Taj Yasin : Mahasiswa Didorong Untuk Menciptakan Inovasi Menyukseskan Program Vaksinasi

- 12 Agustus 2021, 21:36 WIB
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Gus Taj Yasin Maimoen (mengenakan peci).
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Gus Taj Yasin Maimoen (mengenakan peci). /dok Humas Pemprov Jateng

Portal Kudus-Mahasiswa didorong untuk menciptakan inovasi yang membantu menyukseskan program atau pembangunan yang dilakukan pemerintah. Salah satunya, untuk memperlancar vaksinasi Covid-19.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, saat menjadi pemateri dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Tidar Magelang secara virtual, Rabu (11 Agustus 2021.

Baca Juga: Jawa Tengah Mendapat Bantuan Dari PT Hetzer Medical Indonesia dan Dompet Dhuafa

Menurutnya, saat ini pemerintah tengah melakukan percepatan vaksinasi Covid-19. Namun, masih ada kelompok masyarakat yang enggan, ragu-ragu dan bahkan menolak mendapatkan vaksin Covid-19.

“Saat ini yang sedang kita gencarkan di pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten/kota, yaitu vaksinasi (Covid-19). Vaksinasi ini belum serta merta diterima oleh masyarakat secara keseluruhan. Masih ada lho masyarakat yang enggan, atau ragu atau takut bahkan yang paling ngeri adalah menolak vaksin, ” bebernya. 

Masyarakat yang menolak, umumnya karena menerima informasi yang tidak utuh mengenai dampak vaksin. Mereka cenderung lebih memperhatikan sejumlah kasus yang muncul di media massa, yang diduga terkait dengan vaksinasi. Padahal, belum tentu kasus tersebut sebagai kejadian ikutan pascaimunisasi.

Baca Juga: Sentra Kreasi Atensi (SKA) Kartini Secara Konsisten Memberikan Asistensi Rehabilitasi

Untuk itu, Gus Yasin, sapaan akrab Wagub, berharap mahasiswa memiliki inovasi untuk mengatasi berbagai persoalan terkait vaksinasi. Misalnya, big data yang memuat catatan medis masyarakat, yang nantinya bisa menjadi acuan tim medis untuk memutuskan, apakah berdasarkan riwayat kesehatan tersebut seseorang bisa dilakukan tindakan vaksinasi.

Data tersebut, imbuhnya, juga untuk mengantisipasi jika ada peserta vaksinasi yang memberikan data tidak benar, khususnya menyangkut penyakit komorbid yang mungkin dideritanya. Sebab, saat ini skrining vaksinasi dilakukan manual melalui wawancara dengan peserta vaksinasi.

Halaman:

Editor: Sugiharto

Sumber: Jatengprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x