Bacaan Doa Sebelum Tidur Arab Lengkap dengan Artinya

4 September 2020, 20:48 WIB
/istimewa

Portal Kudus - Dalam syariat Islam, doa ditujukan untuk meminta perlindungan, kelancaran, atau bantuan kepada Allah SWT setiap melakukan berbagai hal.

Begitu pula dengan tidur. Doa sebelum tidur dapat menjadi pengantar sebelum menutup aktivitas di malam hari.

Baca Juga: Bacaan Doa Bangun Tidur Dilengkapi Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Baca Juga: Bacaan Doa Buka Puasa Sunnah Senin Kamis, Latin Terjemah Bahasa Indonesia

Doa sebelum tidur penting dilakukan untuk meminta perlindungan kepada Yang Maha Kuasa saat kita terlelap.

Doa sebelum tidur juga dilakukan untuk memohon dibangunkan saat pagi hari tiba. Selain membaca doa bangun tidur, berwudhu juga disunahkan untuk dilakukan sebelum tidur.

Bacaan Doa Sebelum Tidur Arab

بِسْمِكَ اللّهُمَّ اَحْيَا وَ بِسْمِكَ اَمُوْتُ

Baca Juga: Bacaan Niat, Doa Buka Puasa Senin Kamis dan Keutamaannya

Bacaan Doa Sebelum Tidur Latin

“Bismika Allahumma ahyaa wa bismika amuut”.

Arti Bacaan Doa Sebelum Tidur

“Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup, dan dengan nama-Mu aku mati”. (HR.Bukhari dan Muslim).

Makna Doa Sebelum Tidur

Setidaknya ada tiga makna terkait dengan doa sebelum tidur ini:

Baca Juga: Niat Puasa Tasua 28 Agustus 2020 dan Puasa Asyura 29 Agustus 2020

a. Tidur itu sama dengan mati (tidur adalah saudaranya mati).

Rasulullah menjelaskan:

“Tidur itu temannya mati.” (HR. Baihaqi,Thabrani dan Bazzar).

Mengapa tidur dikatakan sebagai saudaranya mati?

Karena, saat tidur panca indra serta kesadaran manusia tidak berfungsi, alias sama dengan mati. Hanya denyut jantung, tarikan napas, dan aspek fisik lainnya saja yang masih hidup.

Baca Juga: Khutbah Jumat SIngkat, Kutamaan Hari Asyura dan Niat Puasa Tasua serta Puasa Asyura

Al Quran menggambarkan peristiwa tidur sebagai berikut:

اَللّٰہُ یَتَوَفَّی الۡاَنۡفُسَ حِیۡنَ مَوۡتِہَا وَ الَّتِیۡ لَمۡ تَمُتۡ فِیۡ مَنَامِہَا ۚ فَیُمۡسِکُ الَّتِیۡ قَضٰی عَلَیۡہَا الۡمَوۡتَ وَ یُرۡسِلُ الۡاُخۡرٰۤی اِلٰۤی اَجَلٍ مُّسَمًّی

Artinya:

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan…”, (QS. Az-Zumar ayat 42).

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa mati itu ada dua jenisnya.

Baca Juga: Niat Puasa Senin Kamis, dan Keutamaan Puasa Sunnah Senin Kamis

Berbentuk tertahannya ruh atau jiwa seseorang sehingga tidak dapat lagi kembali kepada wadahnya (tubuh), dan yang demikian ini dinamakan mati.

Allah melepaskan ruh seseorang dari genggaman-Nya sehingga memungkinkan ruh itu kembali lagi ke wadahnya (tubuh) semula. Dan yang demikian ini dinamakan tidur.

Bisa diibaratkan jika seorang yang tidur itu seperti layang-layang yang terbang jauh ke angkasa, tapi talinya tetap dipegang oleh pemain.

Baca Juga: Begini Tata Cara dan Niat Lengkap Puasa Tasua dan Asyura,Jatuh Pada Tanggal 28 Agustus 2020

Sedangkan mati adalah layang-layang yang telah putus talinya sehinggaia terbang tidak kembali.

b. Ketika hendak tidur, kita diajak untuk menghayati arti kehidupan dan kematian.

Sebab, sebelum tidur kita adalah orang yang hidup alias hidup panca indranya. Dan, saat tidur kita sedang dimatikan oleh Allah untuk sementara waktu. Untuk itu dianjurkan untuk membaca doa hendak tidur.

Maka, tidur adalah contoh kematian yang Allah ajarkan kepada manusia di dunia ini supaya menjadi pelajaran berharga di akhirat kelak.

Baca Juga: Bacaan Niat Sahur Puasa Senin Kamis, Niat Doa Buka Puasa Senin Kamis dan Keutamaannya

c. Pasrah kepada sang pemilik kehidupan dan kematian

Doa ini mengandung pesan kepasrahan kepada sang pemilik kehidupan dan kematian. Sungguh, manusia terlalu lemah, sebagaimana tergambar sewaktu kita tidur.

Saat tidur, kita tidak mampu menguasai diri kita sendiri. Kita tak berkuasa lagi untuk mengendalikan tubuh ini. Bahkan, kita pun tidak sanggup menentukan judul mimpi kita.

Berdasarkan ketiga pesan ini, mestinya jika dipahami betul, semua sifat-sifat sombong, iri, dengki, takabur, dan sebagainya yang ada pada diri manusia akan luruh dan sirna dengan sendirinya.

Karena, semuanya bermuara pada kesadaran hakiki bahwa kita hanya hamba lemah yang sewaktu-waktu dapat dihidupkan dan dimatikan kapanpun oleh Allah.

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib

Tags

Terkini

Terpopuler