Hal itu tentunya begitu membantu para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya memberantas penyakit TB.
“Saat ini aplikasi itu sudah diterapkan di Puskesmas Kayen. Dan menurut keterangan para nakes mereka terbantu dengan aplikasi ini. Terlebih selain cukup memudahkan dalam proses screening maupun tracing, juga dilengkapi fitur googlemaps untuk melihat peta persebaran pasien TB,” imbuhnya.
Mereka mengaku membutuhkan waktu sekitar tujuh bulan dalam pembuatan aplikasi tersebut.
Dalam pembuatannya mereka juga sempat terkendala pernah mengalami eror saat pengcodingan sehingga harus diujicoba berkali-kali.
Kepala SMA PGRI Kayen Surata mengaku bersyukur siswanya kembali meraihprestasi di tingkat internasional.
Penghargaan itu menambah koleksi medali di tingkat internasional yang telah diraih siswanya di tahun-tahun sebelumnya.
“Apalagi mereka harus bersaing dengan banyak negara besar yang ada di Amerika, Asia, Eropa, Mexico, Belanda, Korea, hingga Malaysia,” jelasnya.
Pihaknya kini pun berupaya untuk terus mengembangkan aplikasi tersebut.
Bahkan pihaknya tengah mempertimbangkan untuk memasukkannya ke playstore sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat luas.