Sebelum menjadi haji mabrur, diperlukan berbagai persiapan, yaitu:
Memahami ajaran agama Islam dengan baik. Hal ini termasuk juga manasik hajinya, karena amalan ibadah yang tidak disertai dengan ilmu akan menjadi sia-sia.
Baca Juga: Istimewa, Allah Tak Merahasiakan Malam Nisfu Syaban, Ini Sebabnya
Memastikan rejekinya halal. Berangkat haji dengan memakai uang hasil curian tentu tidak akan diterima. Gunakan uang yang halal untuk kepentingan ibadah.
Meningkatkan amal ibadah. Sebelum berhaji, hendaknya harus menyiapkan diri dengan meningkatkan dan menyempurnakan amal ibadah.
Pastikan untuk melaksanakan syarat, rukun, wajib, serta sunnah haji saat melakukan ibadah haji. Hindari dan jauhi pula hal yang terlarang. Mengenai haji akan diterima Allah atau tidak, hanya Allah yang mengetahuinya.
Menjadi haji mabrur dapat dilihat dari aktivitas seseorang setelah melaksanakan ibadah haji, yaitu:
Meningkatnya pelaksanaan ibadah secara personal. Jika awalnya ibadah dilakukan setengah hati dan bolong, setelah berhaji akan menjadi lebih baik. Jika awalnya sering bergunjing, kini tidak lagi dilakukan.
Meningkatnya kualitas hubungan sosial atau horizontal. Salah satu yang dilarang saat ibadah haji adalah rafats, fusuq, jidal. Bagi seseorang dengan haji mabrur, tentu akan menghindari dan menjauhi hal tersebut setelah selesai menunaikan ibadah haji.