Masih Terdapat Kasus Stunting di Beberapa Desa, Bupati Demak Beri Perhatian Khusus

3 Agustus 2021, 22:51 WIB
Bupati Demak /Instagram.com/@dr.eistianah

Portal Kudus-Pemerintah Kabupaten Demak mengajak sejumlah OPD, puskesmas dan instansi serta elemen masyarakat sampai ke tingkat desa untuk bersama-sama mencegah dan menurunkan stunting.

Hal itu dilakukan karena masih terdapat kasus stunting di 10 desa. 

Bupati Demak Hj Eisti'anah menuturkan stunting merupakan masalah nasional yang harus mendapat penanganan serius. Sebab, stunting dapat mempengaruhi kualitas SDM.

"Semua OPD terkait termasuk pemerintah desa kami minta agar bersama-sama mengupayakan pencegahan dan penurunan stunting," katanya saat membuka Rembug Stunting Tingkat Kabupaten Demak, di Pendapa Kabupaten, Selasa 3 Agustus 2021.

Acara dihadiri Wakil Bupati KH Ali Makhsun, Sekda Singgih Setyono, Kepala Bappedalitbang Suhasbukit, Kepala Dinkes Demak Guvrin Heru Putranto. Kegiatan yang dilangsungkan secara virtual tersebut dadir pula para kepala OPD, Camat dan Kepala Puskesmas se Kabupaten Demak.

Bupati menambahkan, dampak yang ditimbulkan stunting sangat luas dan permanen karena bisa membuat terganggunya perkembangan jaringan otak pada anak yang stunting sehingga berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia ke depan.

"Kita semua harus menyelematkan masa depan generasi penerus bangsa agar sehat, normal dan berdaya saing tinggi," tutur bupati.

Baca Juga: Satreskim Polres Demak Tangkap Pelaku Pencurian Motor, Pelaku Merupakan Warga Sayung

Kabid Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupate Demak yang juga Ketua Penyelenggara Rembug Stunting, dr Anggoro Karya Adisarsono menyampaikan, bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbul pada balita karena kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk seusianya. Kendati stunting dipengaruhi sejak bayi pada masa kandungan dan pada awal lahir, namun baru tampak setelah usia 2 tahun.

Prevalensi stunting di Indonesia cukup tinggi sebesar 30,8 persen. Sedangkan kondisi di kabupaten Demak saat ini berdasarkan data riil hasil penimbangan serentak pada bulan Februari 2021 prevalensi stunting tercatat di angka 4.84 persen dari jumlah data sasaran 98.208 balita. Dan ini menunjukkan terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yakni pada Agustus 2020 sebanyak 6.05 persen.

"Kabupaten Demak masih menjadi locus stunting bersama 360 kabupaten/kota se Indonesia. Di Demak ini locusnya ada di 10 desa," terang Anggoro.

Baca Juga: Berikut Daftar Kecamatan di Blora yang Berstatus Zona Orange

Untuk itu melalui Rembug Stunting, pihaknya berharap ada komitmen seluruh lintas sektoral dalam perencanaan, pekaksanaan dan evaluasi penanggulangan
Sementara Kadinas Kesehatan Guvrin Heru Putranto mengemukakan, pandemi covid-19 menjadi kendala pelaksanaan posyandu. Selama ini posyandu menjadi bagian dari upaya mencegah stunting.

"Situasi pandemi covid-19 saat ini menjadikan posyandu belum aktif secara optimal dan tentunya menghambat pemantauan pertumbuhan balita," ujarnya.

Baca Juga: Berikut Data Kasus Covid-19 di Kabupaten Pati

Dia pun sependapat bahwa penanganan stunting membutuhkan dukungan lintas program serta lintas sektoral. Adapun intervensi bidang kesehatan yang telah dilakukan yakni intervensi gizi spesifik di antaranya pemberian tablet tambah darah, suplementasi vitamin A, promosi asi eksekutif, promosi makanan pendamping asi.

"Pemberian vitamin A biasanya dilangsungkan pada Agustus. tetapi karena masih pandemi maka akan dicari cara yang terbaik agar program pemberian vitamin A dapat terlaksana," katanya.***

Artikel Ini Telah Tayang di Suara Merdeka dengan Judul Stunting di 10 Desa, Bupati Demak Libatkan Lintas Sektoral Turunkan Kasus

Editor: Sugiharto

Sumber: Suara Merdeka

Tags

Terkini

Terpopuler