Gunung Api Semeru Sangat Aktif, Berikut Perjalan Vulkaniknya Hingga Waspada

- 2 Desember 2020, 18:10 WIB
Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik terpantau dari Tumpang, Malang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menghimbau warga yang berada di radius 10 kilometer untuk waspada dan tetap berada di pengungsian dikarenakan aktivitas Semeru masih fluktuatif
Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik terpantau dari Tumpang, Malang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menghimbau warga yang berada di radius 10 kilometer untuk waspada dan tetap berada di pengungsian dikarenakan aktivitas Semeru masih fluktuatif /ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/rwa

Portal Kudus - Gunung Api Semeru, gunung yang berada di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur itu mengeluarkan awan panas dan guguran.

 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan, sebanyak 550 warga mengungsi pada Selasa 1 Desember pukul 01.23 WIB.

Berdasarkan data sementara BPBD kab Lumajang, pada Selasa pukul 09.00 WIB, pengungsian tersebar di dua titik, seperti dilansir portalkudus dari pemberitaan BNPB, 1 Desember 2020.

 Baca Juga: Abu Setinggi 700 Meter dan Suara Gemuruh, Keluar Dari Gunung Api Ili Lewotolok

Melihat secara kronologi, status aktivitas vulkanik Gunung Semeru berada pada level II atau ‘Waspada’ sebagai berikut:

Secara visual pada periode 1 Oktober hingga 30 November 2020, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. 

Erupsi terjadi menerus dan menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas kawah/puncak. Guguran batuan dari arah puncak terjadi tidak menerus sejak 19 Oktober 2020.

Baca Juga: PLN: Diskon Tambah Daya SUPER MERDEKA, Untuk UMKM dan IKM Berakhir 31 Desember 2020 

Pada 28 November, terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 km ke sektor tenggara lereng. 

Halaman:

Editor: Sugiharto

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x