Portal Kudus - Pahami penjelasan pulang tarawih jam berapa, waktu shalat tarawih sampai kapan dan batas waktunya.
Ramadhan 1443 H sudah berjalan. Banyak yang bertanya-tanya, pulang tarawih jam berapa? Simak penjelasan lebih lengkapnya berikut.
Akan dijelaskan tentang pulang tarawih jam berapa, waktu shalat tarawih sampai kapan batas waktunya.
Seperti diketahui, shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari di bulan Ramadhan.
Mengutip islam.nu.or.id, Al-Hafidh Ibnu Hajar al-‘Asqalani mendefinisikan shalat Tarawih dengan shalat sunnah yang khusus dilakukan pada malam-malam Ramadhan.
Lebih lanjut, dinamakan Tarawih sebab orang yang melakukannya beristirahat sejenak di antara dua kali salam atau istirahat setiap empat rakaat. (Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Fathul Bâri Syaru Shahîhil Bukhâri, [Bairut, Dârul Ma’rifah, 1998], juz IV, halaman 250).
Baca Juga: 22 Kata-Kata Ngabuburit Sore Hari sambil Menunggu Adzan Maghrib, Bisa Buat Quotes Status dan Caption
Shalat tarawih dilakukan berjamaah atau bersama-sama. Lantas, kapan waktu melakukan shalat tarawih?
Adapun waktu melaksanakan shalat tarawih adalah pada malam hari Ramadhan setelah melaksanakan shalat Isya dan sebelum shalat witir.
Pulang tarawih jam berapa?
Buat kamu yang bertanya-tanya tentang pulang tarawih jam berapa, tentu hal ini akan berbeda-beda.
Lamanya durasi shalat tarawih berbeda-beda, tergantung dimulainya jam berapa dan terutama tergantung imam yang memimpin shalat tarawih.
Sebagian imam yang memimpin shalat tarawih dengan relatif cepat dan ada sebagian imam yang memimpin shalat tarawih dengan durasi yang relatif cukup lama.
Namun, terkait batas waktu shalat tarawih sampai jam berapa, jawabannya adalah mulai setelah isya sampai sebelum fajar.
Menurut penjelasan al-Imam al-Halimi, mengerjakan shalat tarawih boleh dilakukan sampai terbit fajar.
قوله ووقتها بين صلاة العشاء وطلوع الفجر فهي كالوتر في الوقت ويندب تأخيره عنها
“Ucapan Syekh Ibnu Qasim, waktu tarawih adalah di antara shalat Isya’ dan terbitnya fajar, maka tarawih seperti witir dalam hal waktu, dan disunahkan mengakhirkan witir dari tarawih,” (Syekh Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri ‘ala Ibni Qasim, juz 1, hal. 261).
Wallahu a'lam.***