Portal Kudus - Beberaapa gedung sekolah di Kabupaten Rembag mengalami kerusakan yang parah hingga tidak layak.
Seperti SDN 2 Dresi Kulo Kaliori yang beberapa ruang sekolahnya rusak parah. Lalu SDN 2 Pulo Kecamatan Rembang yang tidak memiliki ruang guru, ruang kepsek dan komputer yang miring hingga tiga kelas yang kondisinya miring.
Ruang guru dan komputer ambrol pada bagian ternit, serta kerangka atap.
Dilansir Portalkudus.com dari berita Suara Merdeka Muria berjudul SDN 2 Pulo Rembang : Atap Ambrol dan Ruang Kelas Miring, Siswa Belajar di Tengah Ancaman Bencana
Begitu pula dengan ruang kepsek yang retak-retak dan termakan rayap pada sejumlah bagian.
Baca Juga: Batal Undang Denny Caknan dan Happy Asmara, Bupati Rembang Tetap Upayakan Panggung Hiburan
Pihak sekolah terpaksa mengosongkan tiga ruang tersebut.
Sudah lebih dari setahun ini, kepsek dan guru berkantor di ruang perpustakaan yang sejatinya juga kondiisnya cukup memprihatinkan.
Sekilas konstruksi bangunan miring dan terpaksa pada bagian terasnya diganjal menggunakan dua pohon jati.
Selain itu, tiga ruang lainnya untuk kelas 1, 2 dan 3 kondisinya juga memprihantikan dan membahayakan.
Baca Juga: Jembatan Ambrol, Bina Marga Jateng Wilayah Pati Cek Kondisi di Rembang
Sekilas bangunan Nampak miring dengan lantai yang sudah tidak rata dan pecah-pecah.
Bahkan, sejatinya bangunan perpustakaan yang difungsikan sebagai ruang kasek dan guru serta tiga ruang kelas 1, 2 dan 3 itu kurang layak pakai.
Sekilas kondisinya yang miring dikhawatirkan mengancam keselamatan warga sekolah yang menggelar pembelajaran di sana.
Baca Juga: Hujan Deras, Jembatan Penghubung Kecamatan Sedan dan Pamotan Rembang Ambrol
Kondisi di lapangan, sebagian siswa terutama kelas 1, 2 dan 3 belajar di tengah ancaman ruang roboh.
Kepala Sekolah SDN 2 Pulo, Selamet menyatakan, sudah melaporkan kondisi rusaknya bangunan sekolah kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora).
Sejauh ini sudah dua kali dilakukan pengukuran di sekolahnya.
Baca Juga: Hujan Deras, Jembatan Penghubung Kecamatan Sedan dan Pamotan Rembang Ambrol
Namun hingga pertengahan 2022 ini, pembangunan tak kunjung dilakukan.
Oleh karena itu, ia pun menerima melaksanakan pembelajaran di tengah kondisi yang terbatas dan membahayakan keselamatan warga sekolah.
“Tahun 2020, saya lihat di ruang guru kok dimakan rayap, dan kondisinya ada indikasi rusak di bagian atas, akhirnya diputuskan pindah ruang ke perpustakaan. Benar saja, beberapa hari setelah itu, bagian atas ruang kelas dan TIK ambrol,” jelas dia.
Baca Juga: Perdana, Pesawat Citilink akan Mendarat di Bandara Ngloram Kabupaten Blora
Ia mengungkakan, untuk kondisi ruang kelas 1, 2 dan 3 sejatinya juga banyak bagian tembok yang retak dan lantai rusak.
Kondisi sedikit lebih baik terjadi di ruang kelas 4, 5 dan 6 meski lantainya juga banyak yang rusak.
“Kami punya 152 siswa yang belajar setiap hari,” ujarnya.***