Portal Kudus - World Health Organization (WHO) atau organisasi kesehatan dunia baru saja mengumumkan jika kecanduan game atau gaming disorder sebagai penyakit baru.
WHO mengatakan itu merupakan kondisi kesehatan mental yang berpotensi serius. Kecanduan game didefinisikan oleh pasien yang semakin memprioritaskan permainan online maupun offline di platform apapun dibanding dengan mengerjakan aktivitas lain.
Apabila seorang anak fanatik terhadap game seperti Candy Crush Saga atau Fortnite ternyata anak tersebut tidak sendirian.
Faktanya, menurut sebuah studi oleh Entertainment Software Association, 65 persen kehidupan rumah tangga di Amerika adalah rumah bagi seseorang yanh bermain video game secara rutin.
Mudahnya akses dengan adanya perkembangan teknologi seperti smartphone, perangkat lainnya, dan game gratis untuk dimainkan membuat seseorang kecanduan game terus menerus.
Bahkan, beberapa ahli mengatakan bahwa video game memiliki kualitas adiktif atau candu sama seperti narkoba atau minuman alkohol.
"Cobalah untuk mengidentifikasi kekuatan lain yang dimiliki oleh anak dan berikan dukungan untuk mencapainya," kata Dr. Krakower.
Gamer yang menghabiskan banyak waktu di dunia online cenderung memiliki sedikit teman di dunia nyata. Dukung dan beri semangat ketika membantu anak untuk mengatasi kecanduannya terhadap game.