Warung Prasmanan Djiancoek, Warung Makan Sepuasnya di Pantura Lasem

- 22 Juni 2022, 10:00 WIB
Menu lengkap di Prasmanan Djiancoek hanya Rp 8.500.
Menu lengkap di Prasmanan Djiancoek hanya Rp 8.500. /suaramerdeka-muria.com/Ilyas al-Musthofa

Portal Kudus - Warung Prasmanan Djiancoek, salah satu warung makan yang terkenal Pantura Lasem Rembang.

Warung Prasmanan Djiancoek yang digunakan warung di Lasem ini kepanjangan dari djian cucok. Warung Djiancoek buka selama 24 jam.

Selain namanya yang unik, Prasmanan Djiancoek di Lasem ini juga memiliki brand yang sangat berani.

Dilansir PortalKudus.com dari berita Suara Merdeka Muria berjudul Prasmanan Djiancoek Lasem : Bermula Puasa Dalail Saat Nyantri, Mangan Sak Wareke Hanya Rp 8.500

Brandnya adalah ‘Prasmanan Rp 8.500, Mangan Sak Waregmu’.

Baca Juga: Remaja Mengutil di Alfamart Rembang, Aksinya Terekam CCTV

Artinya, pembeli cukup merogoh kocek Rp 8.500, untuk mendapatkan nasi satu piring, lengkap dengan sayur dan satu macam lauk.

Dengan harga itu, pembeli bahkan bisa tambah sampai lima kali.

Selain itu, pembeli bebas memilih lauk dan sayur sesuka hati secara prasmanan.

Ternyata, ada cerita tersembunyi di balik tenarnya Prasmanan Djiancoek di Pantura Lasem.

Baca Juga: Ayo Liburan Bersama Keluarga, Pemkab Rembang Telah Menetapkan 12 Desa Wisata Baru

Pemilik Prasmanan Djiancoek, Rini Nur Aeni (38) menyebut, ada dua warung Djiancoek miliknya. Djiancoek satu berada di depan Mapolsek Lasem.

Sedangkan Djiancoek 2 berada di depan SMPN 1 Lasem.

Perempuan asli Desa Criwik Kecamatan Pancur yang saat ini sudah menetap di Sumbergirang Lasem ini mengungkapkan, Prasmanan Djiancoek terinspirasi dari kisahnya ketika nyantri.

Ketika itu tahun 2000, ia menjadi santri Ponpes Al Hidayat Lasem, di bawah asuhan Nyai Azizah Mashoem.

Baca Juga: Ayo Liburan Bersama Keluarga, Pemkab Rembang Telah Menetapkan 12 Desa Wisata Baru

Selama nyantri, ia nyaris jarang sekali mendapatkan kiriman biaya dari kedua orang tuanya.

Atas kondisi serba kekurangan itu, ia akhirnya memutuskan ikut ndalem, mengabdi kepada keluarga kyai.

Ia juga memutuskan menjalani puasa dalail (setiap hari puasa) selama 4 tahun berturut-turut lantaran memang sulit sekali mendapatkan makan.

Baca Juga: Kecelakaan Tragis di Jalan Pantura Kaliori, Satu Pengendara Tewas

Meski demikian, selama puasa dalail ia kerap tidak kebagian nasi saat sore menjelang buka puasa.

Sebab, ratusan santri pada masa itu selalu berebut nasi untuk makan.

Lantaran hal itu, ia pun kerap membeli nasi di sebuah warung di Desa Soditan Lasem yang tak jauh dari pondoknya.

Baca Juga: Dindukcapil Rembang Buka Layanan Melalui Aplikasi Whatsapp, Catat Nomornya

Warung itu milik Lek Las, yang namanya Warung Djiancoek.

Masa itu, dengan uang Rp 500, sudah dapat nasi lengkap dengan lauknya.

Mengenang masa sulit ketika nyantri tersebut, ia pun membuka warung Prasmanan Djiancoek.

Djiancoek 1 berdiri sekira setahun lalu, diususul Djiancoek 2 sekira tiga bulan lalu.

“Pesan Bu Nyai saya, ‘kalau ada orang minta makan jangan ditolak’. Maka saat saya punya warung, ingin orang-orang kecil bisa makan kenyang bebas memilih lauk dengan harga murah. Saya ikhlas dan niati ibadah,” jelas istri dari Suwardi (38) tersebut.

Baca Juga: Dindukcapil Rembang Buka Layanan Melalui Aplikasi Whatsapp, Catat Nomornya

Ibu tiga anak itu mengungkapkan, setiap hari tidak kurang dari Rp 5 juta untuk modal dua Prasmanan Djiancoek miliknya.

Modal itu, untuk bumbu dapur, gas, minuman, beras dan lainnya.

Ia tidak pernah menghitung berapa orang yang setiap hari singgah di warungnya.

Namun, banyak rombongan bus atau mobil perjalanan luar kota yang mampir di tempatnya.

Setiap hari tidak kurang dari 15 bus yang singgah.

Dengan tolak ukur itu, ia memperkirakan nyaris seribu porsi tersaji dari dua warung miliknya setiap hari.***

Editor: Kartika Kudus

Sumber: Suara Merdeka Muria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x