Network
Portal Kudus - Spesial khutbah Jumat kali ini membahas tentang apa yang sebenarnya manusia harus pikirkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk senantiasa beribadah kepadaNya. Karena itulah tujuan hidup kita di dunia. Allah berfirman pada Surat Adz-Dzariyat ayat 56.
Artinya, "Tidaklah Allah ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala."
Maka setiap hambanya berkewajiban untuk benar-benar memperhatikan ibadahnya karena ini merupakan tujuan hidupnya.
Baca Juga: Amalan Doa Malam Asyura 10 Muharram Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maula Wanikman Nashir
Manusia diciptakan hidup di dunia hanya untuk sementara, manusia diciptakan bukan hanya sekadar mencari dunia semata.
Melainkan ada kewajiban yang lebih besar yang harus dilaksanakan yaitu beribadah karena ibadah kebutuhannya lebih besar dibanding makan dan minum walaupun memang tetap dibutuhkan di dunia ini.
Lalu, apa yang sebenarnya manusia harus pikirkan?
Kita hidup di dunia hendaklah waspada. Jangan sampai kita tenggelam hanya karena mengejar dunia.
Sesungguhnya hati yang telah dipenuhi dengan cinta dunia, ia akan tenggelam dan karam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu mengingatkan dalam Al-Qur’an tentang hakikat dunia. Allah berfirman pada Surat Al Hadid ayat 20 yang artinya, "tidaklah kehidupan dunia kecuali kesenangan yang menipu.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun mengingatkan dalam hadits-haditsnya yang shahih tentang hakikat dunia.
Bahwasanya dunia itu sesuatu yang hina dimata Allah Ta’ala. Semua itu adalah agar kita tidak tertipu dengan dunia, tidak tertipu dari perjalanan kita menuju kehidupan akhirat.
Apabila manusia hatinya hanya mengharapkan dunia dan dunia, maka akhiratnya pun hancur lebur, yang diharapkan dari ibadah hanya dunia, yang diharapkan dari ibadah hanya harta.
Jadi, yang sebenarnya manusia harus pikirkan adalah bagaimana mempersiapkan bekal untuk pulang ke tempat yang sebenar-benarnya tempat pulang yaitu kehidupan di akhirat.
Bagaimana supaya bisa berbuat baik kepada sesama dan tidak mendzalimi diri sendiri maupun orang lain.
Bagaimana menjaga diri agar terhindari dari segala bentuk kesyirikan yang merajalela dibungkus dengan modernisasi zaman.
Serta, Bagaimana manusia dapat menambah amalan kebaikan dan meninggalkan segala amal buruk untuk menuju Surga yang akan dituju.
Itulah sebenarnya yang harus dipikirkan manusia yakni orientasi pada akhirat yang kehidupannya kekal.***
