Portal Kudus – Porang yang memiliki umbi tunggal yang memiliki kandungan glukomanan. Glukomannan banyak digunakan sebagai bahan makanan tradisional di Asia seperti mie, tofu, jelly.
Kementerian Pertanian mencatat ekspor porang terus meningkat, bahkan selama periode Januari hingga Juli 2020 sebesar 14.568 ton dengan nilai Rp 801,24 miliar.
Tanaman Porang yang memiliki nama latin Amorphophallus oncophyllus Prain masuk dalam keluarga talas-talasan.
Baca Juga: Porang Menjadi Komoditas Ekspor menjanjikan, Berikut Penjelasan Kementrian Pertanian
Dalam Industry manfaat Porang juga dapat digunakan sebagai bahan unjuk mengkilapkan kain, perekat kertas, cat kain katun, woll dan tepungnya dapat dipergunakan sebagai penganti agar-agar, sebagai bahan pembuat negative film, isolator dan seluloid karena yang sifatnya yang mirip selulosa, dilansir dari litbang.pertanian.go.id.
Negara tujuan ekspor porang antara lain Jepang, Taiwan, Korea dan China serta beberapa negara di Eropa. Produk tanaman Porang diekspor dalam bentuk chip atau produk setengah jadi. Di negara tujuan, produk digunakan sebagai bahan dasar pangan hingga industri.
Sentra produksi porang di Indonesia antara lain adalah Jawa Timur, NTT, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan dan Sumatra. Sentra pengolahan tepung porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung, Maros.
Baca Juga: Hama Utama Tanaman Porang, Masih Menjadi Obyek Penelitian Bagi Kementrian Pertanian
Tanaman porang hidup baik di ketinggian 100-600 mdpl, suhu 23-35°C, curah hujan 1.000-1.500 mm pertahun.