Tradisi Leluhur Jawa Tedak Siten, Anak Menapaki Alam Raya

- 10 Februari 2022, 08:41 WIB
ilustrasi bayi perempuan nama anak dengan bahasa Prancis Kekinian
ilustrasi bayi perempuan nama anak dengan bahasa Prancis Kekinian / sierraelegance/Pixabay

Portal Kudus - Ketika seorang bayi berusia sekitar tujuh sampai delapan bulan, maka masyarakat di Jawa bisa menggelar tradisi tedak siten. Tradisi ini adalah tradisi yang diwariskan dari para leluhur Jawa yang masih eksis hingga kini. Nama lain tradisi tedak siten adalah upacara turun tanah.

Secara bahasa, tedak berarti "turun". Sedangkan siten berarti "tanah". Dalam tradisi tedak siten memiliki tujuan supaya sang anak kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.

Tradisi atau upacara tedak siten dilaksanakan ketika sang anak mulai memasuki usia tujuh bulan dari kelahirannya dalam hitungan pasaran Jawa. Dalam pasaran Jawa satu bulan memiliki 36 hari. Dapat dikatakan bahwa tujuh bulan dalam kalender Jawa sama dengan delapan bulan dalam kalender Masehi.

Tradisi tedak siten dalam pandangan leluhur Jawa memiliki makna sebagai penghormatan kepada bumi yang merupakan tempat sang anak pertama kalinya menginjakkan kakinya. Dalam pelaksaannya tak lupa juga diiringi pemanjatan do'a dari orang tua dan para sesepuh agar sang anak kelak dapat sukses dalam kehidupannya.

Pelaksanaan upacara tedak siten dilaksanakan di pagi hari. Dalam upacara tedak siten biasa disajikan aneka makanan tradisional untuk selamatan. Diantara makanan tradisional tersebut adalah jadah atau tetel warna. Jadah atau tetel warna adalah makanan tradisional di Jawa yang terbuat dari beras ketran yang dicampur bersama parutan kelapa muda dan ditumbuh hingga menyatu dan nantinya bisa diiris. Jadah akan diberi pewarna makanan merah, putih, kuning, jingga, hitam, dan ungu.

Makanan tradisional jadah memiliki makna tersendiri. Jadah bermakna kehidupan untuk sang anak. Sedangkan warna-warni menggambarkan perjalanan sang anak kelak. Makanan jadah akan disusun dari warna hitam ke warna putih. Penyusunan warna ini bermakna supaya masalah yang berat sekalipun akan memperoleh penyelesaiannya.

Dalam upacara tedak siten juga terdapat makanan tradisional lainnya, yakni tumpeng dan ayam utuh.

Baca Juga: Kopi Ternyata Dapat Mencegah Penyakit Jantung, Begini Penjelasan Dari Dr Tirta

Makanan tradisional tumpeng memiliki makna agar anak kelas akan menjadi manusia yang bermanfaat dan berguna. Makanan sayur kacang panjang bermakna semoga usia anak dapat panjang. sayur kangkung bermakna kesejahteraan bagi kehidupan anak. Kecambah bermakna kesuburan. Dan, ayam bermakna kemandirian.

Pelaksanaan upacara tedak siten dilanjutkan dengan menapakkan kaki bayu di atas jadah yang memiliki 7 warna. Selanjutnya adalah prosesi naik tangga. Tangga yang digunakan dalam upacara tedak siten terbuat dari tebu berjenis Arjuna yang dipercantik dengan aneka kertas warna warni.

Halaman:

Editor: Candra Kartiko Sari

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x