Portal Kudus - 3 puisi hari santri nasional 22 Oktober 2023 singkat penuh semangat cocok peringatan hari santri milenial.
Puisi Hari Santri pada 22 Oktober 2023 adalah lantunan syukur dan penghargaan, melukiskan perjalanan panjang santri dalam memeluk ilmu dan meneladani kebenaran.
Di dalam setiap baitnya, puisi ini menggambarkan pesona pesantren yang menyiratkan kehidupan penuh makna, di mana setiap langkah yang diukur dengan cinta kasih, dan setiap doa yang diucapkan menjadi nyanyian syahdu.
Dalam nuansa puisi, kita merasakan getaran ketekunan santri yang mengukir ilmu di buku-buku klasik, memetik hikmah dari bait-bait Al-Qur'an, dan menyusuri lorong pesantren dengan langkah penuh rasa hormat.
Puisi ini menjadi jendela batin yang mengungkapkan perjuangan santri, menggambarkan kisah-kisah inspiratif yang menggelinding seperti air di sungai kebijaksanaan.
Hari Santri yang kita sambut dengan puisi ini bukan sekadar catatan tanggal di kalender, melainkan perayaan kearifan lokal yang menghentakkan alam bawah sadar bangsa.
Melalui kata-kata yang indah dan penuh makna, puisi ini membangun jembatan antara zaman dan generasi, menggugah kebangkitan semangat keislaman, dan membiarkan suara santri mengalun hingga ke ujung langit, merayakan ketinggian budi dan nurani.
Inilah contoh puisinya:
Di tanah pesantren, semangat berkobar,
Santri menjadikan ilmu sebagai tombaknya.
Berkas-berkas cahaya menyinari malam,
Membangun negeri, cita-cita yang harum.
Di pondok kecil, jendela kecil pesantren,
Santri belajar, mencetak jejak keunggulan.
Mereka bukan hanya pembawa doa,
Namun juga pilar pembangunan negeri ini.
Batinnya teguh, tekadnya membara,
Santri menggenggam impian bangsa yang jaya.
Bukan hanya di kitab-kitab tua,
Mereka temukan kunci rahasia kebesaran.
Berkat doa di sudut-sudut pesantren,
Santri menjadi tonggak kebenaran.
Menjalin semangat ukhuwah, bersatu dalam doa,
Membangun negeri, seperti bintang yang bercahaya.
Langkahnya tegas, bimbingan kyai menjadi penuntun,
Santri-sahabat negeri, mengukir prestasi.
Bukan hanya di madrasah, namun di seluruh lapisan,
Mereka menjadi pelopor, penyemangat, pionir perubahan.
Semangat santri membawa angin kebaikan,
Menggeser deras arus ketidakpastian.
Dengan ilmu dan akhlak yang mulia,
Mereka bergegas, membangun negeri tercinta.
Hari ini, santri tumpah ruah,
Semangat membara, membangun negeri yang damai.
Dengan pena di tangan dan hati yang suci,
Mereka menjadi garda terdepan, menyongsong masa depan cerah.
Pesantren adalah landasan, santri adalah pilar,
Bersama-sama, membangun negeri, tak kenal lelah.
Semangat santri membawa harapan,
Membentuk wajah negeri, penuh keindahan.
Di pesantren yang sunyi bersemi semangat,
Santri-sahabat ilmu, bermunajat penuh hati.
Menggapai cahaya, di dalam lembar-lembar kitab,
Berkilau seperti bintang di malam yang sunyi.
Langkah-langkah di masjid, doa meluncur lembut,
Menyusuri lorong pesantren, jiwa merenung khusyuk.
Di pelukan ilmu, hati santri berkobar-kobar,
Semangat yang menyala, tak terpadam oleh waktu.
Buku-buku tua, berserakan di mejanya,
Saksi bisu kisah keilmuan yang tak terhapus.
Di antara kata-kata bijak, ada perjalanan,
Santri menjelajahi lautan ilmu, tanpa kenal lelah.
Di bawah cahaya lampu yang temaram,
Malam tak lagi sunyi, santri menulis mimpi.
Bermimpi membawa ilmu, menyinari dunia,
Menjadi cahaya yang menuntun jalan lurus.
Bukan hanya membaca, bukan sekadar hafal,
Santri menangkap esensi ilmu, memahami makna.
Bagai pohon ilmu yang kokoh berakar,
Tumbuh tinggi, melambangkan kejayaan masa depan.
Semangat santri menuntut ilmu tak pernah surut,
Bagai pancaran sinar, menerangi gelapnya malam.
Mereka adalah penerus cakrawala bangsa,
Menggenggam pena, menulis sejarah keilmuan.
Hari Santri menggema, puisi ilmu berseri,
Semangat santri meluap, menyeruak ke langit.
Dengan kitab di tangan dan doa di bibir,
Mereka mengukir takdir, merajut masa depan yang gemilang.
Di pesantren yang sunyi, bersemi bunga iman,
Santri sejati, pilar kebesaran.
Bukannya hanya hafal ayat-ayat suci,
Namun dalam hati, terukir akhlak yang luhur.
Matahari terbit menyapa di tanah pesantren,
Santri sejati, berdiri teguh sejak waktu senja.
Bukan hanya menuntut ilmu di kitab-kitab tua,
Mereka meresapi nilai-nilai dalam setiap jeda.
Doa mengalir di sudut-sudut pondok,
Santri sejati, pencinta kebenaran yang hakiki.
Mereka bukan sekadar pelajar, melainkan pejuang,
Melawan kebodohan, menaburkan benih kebaikan.
Langkah kaki mereka tetap meniti jalan ilmu,
Santri sejati, penjaga tradisi mulia.
Dalam hati, terukir rindu kepada Ilahi,
Mereka berjalan, menghadap pelita hidayah.
Pesantren bukan sekadar tempat belajar,
Santri sejati, membawa makna dan arti.
Mereka adalah penjaga warisan leluhur,
Menyemai kebijaksanaan, mengukir masa depan.
Di tengah gemuruh dunia yang tak henti,
Santri sejati, menjadi pelita cahaya.
Bukan sekadar penerus, melainkan pengemban tugas suci,
Membangun peradaban, memimpin dengan adil.
Hari Santri merayakan kebesaran hati,
Santri sejati, harapan bangsa yang terpatri.
Dengan ilmu dan akhlak sebagai panji,
Mereka menjelma menjadi pahlawan sejati.
Demikian informasi tentang 3 puisi hari santri nasional 22 Oktober 2023 singkat penuh semangat cocok peringatan hari santri milenial.***