Portal Kudus - Setiap Lebaran Ketupat tiba di Bulan Syawwal, saat itulah masyarakat Jawa merayakan kemenangan setelah berpuasa enam hari dibulan Syawwal.
Selain merayakan lebaran kupat dengan makan makanan khasnya, lebaran ketupat juga menyimpan tradisi unik lainnya.
Khususnya masyarakat Jepara, yang memiliki profesi nelayan tentu sangat menantikan Lebaran Kupatan.
Setiap Syawwal tiba, tradisi unik dilaksanakan yaitu 'Lomban' dan 'Pelarungan Kepala Kerbau' ke tengah laut.
Lomban itu sendiri merupakan tradisi dimana pelarungan kelala kerbau ke tengah lau, setelah sebelumnya ada doa dan selematan bersama.
Antara Tokoh Agama, Tokoh Adat, Perkumpulan Nelayan Jepara, dan masyarakat umum yang ingin menyaksikan.
Baca Juga: Makna Lebaran Ketupat 2021 atau 1442 Hijriyah, Lebaran Puasa Syawal Penuh Hikmah
Semua masyarakat berkumpul jadi satu dengan jumlah yang sangat banyak, di tepi pantai menjadi lokasi yang padat pengunjung.
Dikutip Portal Kudus dari Jepara.go.id menjelaskan menganai tradisi unik dan khas masyarakat Jepara.
Suatu tradisi unik yang hanya ada dan dilaksanakan ketika Lebaran Kupat tiba, dan sangat khas sebagai ikon Orang Jepara.
Untuk ritual pelarungan kepala kerbau, diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintahan Kelurahan Ujungbatu dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jepara.
Karena larungan kepala kerbau ini merupakan ritual budaya yang menyangkut keyakinan para nelayan dan warga setempat, maka tetap diadakan. Hanya bentuknya sangat sederhana dan terbatas.
Pekan Syawalan ini biasanya berlangsung selama 6 hari setelah Idul Fitri dan puncaknya pada tanggal 8 Syawal dilakukan pelarungan kepala kerbau.
Ritual budaya yang kemudian dikenal dengan nama Lomban ini berlangsung lebih satu setengah abad ini ,diawali dengan proses pelarungan kepala kerbau beserta sesaji yang melengkapinya.
Setelah sebelumnya ada doa ucapan syukur di TPI Ujungbatu.
Ritual ini sebagai ucapan syukur nelayan Jepara kepada Sang Pencipta atas rejeki dan keselamatan yang diberikan selama satu tahun kepada mereka hingga hasil tangkapan ikan melimpah.
Sebelum prosesi pelarungan, biasanya ada ziarah ke makam Mbah Ronggo yang ada di serta pagelaran wayang kulit di TPI Ujungbatu.
Setiap tahun, even budaya ini sangat ditunggu oleh warga masyarakat di Jepara. Mereka tidak akan melakukan aktifitas kerja sebelum Pesta Lomban selesai.
Bahkan mereka yang berada di perantauan rela untuk meluangkan waktunya hanya sekedar datang menyaksikan keramaian di Jepara.
Kupat merupakan semacam wadah berbentuk kotak unik berbahan janur yang dianyam sedemikian rupa.
Untuk membuatnya memang gampang-gampang susah dan pastinya perlu ketelatenan.
Istilah Kupatan pertama kali dibuat oleh seorang anggota dewan Walisongo, Raden Mas Said atau Sunan Kalijaga.***