrasi Sejarah Kelam Gerakan 30 September: Sejarah G30S/PKI /Instagram

Portal Kudus – tragedy Gerakan 30 September atau G30S/PKI merupakan sebuah upaya Kudeta yang terjadi pada 30 September 1965.



Gerakan 30 September ini dilakukan guna untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno. Selain itu, para pemberontak juga menginginkan kepemimpinan bangsa Indonesia menjadi sebuah pemerintahan yang menggunakan paham komunisme.

Korban yang jatuh dalam peristiwa Gerakan 30 September ini ada sekitar 11 orang dan enam diantaranya adalah perwira dan juga jendral TNI Angkatan darat Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Gerakan 30 September: G30S PKI

Lantas bagaimana tragedy yang memilukan tersebut terjadi? Berikut adalah kronologi singkat Gerakan 30 September atau G30S/PKI.

Pada mulanya PKI mulai menyebarkan paham tentang Komunisme kepada masyarakat, dan tentunya perbuatan tersebut memancing kecurigaan dari kelompok anti Komunis.

Tuduhan serta kecurigaan terhadap PKI semakin menguat dengan desas-desus yang menyebar di kalangan masyarakat.

Baca Juga: Apa yang Akan Terjadi Jika Anak Pertama Menikah dengan Anak Pertama? Berikut Ini Penjelasan Menurut Primbon

Selain itu, kesehatan Presiden Soekarno yang pada saat itu sedang memburuk, Letnan Kolonel Untung, yaitu seorang Komandan Batalyon I Kawal Resimen Cakrabirawa memimpin sejumlah pasukan melakukan serangan bersenjata di Jakarta.

Pasukan yang dipimpin oleh Untung, pergi dari daerah lubang buaya pada tanggal 30 September 1965. Pasukan tersebut melancarkan sebuah aksi penculikan terhadap para Perwira tinggi TNI Angkatan Darat.

Mereka berhasil menculik enam orang perwira tinggi Angkatan darat yaitu, Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

Baca Juga: LATIHAN Soal PTS Biologi Kelas 10 SMA SMK Semester 1 Kurikulum 2013, Download Soal Kelas X dan Jawabannya

Tiga diantaranya ditembak mati di rumahnya masing-masing, sementara tiga yang lain, ditangkap dan dibawah paksa oleh PKI ke Lubang Buaya dan menagalami siksaan sebelum kemudian dibunuh.

Selain para perwira tinggi TNI yang menjadi korban Gerakan 30 September di Jakarta, ada juga korban yang jatuh dalam peristiwa Gerakan 30 September di Yogyakarta.

Adapun, korban yang jatuh di Yogyakarta antara lain Kolonel Katamso Darmokusumo, dan Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto.

Baca Juga: Sesuai Kisi kisi, Simak Soal PTS SBdP Kelas 3 Semester 1 Kurikulum 2013 dan Kunci Jawaban 2022 SD dan MI

1 Oktober 1965, jenazah dari ke enam perwira tinggi itu dimasukan kedalam sebuah sumur tua dikawasan Lubang Buaya.

Masih pada hari yang sama, pada pukul 07.00 pagi PKI berhasil mengambil alih kantor Radio Republik Indonesia (RRI). Sang pimpinan yaitu, Untung Syamsuri menyiarkan sebuah berita bahwa PKI beberapa lokasi di Jakarta.

Pihak PKI mengklaim bahwa aksi yang mereka jalankan telah mendapat dukungan dari CIA, guna menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno.

Baca Juga: Pembacaan Kartu Tarot Mingguan untuk Sagitarius Periode 12-18 September 2022

Pemerintahan tentu saja tidak tinggal diam, setelah berita yang tersiar kantor pusat RRI dan juga Kantor Pusat Telekomunikasi dapat direbut Kembali dengan cepat oleh RPKAD yang dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhi Wibowo.

Selain RPKAD, perebutan Kembali Gedung tersebut juga turut dilakukan oleh pasukan dari Kujang/328 Siliwangi dan juga dibantu oleh pasukan kavaleri lainnya.

Selama kurun Waktu tersebut, juga dilakukan pencarian terhadap keberadaan otak dari Gerakan 30 September PKI ini, yang kemudian membuahkan hasil dengan penemuan basis PKI di Kawasan Halim Perdana Kusuma.

Baca Juga: TERBARU! Link Ujian Kepekaan, Cek Level Peka Pasangan Anda Sekaligus Tips Meningkatkan Kepekaan Pasangan

2 oktober 1965, pasukan RPKAD pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo menyerang Kawasan Halim Perdana Kusuma, berdasarkan instruksi dari Mayjen Soeharto. Dan pada pukul 12.00 kawasan tersebut berhasil di amankan.

3 oktober 1965, pasukan RPKAD dibawah pimpinan Mayor C.I Santoso berhasil mengamankan daerah Kawasan Lubang Buaya. Pencarian terhadap para perwira tinngi TNI terus dilakukan.

Dan atas informasi dari Kopral Satu Polisi Sukirman, salah satu tawanan PKI yang berhasil menyelamatkan diri akhirnya tempat dari jenazah para perwira TNI itu dapat ditemukan.

Baca Juga: Sejarah Gerakan 30 September: G30S PKI

Jenazah dari para perwira tinggi TNI itu ditemukan pada sebuah sumur dengan diameter ¾ meter, dan dalam hamper 12 meter, yang dikemudian hari tempat tersebut akan dikenal dengan nama Sumur Lubang Buaya.

4 oktober 1965, penggalian terhadap sumur Lubang Buaya Kembali dilanjutkan oleh pasukan Para Amfibi KKO-AL dengan disaksikan langsung oleh Mayjen Soeharto., setelah pada hari sebelumnya penggalian sempat ditunda.

5 oktober 1965, jenazah dari para perwira tinggi TNI itu kemudian dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Setelah sebelumnya di semayamkan di Markas Besar Angkatan Darat.

Baca Juga: Apa yang Akan Terjadi Jika Anak Pertama Menikah dengan Anak Pertama? Berikut Ini Penjelasan Menurut Primbon

6 Oktober 1965, pemerintahan menerbitkan sebuah surat keputusan yang telah disepakati sebelumnya dalam Sidang KAbinet Dwikora, bahwa para perwira tinggi TNI yang telah gugur akan ditetapkan sebagai pahlwan revolusi.***

Halaman:

Editor: Sugiharto

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x