Sudah Dua Tahun Lampu Mati, Candi Perbatasan Jateng-Jatim di Kabupaten Rembang Jadi Tempat Mesum

1 April 2022, 10:00 WIB
Lampu Candi perbatasan Jateng-Jatim di Rembang /Suara Merdeka Muria/Ilyas al-Musthofa

Portal Kudus - Candi perbatasan Jateng-Jatim yang berlokasi di Desa Temperak, Kecamatan Sarang Rembang selalu gelap gulita di malam hari.

Keadaan tersebut dikarenak padamnya lampu yang terpasang pada dua tiang setinggi 15 meter.

Dikonfirmasi, Pemkab Rembang tidak memiliki anggaran untuk mengganti lampu tersebut yang harganya mencapai Rp15juta dan totalnya mencapai Rp120juta.

Dikutip PortalKudus.com dari berita Suara Merdeka Muria berjudul Lampu Perbatasan Padam hingga Jadi Lokasi Mesum, Pemkab : Tidak Ada Anggaran Perawatan

Nyaris tidak ada penerangan umum yang secara khusus menerangi kawasan tersebut.

Sekretaris Dinas Perhubungan (Dinhub) Rembang, Raidiyanto menyatakan, tahun ini pihaknya tidak memiliki anggaran perawatan untuk lampu kawasan perbatasan Jateng-Jatim.

Harga jenis lampu yang terpasang di kawasan perbatasan termasuk mahal.

“Kami belum menganggarkan perawatan. Perawatan dan tagihan listrik lampu di kawasan itu menjadi tanggung jawab Dinhub Rembang. Kalau rusak berat, kami koordinasi dengan pusat. Tapi sekarang belum ada kabar dari pusat,” terang Raidiyanto.

Baca Juga: Serahkan Bukti Sepeda Motor, Polres Rembang Tidak Menarik Biaya Sepersepun

Selain soal anggaran, Dinhub juga tidak memiliki sarana crane yang tingginya menjangkau tiang lampu perbatasan.

Ia memperkirakan, tinggi tiang lampu di perbatasan Jateng-Jatim Sarang mencapai sekira 15 meter.

Namun, sementara ini alat crane yang dimiliki Dinhub Rembang hanya menjangkau pada ketinggian maksimal 9 meter.

Saat ini, pihaknya sedang pengadaan crane dengan jangkauan tinggi hingga 14 meter menggunakan APBD 2022.

Berdasarkan penuturan warga, dampak padamnya lampu utama kawasan perbatasan Jateng-Jatim, area candi yang dibangun di sana kerap menjadi lokasi favorit muda-mudi berbuat mesum.

Bukan hanya bercumbu, warga kerap memergoki pasangan mabuk asmara itu cuek melakukan hubungan seks di kawasan candi.

Baca Juga: Selesaikan Muscab, Pengurus Persipa Pati Siapkan Stratak untuk Mencari Dukungan

Seorang warga setempat, Hepi mengungkapkan, aksi bejat pasangan muda-mudi di kawasan candi perbatasan bukan hanya malam hari.

Ia beberapa kali menyaksikan dengan kepala sendiri aksi mesum mereka terjadi pada siang hari. “Dampak matinya lampu, anak-anak muda pacaran sesuka hati sampai berhubungan badan,” terang Hepi.

Menurut Hepi, lokasi favorit berbuat mesum bagi pasangan muda-mudi di pebatasan bukan hanya kawasan candi saja.

Mereka juga kerap berbuat mesum di tepi pantai yang berada di utara area candi.

“Beberapa yang berbuat mesum di sini yang perempuan memakai seragam sekolah. Jilbabnya digunakan menutup muka. Selain itu, kawasan perbatasan juga kerap dijadikan lokasi minum miras,” ujarnya.

Pemilik warung di area candi perbatasan, Tarmuji mengatakan, lampu pada tiang timur sempat dilakukan perbaikan pada sekira Februari lalu.

Baca Juga: Diduga Pesta Sabu, Polres Kudus Grebek Rumah Kos di Kecamatan Jati

Namun, lampu tersebut hanya menyala dua pekan, dan kemudian mati kembali sampai sekarang.

Sedangkan lampu pada tiang barat sudah lebih dua tahun ini padam.

Terkait kabar kawasan perbatasan kerap menjadi lokasi mesum, ia membenarkan.

Ia mengaku pernah menyiram air dengan ember pasangan yang mesum di pelataran candi.

“Saat mesum, ditegur tidak berhenti. Akhirnya saya ambil air, menyiramkan kepada mereka,” tandasnya.***

Editor: Candra Kartiko Sari

Sumber: Suara Merdeka Muria

Tags

Terkini

Terpopuler