Wachid menduga, mahalnya harga sembako di aplikasi tersebut karena tidak adanya sistem kontrol yang memadai dari Kemensos.
Baca Juga: Masa Sanggah Telah Selesai, 21 Peserta Provinsi Jawa Tengah Lolos Tahap Berikutnya
"Gak ada kontrol yang jelas. Pada akhirnya program E-Warong seperti proyek bancakan segelintir oknum pemangku kebijakan. Bayangkan misalnya selisih harga di E-Warong dengan di warung biasa itu cukup besar. Lalu sisa saldo para penerima bansos juga mengendap dan gak jelas kemana larinya," tandas eks Kapoksi Komisi VI Fraksi Gerindra itu.***(Ahmad Rifki/Suara Merdeka Muria)