Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Student Centered Learning (SCL)

14 Februari 2023, 18:41 WIB
Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) /pexels.com/Pixabay//

Portal Kudus - Student-Centered Learning adalah pembelajaran yang berfokus pada siswa. Perubahan paradigma pembelajaran ini terjadi dari pembelajaran yang berfokus pada guru menjadi pembelajaran yang berfokus pada peserta didik.

Dengan kata lain, dalam pendekatan ini, siswa menjadi peran aktif dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran SCL (Student Centered Learning) ini yaitu model, metode atau pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa menjadi pusat belajar mengajar, sehingga mengembangkan minat, motivasi dan keterampilan individu untuk lebih aktif dan kreatif, serta inovatif dan bertanggung jawab atas proses pembelajaran itu sendiri.

 Baca Juga: Pengertian, Peran dan Masalah dalam Proses Komunikasi

Karakteristik Pembelajaran SCL

Menurut Azizah (2011), karakteristik dari model pembelajaran SCL (Student Centered Learning) adalah sebagai berikut:

1. Aktif, memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.

2. Konstruktif, memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan-tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.

3. Kolaboratif, memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerja sama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasihati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.

4. Antusiastik, memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Baca Juga: Mengenal Pengertian Komunikasi Bisnis dan Hambatannya

5. Dialogis, memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.

6. Kontekstual, memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan problem based atau case-based learning.

7. Reflektif, memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.

8. Multisensory, memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestesis.

 Baca Juga: Pantarlih Pemilu 2024: Kenali Pengertian Tugas dan Kewajiban

9. High order thinking skills training, memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dan lain-lain).

Paradigma pembelajaran SCL diharapkan mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh masyarakat, seperti kreativitas, kepemimpinan, kepercayaan diri, mandiri, disiplin, berpikir kritis, komunikasi dan kerjasama tim, kompetensi teknis dan wawasan global, dan mampu beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan.

Pembelajaran SCL berfokus pada siswa. Guru atau pengajar berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar. Dalam pembelajaran SCL, siswa menjadi penanggung jawab penuh atas kegiatan belajarnya, terutama dalam bentuk partisipasi aktif dan keterlibatan siswa.***

Editor: Ahmad Khakim

Tags

Terkini

Terpopuler