Network
Tempaan batin mereka dalam mengejar kebenaran, kesungguhan beribadah, dan kerinduan akan cahaya ilmu tergambarkan dengan kata-kata indah yang menggetarkan hati.
Seiring kata-kata itu mengalun, kita diingatkan akan peran tak tergantikan para santri sebagai penjaga api kebijaksanaan dan toleransi di tengah gejolak zaman.
Menghormati Hari Santri melalui puisi adalah pengakuan atas nilai-nilai yang mereka perjuangkan: ilmu, kesederhanaan, dan dedikasi pada agama dan masyarakat.
Puisi ini menjadi ruang bagi kita untuk merenung, bersyukur, dan merayakan keberagaman kisah kehidupan santri yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia.
Mari kita dengarkan dengan hati terbuka, karena dalam setiap bait, terkandung kearifan dan semangat yang dapat membimbing kita menuju masa depan yang lebih baik.
Puisi Satu:
Di bawah cahaya bulan, malam merangkak tenang,
Hati santri terukir dalam doa yang khusyuk meresap.
Dalam ilmu mereka mencari hakikat yang abadi,
Pada kitab-kitab tua, pintu ilmu terbuka lebar.
Santri, pahlawan tanpa tanda jasa terukir,
Meniti jalan ilmu dengan langkah teguh,
Di pondok kecil, nurani bersinar terang,
Mereka pelita, membimbing malam yang sunyi.
Pada Hari Santri, kisah-kisah itu dikenang,
Mengalun puisi, merentangkan doa.
Hati kita terpaut pada lembaran kitab,
Santri, cinta ilmu, cinta agama, dalam setiap langkah.
