Tradisi Lebaran di Indonesia

4 April 2024, 19:36 WIB
Ilustrasi Lebaran 2023 bersama keluarga, simak 4 cara agar momen itu tetap ramah lingkungan. /Pexels/Timur Weber

Portal Kudus - Setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia merayakan momen istimewa Hari Raya Idul Fitri setelah menyelesaikan ibadah puasa selama bulan suci Ramadhan.

Idul Fitri, yang sering disebut juga sebagai Lebaran, telah menjadi perayaan yang sangat populer dan melekat dalam budaya Indonesia.

Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan umat Muslim di Indonesia, tetapi juga merayap ke seluruh penjuru dunia, di mana umat Muslim bersatu dalam kebahagiaan dan sukacita untuk merayakan kemenangan atas diri mereka sendiri, kebersamaan, dan kasih sayang.

Tradisi Lebaran di Indonesia adalah momen yang penuh dengan kegembiraan, kehangatan keluarga, serta nilai-nilai kebersamaan dan toleransi.

Baca Juga: Cek Jam Buka Puasa Rembang Hari Ini Kamis 4 April 2024, Waktu Buka Puasa di Rembang 24 Ramadhan 1445 H

Berikut ini adalah Tradisi Lebaran di Indonesia

1. Takbiran dan Mudik

Pada malam menjelang Hari Raya Idul Fitri, mengumandangkan takbir merupakan amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah. Biasanya umat muslim di Indonesia tumpah ruah di jalan atau masjid untuk mengumandangkan takbir. Tradisi takbiran ini menunjukkan rasa kebersamaan antar sesama muslim menjelang lebaran.

Tradisi lebaran berikutnya yang terkenal di Indonesia adalah mudik. Istilah mudik dikaitkan dengan kata "udik" yang artinya kampung, desa atau dusun. Dalam istilah Jawa, mudik juga diartikan sebagai singkatan dari "mulih dilik" yang artinya adalah pulang sebentar. Mudik merupakan momen yang ditunggu setiap perantau untuk kembali ke kampung halaman dan melepas rindu untuk bertemu keluarga.

Baca Juga: KETAHUI Jadwal Imsakiyah Jum'at 5 April 2024 Wilayah Surakarta, Lengkap dengan Do'a Niat Puasa Hari ke-25

2. Ketupat dan HalalbiHalal

Ketupat dan Halal biHalal merupakan tradisi yang tidak terpisahkan dalam merayakan Lebaran. Ketupat bermakna “ngaku lepat” yang artinya adalah “mengaku bersalah”. Makna ini bersimbol dalam bentuk makanan ketupat yang dihidangkan kepada para tamu atau dihantarkan kepada sanak saudara sebagai bentuk permohonan maaf. Menerima dan memakannya dimaknai sebagai penerimaan dan pemberian maaf. Ketulusan dalam meminta dan memberi maaf perlu dihadirkan dalam hati. Ketulusan ini perlu menghadirkan sikap tawadhu (rendah hati, tidak sombong, tidak merasa lebih dari yang lain).

Tradisi Ketupat dan HalalbiHalal merupakan inovasi dalam keberagamaan. Inovasi ini pararel dengan substansi agama tentang persaudaraan dan perdamaian yang media dan sarana untuk keduanya adalah silaturahmi.

Baca Juga: Pemain Timnas Indonesia, Thom Haye Selamatkan Heerenveen dengan Golnya Melawan Twente

3. THR dan Ziarah Kubur

Tunjangan Hari Raya atau yang biasa kita sebut dengan THR adalah hak pendapatan pekerja yang diberikan perusahaan kepada pekerjanya menjelang Hari Raya. Tradisi bagi – bagi THR juga berlaku dalam masyarakat secara umum, khususnya pada anak-anak. Biasanya orang yang lebih dewasa dan sudah bekerja memberikan “salam tempel” berupa uang kertas baru kepada anak-anak. Aktivitas ini membuat penukaran uang meningkat saat Lebaran.

Tradisi selanjutnya yaitu ziarah kubur atau ‘nyekar’ ke makam keluarga dan leluhur yang telah tiada. Tradisi ‘nyekar’ ini biasanya dilakukan sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri atau setelah shalat Idul Fitri. Tak jarang pula kita lihat banyak orang-orang yang berziarah ke makam dengan membawa bunga-bunga atau kemenyan.

Itulah beberapa persiapan dan tradisi Lebaran yang biasa dilakukan oleh sebagian besar umat muslim di Indonesia.***

Editor: Ahmad Khakim

Sumber: Kementerian Keuangan RI

Tags

Terkini

Terpopuler