Arti dan Sejarah Tanda SOS, Kode Bahaya yang Viral Muncul di Pulau Laki dalam Google Map

20 Januari 2021, 18:30 WIB
SOS di Pulau Laki yang Viral di media sosial /Tangkapan layar Google Earth/Google Earth

Portal Kudus - Kemunculan tanda SOS di Pulau Laki Kepulauan Seribu di aplikasi Google Map sedang viral di media sosial. 

Sontak adanya tanda SOS tersebut membuat beberapa orang berspekulasi mengenai adanya kemungkinan penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ada yang masih hidup. 

Seperti kita tahu, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu 9 Januari 2021 lalu. 

Proses pencarian dan identifikasi korban penumpang pesawat tersebut masih terus dilakukan oleh tim gabungan. 

Baca Juga: Jangan Panik! Saat Terjadi Longsor, Lakukan Hal-hal Berikut Ini

Tanda SOS di Pulau Laki tersebut memunculkan dugaan merupakan sinyal dari penumpang pesawat Sriwijaya Air yang masih hidup dan meminta pertolongan. 

Akan tetapi, ada pihak yang berspekulasi bahwa itu merupakan sinyal dari nelayan yang bersandar di Pulau Laki. 

Ada juga yang menganggap itu sinyal dari penyelam Basarnas yang mendirikan posko di pulau tersebut.

Bahkan, ada pula yang menganggap sinyal SOS tersebut hanyalah ulah orang yang iseng. 

Sejarah dan arti SOS

Sebenarnya, apa arti SOS? Diolah dari berbagai sumber, SOS merupakan nama tanda bahaya kode morse Internasional. 

SOS bukan merupakan singkatan dari istilah apa pun. Meski sering diasosiasikan sebagai singkatan dari Save Our Souls  yang berarti "Selamatkan Jiwa Kami". 

SOS pada dasarnya merupakan kode Morse untuk tiga titik, tiga garis setrip, dan tiga titik (...---...).

Tiga titik (...) artinya huruf S, tiga garis setrip (---) artinya huruf O. Maka ...---... dibaca SOS.  

Baca Juga: Waspada Longsor Susulan! Ini Panduan Setelah Terjadi Longsor dari BNPB

Secara historis, sejarah tanda ini digunakan pertama kali oleh pemerintah Jerman pada 1 April 1905, terutama digunakan kapal laut. 

Saat itu, muncul masalah ketika kapal-kapal memasuki wilayah perairan negara lain dan kesulitan berkomunikasi dan meminta pertolongan sebab perbedaan bahasa dan tanda.  

Karena masalah terebut, negara-negara pun berdiskusi mencari solusi menentukan satu Kode yang bisa dipahami dan disepakati secara internasional. 

Kemudian pada momentum International Wireless Telegraph Convention 3 November 1906, kode Morse yang digunakan negara Jerman tersebut ditetapkan sebagai kode untuk memohon pertolongan, yaitu kode "...---..." atau kode morse yang artinya SOS. 

Sejak saat itu hingga sekarang, SOS menjadi simbol atau isyarat tanda bahaya dalam keadaan darurat yang digunakan orang meminta pertolongan.*** 

 

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler