“Selanjutnya akan kita serahkan kepada Dewan Kesenian Daerah (DKD) Jeara, sebagai bank naskah teater,” kata Didit.
Baca Juga: Kabar Gembira! 5 Bantuan Pemerintah Cair di Bulan November 2021, Begini Cara Daftarnya
Untuk LBPK tingkat nasional ini merupakan yang ke-10 dilaksanakan di Jepara. Harapannya, digelar secara rutin setiap tahunnya.
Tidak hanya para sastrawan dari Jepara, tapi mereka hadir dari Jawa Barat, Semarang, Demak, Pati, dan Kudus.
“Untuk final kami laksanakan di wisata mangrove Gelagah Wangi, sedangkan malam penganugrahan dilakukan di Pendopo R.A Kartini Jepara,” katanya.
Bupati Jepara Dian Kristiandi menyampaikan jika puisi dan karya sastra masih relevan untuk menjadi kontrol sosial di masyarakat.
Baca Juga: Yang Lagi Viral, Download Aplikasi Video Menjadi Pengantin
Melalui untaian kata diatas selembar kertas, karya puisi mampu menggambarkan sebuah kondisi, ruang dan waktu serta harapan-harapan akan hadirnya sebuah hal yang lebih baik.
“Dalam pembangunan daerah, karya sastra seperti puisi masih mampu sebagai kontrol sosial. Mampu menjadi penyeimbang bagi pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan,” kata Andi.
Dalam perjalanannya, karya sastra telah banyak mewarnai pembangunan negara ini. Mulai dari Angkatan Pujangga Lama, Angkatan Pujangga Baru, Angkatan 45, Angkatan Reformasi hingga saat ini para sastrawan masih menulis puisi yang bersifat perjuangan dan nasionalisme.