Kebutuhan Relawan Pemulasaran Jenasah di Yogyakarta Segera Ditingkatkan

- 6 Agustus 2021, 22:38 WIB
Ilustrasi: Relawan Pemulasaran
Ilustrasi: Relawan Pemulasaran /Istimewa/

Portal Kudus-Peningkatan kasus positif akibat Covid-19 di Yogyakarta belum mampu diturunkan secara signifikan. Penanganan pasien meninggal pun seringkali tampak kewalahan sehingga tidak lagi mempedulikan prosedur pemulasaraan yang baik dan tepat.

Hal ini kemudian memicu berbagai gejolak di tingkat masyarakat. Beberapa di antara yang mengalami kasus tak mengenakkan itu menyampaikan keluhannya kepada Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A.

Baca Juga: Mobil Listrik Arjuna UGM Berhasil Meraih Penghargaan di Annual FSEV Concept Challenge FSEV 2021

Mereka tidak bisa mengambil jenazah keluarganya untuk diurus sendiri padahal hasil swab negatif.

Selain itu, mereka juga meragukan pemulasaraan jenazah di rumah sakit yang kurang memperhatikan prosedur dari perspektif syar’i.
 
“Keresahan ini harus kita jawab. MUI dan NU sudah membuat prosedur pemulasaraan jenazah, tetapi seringkali tidak dilaksanakan secara benar," kata Senator Yogyakarta tersebut.

Baca Juga: Hendrar Prihadi Mengundang Beberapa Influencer di Diskusi Bertajuk Tetap Dapat Cuan di Tengah Pembatasan

"Alasannya adalah darurat dan banyaknya jenazah yang harus diurus. Darurat itu kan karena keterbatasan SDM, yang semestinya bisa ditambahkan dengan tenaga relawan. Bukan dengan pemangkasan prosedurnya. Inilah peran penting tim Husnul Khotimah ini,”  katanya pada acara ToT Relawan Pemulasaraan Jenazah yang diadakan oleh Lembaga Layanan Sosial “Husnul Khotimah” NU DIY di Gedung PWNU DIY.

Pria yang akrab disapa Gus Hilmy ini juga menyatakan bahwa kebutuhan terhadap relawan pemulasaraan jenazah tidak bisa ditunda.

Pasalnya, kasus meninggal belakangan ini sudah sampai puluhan, bahkan ratusan setiap hari. Sebagian kasus justru menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.

Halaman:

Editor: Sugiharto

Sumber: Suara Merdeka


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x