Tidak hanya Ilmu Agama, Santri Pesantren Quranuna Kudus Juga dibekali Ilmu Terapan

- 12 April 2022, 06:00 WIB
Santri Pesantren Riset dan Kreasi Prisma Quranuna, Kabupaten Kudus.
Santri Pesantren Riset dan Kreasi Prisma Quranuna, Kabupaten Kudus. /suaramerdeka-muria.com/ Ahmad Abdul Aziz A

Portal Kudus - Pesantren Riset dan Kreasi Prisma Quranuna Kudus memberikan program yang unik terhadap para santrinya.

Para santrinya tidak hanya dibekali ilmu agama, tapi juga diajari ilmu terapan.

Nama programnya yaitu Program Intensif Santri dan Mahasiswa Siap Guna (Prismaguna).

Dikutip PortalKudus.com dari berita Suara Merdeka Muria berjudul Tiru Wali Dakwah dengan Budaya, Para Santri Quranuna Dalami Pranatacara Bahasa Jawa

Ilmu terapan yang diajarkan seperti memasak, menuls, hingga pranatacara dalam Bahasa Jawa.

Prismaguna secara khusus mendatangkan Ki Dalang Sulardi untuk mengajari para santri berbahasa Jawa, pada Minggu 10 April 2022.

Baca Juga: Aksi Tongtek Berlebihan, Belasan Remaja asal Kecamatan Sukolilo ditertibkan

Pengasuh Pesantren Prisma Quranuna Nur Said mengatakan, dengan pembekalan menjadi pranatacara atau pembawa acara berbahasa Jawa, para santri diharapkan ikut nguri-nguri budaya Jawa.

Ia mengatakan, saat ini semakin sulit ditemui anak muda yang mahir berbahasa daerah, terutama Bahasa Jawa. Ia khawatir kondisi itu memicu krisis identitas bagi generasi muda.

“Anak-anak muda Kesulitan karena tidak biasa, jika diteruskan akan krisis identitas. Istilahnya Jawa tapi ora jawani,” katanya.

Ia berharap para santri mengenal identitas budaya milik mereka sendiri. Santri juga diharapkan mampu mengemas budaya dalam dakwah seperti para wali terdahulu.

“Diharapkan ada kesadaran budaya. Dengan kesadaran budaya ini, mereka akan menyampaikan pesan-pesan Islam,” katanya.

Baca Juga: Immigration Back School, Program Kantor Imigrasi Kabupaten Pati Kenalkan Politeknik Imigrasi

Noor Said mengatakan, selama Ramadan ini pihaknya menyiapkan program pembelajaran ilmu terapan seperti kelas memasak, kelas jurnalistik, dan pengelolaan konten media digital. Selain itu para santri juga mendalami ilmu agama, pranata cara dan tata bahasa Jawa.

Selain sebagai sarana mempertahankan budaya, ilmu pranatacara juga menjadi profesi yang menjanjikan. Ki Dalang Sulardi yang menjadi pemateri dalam pembekalan tersebut menyampaikan, profesi ini sangat menarik namun banyak yang berhenti di tengah jalan karena kesulitan mempelajari bahasa.

“Banyak yang belum terjun ke sana, karena merasa banyak salah, dari segi bahasa yang standar, padahal bisa dipelajari,” kata dia.

Selain menjadi pembawa acara berbahasa Jawa, profesi ini juga harus dibekali dengan pengetahuan budaya yang sesuai.

Baca Juga: Perapian Bediang Belum Padam, Satu Rumah di Blora Hangus Terbakar

Salah seorang santri, Rina (22) mengaku senang dengan diadakannya acara ini. Pelatihan pranatacara untuk para santri ini bisa menambah keahliannya.

“Dengan pelatihan ini bisa menambah soft skill bahasa Jawa, terutama saat terjun ke masyarakat,” katanya.

Rina mengatakan, bahasa Jawa memiliki tingkatan penggunaan seperti kepada anak dan orang tua menggunakan bahasa yang berbeda. Melalui kegiatan ini, ia dapat mempelajari penggunaan bahasa Jawa lebih baik.***

Editor: Candra Kartiko Sari

Sumber: Suara Merdeka Muria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x