“haadzihis sanati”, maka lafaz “haadzihis sanati” seharusnya menjadi dhorof zaman (keterangan waktu) yang harus dibaca “haadzihis sanata”.
Baca Juga: Cek Hasil Sidang Isbat Ramadhan 2022 Penetapan Awal Puasa 1443 Hijriah Kemenag Jumat, 1 April 2022
Sehingga bacaannya menjadi sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةَ لِلّه تَعَالَى
Nawaitu shouma ghodin ‘an adaai fardli syahri romadhoona hadzihis sanata lillaahi ta’aala.
Jika bacaannya seperti di atas, secara kaidah nahwu memang benar, tapi secara makna telah terjadi perubahan sebagai berikut:
“Aku niat puasa besok, untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan, selama setahun ini.”
Bacaan tersebut rusak secara makna karena lafaz “haadzihis sanata” yang berstatus sebagai dhorof menunjukkan waktu dilaksanaknnya niat menjadi selama satu tahun.
Padahal, niat hanya membutuhkan waktu sebentar dan puasa hanya butuh beberapa jam saja.
Yang lebih keliru, adalah membaca “romadhona” dan “haadzihis sanati” seperti berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّه تَعَالَى
Nawaitu shouma ghodin ‘an adaai fardli syahri romadhoona haadzihis sanati lillaahi ta’aala.