Potret Temuan Unik Situs Manusia Purba di Gunung Patiayam Kudus

- 16 Januari 2024, 16:35 WIB
tanda manusia purba di Gunung Patiayam
tanda manusia purba di Gunung Patiayam /Feri Latief, Instagram/@feri_latief/@disbudparkudus

Portal Kudus - Melansir dari Instagram @natgeoindonesia, yang juga di-repost oleh akun Instagram @disbudparkudus, menampilkan informasi tanda-tanda manusia purba di Gunung Patiayam.

Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN sedang meneliti situs manusia purba di Patiayam, Kudus, Jawa Tengah.

Penelitian ini dipimpin oleh Prof. Truman Simanjuntak, pakar prasejarah senior yang kini juga sebagai Kepala Lembaga CPAS (Centre for Preshistory and Austronesian Studies), Yayasan Pusat Studi Prasejarah dan Austronesia.

Baca Juga: Bupati Rembang Telah Terima LHP Kepatuhan atas Belanja Infrastuktur dari BPK Provinsi Jawa Tengah

Pada masa purba, Gunung Patiayam merupakan daratan yang terpisah dengan Pulau Jawa. Gunung ini diapit pulau lain di sisi utaranya—yang sekarang menjadi Gunung Muria—dan di selatannya—kini Pegunungan Kendeng. Sejauh ini, Patiayam menyimpan artefak batu yang melimpah dan fauna yang tidak ditemukan di situs lainnya.

"Situs Patiayam penting karena kekayaan fosil kandungannya (hewan dan manusia purba), termasuk peralatannya yg dibuat dari batu. Situs ini menjadi lebih menarik lagi, karena lokasinya—bersama Gunung Muria—yang terisolasi dari daratan Jawa pada masa itu," ucap Truman.

Truman menambahkan tentang keunikan situs ini, "Biasanya erectus memilih wilayah hunian di daerah aliran sungai seperti Bengawan Solo, tapi di Patiayam tidak ada sungai besar, kecuali sungai kecil yang sebagian besar musiman. Situs ini juga lebih jarang dibicarakan jika dibandingkan dengan situs Sangiran, Trinil, Ngandong, dan lain-lain," lanjutnya.

Baca Juga: Informasi Penting Pertandingan Persipa Pati di Liga 2 Tahun 2023/2024

Para peneliti yang terlibat: Retno Handini, Ruly Fauzy, Sofwan Noerwidi, Harry Octavianus, Mirza Ansori, Unggul Prasetyo, Ferry Fredy Kawur, Ngadiran, dan pakar biomolekuler Wuryantari, serta mahasiswa Departemen Arkeologi FIB-UGM.

Mereka juga dibantu tenaga lokal yang berpengalaman dalam penelitian arkeologi. Mereka melakukan eskavasi di beberapa lokasi yang akan berlangsung sampai 21 Januari 2024.

Halaman:

Editor: Kartika Kudus

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah