“Sesungguhnya di dalam tubuh seseorang terdapat segumpal daging, apabaila gumpalan itu baik, maka baiklah seluruh tubuh itu. Namun jika gumpalan itu jelek, maka rusaklah seluruh tubuh itu. Ingatlah gumpalan itu adalah hati” (hadits ini disepakati kesahihannya oleh semua ahli hadits).
القَلْبُ مَلِكٌ، وَالأَعْضَاءُ جَنُودُهُ؛ فَإِذَا صَلُحَ القَلْبُ، صَلُحَتْ الرَّعِيَّةُ، وَإِذَا فَسَدَ، فَسَدَتْ
“Hati bagaikan raja, dan bala tentaranya adalah anggota tubuh manusia. Jikalau baik sang hati, maka baiklah rakyatnya. Namun jika rusak sang hati rusaklah segalanya.”
اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ وَلَوْأَفْتَوْكَ وَأَفْتُوْكَ وَأَفْتُوْكَ
“Mintalah petunjuk pada hati (kecil)-mu, walaupun mereka (orang-orang) memberikan petunjuk padamu, walaupun mereka memberikan petunjuk padamu, walaupun mereka memberikan petunjuk padamu.”
Untuk memperbaiki hati hendaklah menghindari 4 perkara ini.
Pertama Riya, menurut Imam al-Ghazali adalah mencari kedudukan di hati manusia dengan cara melakukan ibadah dan amal.
Kedua, 'ujub, Menurut Imam al-Ghazali, ujub adalah sifat merasa diri serba berkecukupan dan berbangga hati atas nikmat yang ada, dan lupa jika kelak akan sirna.