Kangen Manggung, Seniman Ketoprak Beri Nama Warung Makannya 'Mie Siswo Budoyo'

- 27 Januari 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi Ketoprak
Ilustrasi Ketoprak / ANTARA/HO

Portal Kudus -Pandemi membuat banyak sektor mengalami gangguan, teruma sektor hiburan.

Larangan untuk hiburan membuat dunia seni tradisi mengalami penurunan pendapatan.

Para pemain ketoprak hampir kehilangan pendapatan selama pandemi Covid-19.

Dilansir PortalKudus.com dari Suara Merdeka Muria dengan artikel berjudul Nasib, Nganggur karena Pandemi, Pemain Ketoprak Ini Jual Mobil, Lalu Jadi Penjual Mie

Hartawan, salah satu pemain ketoprak dari Desa Mangunrekso, Kecamatan Tambakromo, Pati, merupakan salah satu pemain yang juga terdampak.

Selama dua tahun terakhir, Hartawan, mencari cara agar dapat bertahan hidup.

Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menjual mobil yang dimilikinya.

Baca Juga: Umat Tridharma di Kabupaten Jepara Bersiap-siap Jelang Tahun Baru Imlek yang ke 2573

Hasil berjualan mobil itu kemudian dia gunakan sebagai modal berjualan mie di pusat kuliner (Puser) di Desa Gabus, Kecamatan Gabus.

Uniknya, dia tetap mempertahankan kesan seni ketoprak di warung yang diberi nama Warung Mie Siswo Budoyo tersebut.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Turun, Kabupaten Jepara Tetap di PPKM Level 1

Di warungnya juga terlihat ada keris dan mahkota raja (kuluk), serta foto-foto saat dia manggung ketoprak.

Meski baru dilakoninya namun Hartawan tidak canggung dalam membuat pesanan, serta melayani pembeli dengan cekatan.

Dia juga menyatakan, selama ketoprak belum diperbolehkan manggung, maka satu-satunya cara bertahan hidup adalah berjualan mi.

“Mau bagaimana lagi, ini menjadi salah satu cara untuk dapat tetap bertahan saat tak boleh manggung,” ujarnya.

Padahal, biasanya setiap bulan Apit dalam penanggalan Jawa, kesenian ketoprak hampir selalu bisa ditemukan di setiap desa melalui momen sedekah bumi.

Baca Juga: Berawal dari Pelatihan, Seorang Petani di Kabupaten Kudus Sukses Menanam Padi Tanpa Pupuk Urea

Dalam bulan itu, seniman ketoprak memanen rejeki , karena jadwal manggung yang padat.

“Begitu juga setelah hari raya Idul Fitri atau atau menjelang hari raya Korban biasanya juga ramai tanggapan. Tapi dua tahun ini hampir tidak ada tanggapan,” tambahnya.

Oleh karena itu, dia berharap, pandemi covid 19 secepatnya berakhir sehingga bisa manggung ketoprak lagi.

Terlebih di Pati terdapat puluhan grup ketoprak dengan ratusan seniman yang kini nganggur tidak ada pemasukan.

“Harapannya tentu bisa segera mendapatkan izin pentas ketoprak lagi,” tandasnya.***

Editor: Candra Kartiko Sari

Sumber: Suara Merdeka Muria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x