Network
Portal Kudus - Fenomena Citayam Fashion Week di daerah Dukuh Atas, Jakarta masih jadi topik perbincangan yang hangat.
Dari mulai viralnya remaja bernama Bonge, Kurma, Jeje dan lainnya, hingga berita salah satu artis yang mendaftarkan Citayam ke HAKI.
Kini, ramai menjadi sorotan banyaknya pria yang berdandan seperti wanita dengan berlenggak-lenggok dan gaya yang "kemayu".
Mulai memadati jalanan tersebut, ada yg memakai pewarna bibir, berdandan dengan full make up, bahkan memakai rok atau baju tanpa lengan dengan nada bicara yang mendayu-dayu.
Baca Juga: Inilah Alasan Ilmiah Mengapa Anda Mengalami 'Lengan Mati' Setelah Tidur
Mereka tidak malu atas perilakunya karena dianggap wajar oleh masyarakat sekitar dan malah dieluh-eluhkan sebagai salah satu trend berpenampilan.
Padahal jelas sudah melanggar norma dan etika, di mana harusnya pria berperilaku sebagaimana pria.
Bagaimana nasib generasi bangsa jika yang seperti ini malah dipertontonkan dan diberi panggung? Apakah harus menyalahgunakan seni dan kreativitas itu sendiri?
Harusnya jika diberi fasilitas maka pergunakan fasilitas tersebut untuk berkarya dan kreativitas yang positif yang bisa membanggakan Indonesia.
Seperti yang diunggah salah satu warganet melalui akun TikTok ferlitabreslin, dia menyebutkan, "alasan kenapa tidak suka Citayam Fashion Week karena menjadi sarang LGBT yang diwajarkan."
Akun ferlitabreslin itu juga membahas jika bibit LGBT bisa muncul dari fenomena Citayam Fashion Week mengingat banyaknya influencer yang mendukung.
Unggahan akun tersebut kemudian viral dan banyak warganet yang setuju.
"Yang seperti ini aku setuju," tulis salah satu warganet.
Baca Juga: PEMBAHASAN Kunci Jawaban Matematika Kelas 8 Semester 1 Halaman 22 dan 23 Ayo Kita Berlatih 1.4
Tak dapat dipungkiri di jaman sekarang juga banyak sekali influencer yang mendukung perilaku LGBT.
Seperti diketahui perilaku LGBT ini tidak sesuai dengan undang-undang dan agama, karena perilakunya menyimpang bahkan bisa menimbulkan berbagai penyakit.***
