Sejarah, Mengapa Disebut Hari Kesaktian Pancasila Pada Tanggal 1 Oktober

1 Oktober 2020, 07:51 WIB
/poster hari kesaktian pancasila/

Portal Kudus - Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober digunakan sebagai momen untuk memperkuat kesatuan dan persatuan.

Penetapan hari ini pun terkait erat dengan peristiwa yang biasa disebut Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI.

Pada 1965 itu, berlangsung peristiwa pembunuhan terhadap sejumlah jenderal.

Baca Juga: Ini Alasanya, Kenapa Tanggal 1 Oktober Disebut Hari Kesaktian Pancasila

Enam jenderal dan satu letnan TNI AD itu korban kekejian G30S/PKI pada 1965 silam.

Lantas, mengapa 1 Oktober bisa dikukuhkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila? Apa kaitannya dengan G30S/PKI?

Berikut ini mengapa 1 Oktober bisa dikukuhkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila di rangkum oleh PortalKudus.com

Jenazah enam jenderal dan satu letnan TNI AD ditemukan di sebuah lubang berdiameter 75 sentimeter dan kedalaman 12 meter di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Ketujuh jenazah ditemukan pada 4 Oktober 1965 dengan posisi kepala berada di bawah dan saling bertumpuk.

Ketujuhnya adalah Jenderal TNI (Anumerta) Achmad Yani, Letjen (Anumerta) Suprapto, Mayjen (Anumerta) MT Haryono, dan Letjen (Anumerta) Siswondo Parman.

Baca Juga: Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2020 sesudah G30S PKI di Tengah Pandemi Covid-19

Lalu Mayjen (Anumerta) DI Pandjaitan, Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomihardjo, serta Letnan Satu Corps Zeni (Anumerta) Pierre Andreas Tendean.

Kala itu, PKI menuduh para jenderal tersebut akan bertindak makar terhadap Sukarno melalui Dewan Jenderal.

Usai menculik dan membunuh enam jenderal dan satu perwira pertama, pasukan Letkol Untung keesokan paginya berhasil mengambil alih Radio Republik Indonesia (RRI) dan menyebarkan propagandanya.

Akan tetapi, perampasan itu hanya terjadi selama kurang dari satu hari, lantaran Kostrad mampu merebut kembali RRI. Selanjutnya, jenazah Ahmad Yani, beserta enam orang lainnya diketemukan di Lubang Buaya.

Baca Juga: 5 Poin Penyebab Terjadinya Pemberontakan Andi Azis di Makasar

Selama lima hari, pemberontakan berhasil diredam. Di bawah perintah Mayjen Soeharto, sisa-sisa pemberontak diburu ke seluruh penjuru, termasuk Aidit yang diduga otak Gerakan 30 September atau disingkat G30S.

Berkat segala perannya dan karena telah gugur di medan perang, yaitu Lubang Buaya, akhirnya ketujuh orang itu diberi kehormatan dengan menyandang gelar sebagai Pahlawan Revolusi.

Jasad para jenderal dan satu perwira pertama itu pun akhirnya berhasil ditemukan di sumur Lubang Buaya pada 3 Oktober 1965.

Kemudian pemerintah Orde Baru menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September.

Baca Juga: Tujuh Jenderal yang Dibunuh PKI, Lengkap dengan Foto dan Kisahnya

Sedangkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Pancasila memiliki kesaktian yang tidak dapat tergantikan oleh paham apapun.

Peneliti media dan pengajar jurnalisme Ashadi Siregar menuturkan, Hari Kesaktian Pancasila mengandung makna perkabungan nasional.

Menurut dia, kekuatan anti Pancasila atau berbagai pemberontakan, perlu disikapi dengan pemahaman kesejarahan yang bersifat rasional, bukan dengan irasionalitas keyakinan saktinya Pancasila.***

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler