Cerita Lengkap SEWU DINO SimpleMan, Kisah Horror Tentang Santet yang Lebih Seram dari KKN di Desa Penari

- 18 Mei 2022, 11:19 WIB
Ilustrasi Cerita Lengkap SEWU DINO SimpleMan, Kisah Horror Tentang Santet yang Lebih Seram dari KKN di Desa Penari
Ilustrasi Cerita Lengkap SEWU DINO SimpleMan, Kisah Horror Tentang Santet yang Lebih Seram dari KKN di Desa Penari /Twitter.com/@SimpleM81378523

Portal Kudus – Berikut ini cerita lengkap Sewu Dino dari SimpleMan, kisah horror tentang santet yang lebih seram dari KKN di Desa Penari.

Simak cerita lengkap Sewu Dino dari SimpleMan, kisah horror tentang santet yang lebih seram dari KKN di Desa Penari.

Inilah cerita lengkap Sewu Dino dari SimpleMan, kisah horror tentang santet yang lebih seram dari KKN di Desa Penari.

Cerita Sewu Dino dari SimpleMan baru-baru ini banyak dibicarakan publik di media sosial.

Baca Juga: 15 Film Horor yang Dipercaya telah Dikutuk, Ada Annabelle dan The Nun

Pasalnya, cerita Sewu Dino milik SimpleMan kabarnya akan difilmkan oleh MD Pictures menyusul film KKN di Desa Penari.

Hal tersebut lantaran sebuah poster film dari cerita Sewu Dino SimpleMan yang telah beredar di media sosial.

Sewu Dino sendiri merupakan cerita yang ditulis SimpleMan di thread Twitter miliknya @SimpleM81378523 pada Agustus tahun 2019.

Di tahun yang sama, SimpleMan juga menulis cerita horror KKN di Desa Penari yang viral dan akhirnya diangkat menjadi film.

Baca Juga: 25 Fakta Film Spongebob Squarepants yang Tidak Banyak Diketahui

Film tersebut terbilang sukses karena dalam 17 hari penayanagan sudah menggaet 6 juta lebih penonton.

Film KKN di Desa Penari juga disebut-sebut menjadi film horror dengan penonton terbanyak dalam sejarah perfilman Indonesia.

Publik yang sudah membaca cerita Sewu Dino menyebut bahwa kisah horror tersebut lebih menyeramkan dari pada KKN di Desa Penari.

Berdasarkan tweet pembuka yang ditulis SimpleMan, Sewu Dino merupakan kisah nyata yang dialamai seseorang yang berhasil diuliknya.

Baca Juga: Ini 9 Tanda Kamu Berpasangan dengan Orang yang Tepat

Dalam bahasa Indonesia, Sewu Dino artinya dalah seribu hari.

Cerita Sewu Dino terjadi pada tahun 2001 yang mengisahkan seorang gadis bernama Sri yang mendapat panggilan seleksi untuk bekerja sebagai pembantu sebuah keluarga kaya.

Sejak awal seleksi di rumah seorang penyalur PRT (pembantu rumah tangga), Sri sudah memiliki perasaan curiga karena yang ditanyakan adalah hal-hal yang tidak biasa, salah satunya soal weton.

Selain itu, saat Sri bertemu dengan Mbah Krasa (calon majikan), ia ditawari gaji 5 juta perbulan untuk pekerjaan yang akan dilakoninya.

Baca Juga: Jangan Pernah Ucapkan 5 Kalimat Ini kepada Anak Anda jika Tidak Ingin Psikologisnya Terganggu

Perasaan curiga Sri terbayar saat dirinya dan dua orang lain, yaitu Erna dan Dini, di bawa ke sebuah gubuk di tengah hutan belantara.

Di dalam gubuk itu, ketiganya di bawa ke sebuah kamar yang di dalamnya terdapat sebuah keranda mayat.

Yang mengagetkan lagi, dalam keranda tersebut terbujur seorang gadis muda dengan tubuh bernanah dan penuh garis lebam hitam.

Berikut ini cerita lengkap Sewu Dino yang dikutip Portal Kudus dari thread Twitter SimpleMan

Baca Juga: SOAL Seni Budaya Kelas 10 Semester 2 Lengkap Beserta Kunci Jawaban Kurikulum 2013 Pilihan Ganda

Cerita Sewu Dino

-2001-

"yakin, awakmu budal gok ibu kota, kok gak nggolek gok kene ae, idekkan, bekne onok sing butuh" (kamu yakin mau pergi ke ibu kota, kenapa gak nyari sekitaran sini, yg deket aja dulu, kali aja tenaga kamu di butuhkan) Sri terdiam, butuh waktu untuk mencerna kalimat bapak

"kerjo opo pak nang kene, wong Sri ae mek lulusan SD" (kerja apaan pak disini, lha saya itu cuma lulusan SD) kata Sri sembari menghela nafas. "trus nek awakmu budal, bapak yo'opo to, sopo sing ngerawat ndok" (kalau kamu berangkat, nasib bapak gimana, siapa yg nanti merawat nak)

"nggih pak, Sri ngerti, tapi nek Sri gak budal, yo opo, ben Sri isok ngekek'i bapak duit" (iya pak, Sri paham, tapi kalau Sri tidak cari kerja, bagaimana saya ngasih duit) sore itu, matahari mulai terbenam, sebelum, seseorang, mengetuk pintu gubuk rumah Sri.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Memberikan Layanan di Mangunsarkoro Street, Warga: Tidak Perlu Antre

rupannya, itu adalah bu Menik, tetangga yg paling mampu di kampung itu, ia menyampaikan kedatangannya, mengabarkan bahwa, ada seorang penelpon dari Griya Zainah, salah satu agen penyalur pembantu, yg tempo hari, di titip'i oleh Sri bila ada yg membutuhkan tenagannya.

Sri pun bergegas, di kampung itu, memang hanya bu Menik yg punya pesawat telpone, karena itu, banyak warga yg selalu minta tolong kepada beliau. termasuk untuk urusan ini. Sri menjawab telpon, menyampaikan kesiapannya, ia di minta datang esok hari, ke rumah si penyalur.

untuk sementara, Sri menunda keberangkatannya. ia berharap, bila memang rejekinnya tidak jauh dari tempatnya tinggal, ia akan menyanggupinnya, mengingat, bapak sudah tua, dan mungkin ia tidak mau jauh dari anak semata wayangnya, yg hanya lulusan SD, seperti kebanyakan-

-anak perempuan di kampung itu. baginya yg sekarang Sri pikirkan adalah, ia harus mencari uang, untuk menopang kebutuhan yg kian hari semakin melejit, untuk makan sehari-hari saja sudah susah, untuk itu, Sri nekat melamar untuk menjadi pembantu di rumah orang yg mampu.

langit masih gelap, namun Sri begitu antusias, meski ia janjian akan datang pukul 8, Sri sudah bergegas keluar rumah, saat fajar pertama sudah menyingsing tinggi. ia harus naik angkutan kota, kampungnya ada di pinggiran, butuh waktu 1 setengah jam untuk sampai ke kota.

Baca Juga: CONTOH Soal PAT IPS Kelas 7 Semester 2 dan Kunci Jawaban, Download Soal PAT IPS Kelas 7 Semester 2 Tahun 2022

tibalah Sri, di depan rumah besar itu, meski dalam bentuk rumah, namun, si pemilk sudah sangat terkenal sebagai agen penyalur tenaga kerja untuk orang yg mencari jasa PRT, Sri baru tiba, dan dilihatnya, sudah banyak sekali orang menunggu, tampaknya, Sri bukan satu2nya yg datang

butuh waktu lama, untuk akhirnya nama Sri yg di panggil, ia masuk ke sebuah ruangan kecil, melihat si pemilik agen penyalur, lalu, ia menjelaskan bahwa kemungkinan ia butuh jasa PRT untuk satu keluarga, namun, ia masih harus di seleksi, dan siang ini, si keluarga, akan datang.

namun, sebelum keluarga itu datang, si pemilik jasa, bertanya pertanyaan yg membuat Sri sedikit curiga, lebih tepatnya, pertanyaannya, mengundang banyak sekali pertanyaan, salah satunnya. "Sri, bener, awakmu lahir pas dino jum'at kliwon" (Sri, ini benar, kamu lahir jumat kliwon)

Sri yg mendengar pertanyaan itu, awalnya kaget, namun, dengan tergagap, Sri bisa menjawabnya, bila memang benar, ia lahir di hari kliwon, namun, ia tidak tahu, bila itu, hari jumat. si pemilk jasa, mengangguk, seakan ia menemukan apa yg ia cari, bagi Sri, itu pertanyaan aneh.

"hayangati ya Sri" (hari lahir kamu istimewa ya Sri) kata si pemilik jasa, lalu kemudian, ia membawa Sri keruangan lain yg lebih besar, lebih megah, ia di minta untuk menunggu, sayangnya, sudah ada 2 orang yg sudah duduk disana lebih dahulu. tampaknya, Sri sudah lolos.

Baca Juga: SOAL PAT IPS Kelas 7 Semester 2 Kurikulum 2013, Contoh Soal dan Kunci Jawaban PAT IPS Kelas 7 Semester 2 2022

selama berjam-jam, Sri menunggu disana, ia sudah mengobrol dengan 2 orang yg duduk, namanya adalah Erna dan Dini, usiannya tidak jauh dari Sri, masih muda, dan belum menikah entah sampai mana mereka bicara, tiba2, si pemilik jasa, memanggil salah satu dari mereka. Erna keluar.

lama tidak ada kabar, Erna tidak kembali, sekarang, ganti Dini yg dipanggil, kini, tinggal Sri sendirian di ruangan itu, menunggu, entah untuk apa. disela kebosanannya, Sri melihat-lihat lewat jendela, disana, ia melihat banyak mobil terparkir, Sri tidak melihat mobil itu tadi

kini, tiba giliran Sri yg di panggil. dengan ragu, ia keluar, berjalan menuju ruangan tadi, yg sekarang, ada si pemilik jasa, dengan seorang wanita yg memakai pakaian adat, kebaya, lengkap dengan sanggul, ia duduk anggun, menatap Sri dari ujung kepala, hingga mata kaki.

ia tersenyum, sangat tulus, membuat Sri merasa sungkan sekali, seakan berhadapan dengan orang berderajat tinggi sekali, Sri bahkan tidak berani melihat matannya, auranya, begitu membuat Sri merasa kecil sekali. "ayu ne," (cantik sekali) ucapnya, nada suarannya sangat halus.

Sri di minta untuk duduk, kemudian, si pemilik jasa memperkanalkan siapa wanita anggun itu, yg rupannya, adalah pemilik rumah makan yg saat itu terkenal sekali seantero jawa timur, sebegitu terkenalnya. kekayaannya, tidak perlu lagi di pertannyakan. semua itu, membuat terkejut.

Baca Juga: Baru Selesai Februari Tahun Ini, Gedung Mal Pelayanan Publik Rembang Jadi Temuan BPK

namannya, Kembang Krasa, meski itu hanya semacam gelar, namun, Sri tahu arti nama itu, yg berarti Bunga Krasa, bunga yg wanginya dulu sudah melegenda, sebelum di tumpas, untuk menyingkirkan balak di atas gunung I***, saat bangsa lelembut masih mendiami tanah jawa.

semua orang disini tahu cerita itu, Sri hanya menunduk, ia masih segan menatap wanita itu "angkaten sirahmu ndok, ra usah wedi ngunu, mbah ki wes tuwek, ra usah hormat koyok ngunu" (angkat kepalamu nak, tidak usah takut begitu, mbah ini sudah tua loh, tidak perlu sehormat itu)

Sri hanya mengangguk, ia tidak membuang rasa segannya, seperti yg di perintahkan. tibalah saat, mbah Krasa, mulai mengajukan beberapa pertanyaan yg sama. mulai dari lahir, weton, penanggalan yg bahkan Sri bingung menjawabnya. puncaknya, saat ia menyentuh tangan Sri, ia tersenyum

"ndok, gelem kerjo ambek mbah" (nak, kamu mau kerja sama saya) Sri mengangguk, "jalok piro, bayaranmu sak wulane" (kamu minta berapa untuk gajimu dalam sebulan?) tanya mbah Krasa, Sri bingung menjawabnya, kemudian, dengan gugup, ia mengatakannya. "700 ewu mbah, nek saget"

(700 ribu nek, kalau bisa) Sri sempat melirik wanita itu, ia tetap anggun dengan senyumannya. "700 ewu" (700 ribu) katannya. "yo opo, nek tak kek'i sak wulane, 5 yuto" (bagaimana bila, setiap bulan, ku kasih kamu 5 juta) Sri kaget bukan maen, gaji PRT tahun itu cuma 500 ribu.

Baca Juga: Beri 186 Paket Pendidikan, Bupati Jepara: Saya Berharap Anak-Anak Lebih Bersemangan ke Sekolah

Sri pun setuju, ia tidak tahu harus mengatakan apa, bahkan ketika si wanita sudah pergi, si pemilik jasa, tidak akan memungut uang sepersen pun dari Sri, hal ini, membuat serentetan kejadian ini menjadi semakin aneh. pekerjaan macam apa yg di gaji setinggi itu. Sri mulai ragu.

ia pulang, menceritakan sama bapak, namun, bapak mengatakan hal yg sedari tadi di pikirkan Sri. "firasat bapak kok gak apik yo ndok, opo gak usah budal ae, golek maneh ae" (firasat bapak kok buruk ya, apa gak usah aja, cari yg lain) namun Sri meyakinkan, bahwa ia harus kerja

kapan lagi, ia mendapat pekerjaan dengan gaji setinggi itu. dalam hati kecil Sri, ia ingin melihat terlebih dahulu, pekerjaan apa yg di berikan kepadanya, keesokan harinnya, ia pergi, ke rumah mbah Krasa, disana, ia melihat Erna dan Dini, mereka sama-sama terkejut satu sama lain

seperti sebelumnya, mereka, di panggil satu persatu, hingga tiba giliran Sri, kali ini, ia melihat semua anggota keluarga mbah Krasa. ada 7 orang, yg kesemuannya, duduk memandang Sri, sama seperti sebelumnya, mereka seperti mengamati Sri dari ujung kepala, hingga mata kaki.

"ngeten mbak, kulo bade tandet, sampean purun, nyambut ten mriki, soale, onok pantangan'e, nak sampeyan purun, pantangane ra isok di cabut maneh" (begini mbak, saya mau tanya dulu, anda setuju bekerja disini, karena ada larangan keras bila anda sudah menerimannya, larangannya-

Baca Juga: POPULER HARI INI: Kumpulan 40 Soal Ujian Sekolah Agama, PKN, PAI hingga Link Pra Pendaftaran PPDB DKI Jakarta

-tidak akan bisa dicabut) kata seorang wanita yg lebih muda. umurnya berkisar sekitar 30'an. "larangan nopo nggih mbak" (larangan seperti apa?) Sri bisa melihat gelagat aneh, karena mereka saling memandang satu sama lain, seakan pertanyaan Sri tidak perlu mereka jawab.

mbah Krasa berdiri dari tempatnya, ia lalu berbisik pada Sri "uripmu bakal dijamin, nek awakmu gelem ndok, tapi nek awakmu gak gelem, mbah gak mekso" (hidupmu akan terjamin bila kamu mau, tapi saya tidak mau memaksa kalau kamu tidak mau) tidak ada jawaban dari pertanyaan Sri.

namun, Sri memberi jawaban pada saat itu juga. "nggih, kulo purun" (iya, saya mau) Sri pun melangkah pergi, ia menemui Dini dan Erna, rupannya, mereka semua diterima bekerja disini. disini? adalah pertanyaan yg akan membuat mereka kebingungan, terutama, saat malam mereka tiba.

Malam itu. ketika mereka semua sudah datang di rumah ini. tampak mbah Krasa sudah menunggu bersama anggota keluarga lain, disini, ia menjelaskan, bahwa mereka bertiga, akan di tugaskan, di sebuah rumah lain, sebuah rumah yg sangat jauh, jauh sekali, rumah di dalam sebuah hutan.

Sri dan yg lain bingung, tidak ada penjelasan ini sebelumnya, namun, mereka sudah berjanji mau menerima pekerjaan ini. rumah macam apa yg di maksud pun Sri tidak mengerti, ada sebuah mobil yg sudah siap mengantar mereka, disana, sopir mereka, akan menjelaskan pekerjaannya.

Baca Juga: Arti Mimpi Dilempar Kerikil Menurut Islam, Diantaranya Anda Akan Mengalami Kesulitan Keuangan

Mobil sudah bergerak, Sri, Erna dan Dini, masih terlihat kaget, satu sama lain tidak ada yg bicara, bingung, Sri memberanikan diri bertanya kepada sopir, namun sopir, memberi isyarat bahwa mereka, tidak boleh bicara terlebih dulu, seakan-akan, mereka di buntuti sesuatu.

ada kejadian menarik yg membuat Sri semakin curiga, setiap persimpanga, si sopir berhenti, mengambil sesuatu dari belakang, meletakkannya di tengah jalan, seperti bunga-di dalam kotak yg terbuat dari daun pisang. hal itu, menimbulkan kecurigaan apa yg sebenarnya ia lakukan.

hal itu terus menerus dilakukan, sampai akhirnya, mobil sudah meninggalkan kota, jauh, dan perlahan mulai memasuki area hutan, jam menunjukkan pukul 12 malam, saat kegelapan hutan, mulai menyelimuti mereka tidak terbayangkan, bahwa mereka, akan tinggal di dalam hutan segelap ini

kiri kanan pepohonan, dengan semak belukar, Mobil terus berjalan, sampai, tiba di sebuah jalan setapak, perlahan, mobil melesat masuk, diatas jalan setapak yg di tumbuhi rumputan liar, mobil terus menerabas memaksa masuk. Sri dan yang lain, mulai merasa tidak nyaman dengan ini.

"pak bade ten pundi niki, kulo mboten di pateni kan" (pak, kita mau kemana, saya tidak akan di bunuh kan?) tanya Dini. si sopir hanya tersenyum, tetap memaksa mobil, menembus sela pepohonan, seakan mencari jalan di tengah gelap hutan yg di penuhi kabut di sepanjang jalan.

Baca Juga: 25 CONTOH Soal UAS Agama Hindu Kelas 1 Semester 2 dan Kunci Jawaban Kurikulum 2013 Tahun 2022

setelah jauh masuk ke dalam hutan, mobil berhenti di sebuah semak dan pohon yg tidak lagi bisa di lalui mobil, ada kejadian aneh, dimana ada satu pohon yg tidak terlalu besar, tumbang begitu saja si sopir keluar dari mobil, menyingkirkan pohon tumbang itu, dan darisana ada jalan

setelah melewati jalan yg naik turun, mereka sampai di sebuah rumah gubuk, terbuat dari kayu yg di susun serampangan, atapnya tidak terlalu tinggi, terlihat sangat kumuh, bahkan lebih kumuh dari rumah Sri, darisana, muncul seorang pria tua, yg seperti sudah menunggu mereka semua.

Sri dan yg lain turun, kemudian si sopir menjabat tangan si pria tua, mencium tangannya, sebelum memperkenalkan Sri dan 2 orang lainnya. "mulai tekan kene, bapak iki sing jelasno kabeh" (mulai dari sini, si bapak yg akan menjelaskan semua)

tampak dari luar, bapak itu sudah uzur, bahkan carannya berjalan saja seperti kewalahan menyangga badannya sendiri. ia tidak bicara banyak, hanya memperkenalkan namannya, pak Ageng, katannya, lalu, ia mengajak Sri dan yg lain masuk ke rumah itu, ia menunntunya masuk ke kamar

disalah satu kamar itu, Sri dan yg lain, kaget bukan maen, karena tepat di atas ranjang, ada sebuah peti mati, keranda mayat, di dalamnya, ada seorang gadis yg mungkin masih SMU, masih muda, ia memejamkan matannya, di badannya, ia melihat nanah busuk dan garis lebam hitam, siapa?

Baca Juga: 50 SOAL US Bahasa Indonesia Kelas 6 2022 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal US Bahasa Indonesia SD Kurikulum 2013

"nami kulo Tamin, kulo ngertos, akeh sing kepingin njenengan2 takokno, enten opo sing kedaden nang kene" (nama saya Tamin, saya mengerti, pasti banyak yg ingin kalian tanyakan tentang apa yg barusaja kalian lihat disini) si pria tua itu membungkuk, sebelum melangkah keluar kamar

"onok opo asline nang kene" (ada apa sih sebenarnya ini) kata Dini, ia tidak bisa mengalihkan pandanganya pada gadis itu. matanya terpejam, di kurung oleh bambu kuning yg di bentuk menyerupai keranda mayat, Sri dan yg lain, yakin, ada sebuah rahasia di tempat ini, namun apa itu!

saat-saat kebingungan itu, Sri melangkah mundur, ia tidak sanggup lagi melihat gadis itu yg entah siapa dan kenapa ada disini, ia berniat mencari tahu, dan bertanya langsung kepada sopir yg mengantar mereka, sampai, langkahnya terhenti menakala, ia mendengar si sopir berbicara.

"gik, opo gak onok sing jelasno nang cah iku mau, kerjo opo nang kene, kok koyok'ane kaget ngunu" (Gik, apa gak ada yg ngasih tau mereka, pekerjaan apa yg sebenarnya di janjikan disini, kok tampaknya mereka terkejut sekali) si sopir mulai bicara. "dereng mbah, ngapunten"

(belum mbah, maaf) "awakmu langsung balik tah, gak mene a?" (loh, kamu mau langsung pulang tah, apa gak besok saja) tanya si mbah "mboten mbah, mbenjeng kulo kudu ngantar ibuk" (tidak mbah, besok saya harus mengantar ibu) "yo wes, ati-ati, ojok langsung muleh, wedine onok iku"

Baca Juga: CONTOH Soal Ujian Sekolah IPS Kelas 6 2022 PDF dan Kunci Jawaban, Latihan Soal US IPS SD Kelas 6 Tahun 2022

(ya sudah, hati hati, takutnya ada itu) "iku" batin Sri, apa maksud kalimat itu, apa yg mengikuti sebenarnya, dan ada apa semua ini, banyak pertanyaan muncul dalam kepala Sri, sebelum, si mbah tiba-tiba bicara. "metuo ndok, aku roh awakmu nang kunu" (keluar saja nak, saya tau-

-kamu ada disitu) Sri melangkah keluar, melihat cahaya mobil mulai menjauh, pudar, lalu menghilang. "celuk'en kancamu, ben ngerti, alasan kenek opo sedoyo onok nang kene" (panggil temanmu, biar mengerti, kenapa kalian ada disini) Sri ' pun memanggil yg lain.

mbah Tamin duduk di sebuah kursi panjang, matanaya menerawang jauh di teras rumah gubuk, sementara Sri dan yg lain berdiri, siap dengan penjelasan tentang semua ini. suasana hutan kian mencekam, setiap sudut pohon seakan hidup dan mengamati mereka, Sri merasa kecil di tempat ini

"aku isih iling, cah cilik ayu, ceria, ra nduwe duso" (aku masih ingat, anak kecil, cantik, ceria, belum punya dosa) "koyok jek wingi yo, tapi, cah cilik iku, sak iki, nang ambang nyowo, perkoro Santet menungso laknat!" (seperti baru kemarin rasanya, tapi sekarang, anak kecil itu

terbaring sakit, melawan kodrat nyawanya, hanya karena santet dari manusia biadab!!) wajah mbah Tamin menegang, kosakata kalimatnya seperti penuh amarah, membuat Sri dan yg lain begidik ngeri. "cah cilik iku, Dela, yo iku, sing nang kamar" (anak kecil itu Dela, dia yg di kamar)

Baca Juga: KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 6 SD MI Halaman 36 Subtema 1 Tentang Negara Vietnam

"SANTET?" ucap Sri dan yg lain bersamaan wajah Sri dan yg lain semakin menegang "iyo, mangkane, cah iku, di gowo nang kene, disingitno, ben isok tahan, sampe ketemu Awulurane" (iya, karena itu dia di smebunyikan disini, biar bisa bertahan, sampai ketemu cara memasang santetnya)

"disingitno tekan sinten mbah" (di sembunyikan dari siapa mbah?) tanya Sri, yg semakin tertarik, seakan semua yg ada disini membuatnya penasaran. mbah Tamin menatap Sri, matanya seakan tidak nyaman dengan pertanyaan itu. "akeh sing rung mok erohi, luweh apik gak roh ae"

(banyak yg tidak kamu ketahui, lebih baik tidak tahu saja) suasana menjadi hening sesaat, mbah Tamin mengambil sebuah kotak, mengambil sejumput daun kering dari dalam kotak itu, memelintirnya dengan kertas, sebelum menyesapnya kuat-kuat, asap mengepul dari mulutnya.

"sak iki, tak uruki tugas'e njenengan kabeh yo" (sekarang waktunya saya memberitahu tugas kalian disini)

mbah Tamin berdiri, ia seakan memberi tanda agar Sri dan yg lain mengikutinya. ia berjalan disamping sisi rumah, banyak sekali potongan kayu yg di susun, memang, rumah ini terlihat mengerikan, dengan pencahayaan yg hanya dari lampu petromax, selain itu, kegelapan, ada dimana-mana

Baca Juga: KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 6 SD MI Halaman 39 Subtema 1 Kerjasama ASEAN di Bidang Ekonomi dan Politik

ia berhenti tepat di belakang rumah, ada sebuah pagar bambu, dimana, di dalamnya, ada sebuah sumur, disana, tempat untuk mandi, dan tempat untuk mengambil air untuk kebutuhan hidup selama tinggal disini, termasuk, untuk basuh sudo (tubuh mati) Dela yg terbaring tak bergerak.

hanya Sri yg berinisiatif bertanya, terutama ketika soal memandikan itu, entah apa dan kenapa, Sri seakan tahu, cara memandikanya pasti tidak sama seperti cara memandikan orang biasa, hal itu, membuat mbah Tamin tersenyum, seakan mempersingkat penjelasan beliau tentang ini semua

"iyo, cara ngedusine, pancen onok tata carane, salah sijine, kembang pitung rupo" (iya, cara memandikanya, memang berbeda, ada tata caranya, salah satunya, bunga 7 rupa) mbah Tamin menunjuk sebuah tempat khusus, dimana, ada bunga dengan rupa berbeda, di letakkan di atas tempeh

dengan cekatan, mbah Tamin mengisi baskom dengan air, mencampurinya dengan bebungaan itu, membawanya ke kamar tempat Dela tertidur lalu, ia melihat Sri, memanggilnya, Dini dan Erna hanya mengamati saja ia diminta mengikat tangan dan kaki Dela, Sri menuruti apa kata mbah Tamin

walau sebenarnya ia bingung, kenapa Dela harus diikat, setelah Sri menyelesaikan tugasnya, mbah Tamin baru membuka keranda bambu kuning itu, ia mulai membasuh badan Dela, Sri ikut membantu, dan disana, Sri menemukan fakta mengejutkan lain perut Dela, membesar seperti mengandung

Baca Juga: LINK Bocoran Soal UTBK 2022 PDF, Contoh Soal UTBK-SBMPTN Soshum dan Saintek dengan Jawaban dan Pembahasan

Sri yg membasuhnya, menatap mbah Tamin dengan tatapan bingung dan kaget, namun mbah Tamin tampak mengerti apa yg ingin Sri tanyakan, setelah selesai dengan semua itu, Keranda kembali di tutup, dan kain yg mengikat Dela di lepas satu persatu. mbah Tamin melangkah pergi.

"mbah" kata Sri, mengejar mbah Tamin, di belakangnya ada Dini dan Erna yg tidak tahu apa yg baru Sri lihat "engkok, tak ceritani, nek awakmu wes siap" (nanti saya ceritakan kalau kamu sudah siap saja) kata mbah Tamin, "tugasmu kabeh, ngurus Dela" (tugas kalian mengurus Dela)

sudah 3 hari berlalu, Sri, Dini dan Erna, bergantian mengurus Dela, mulai memandikanya, memberinya minuman, gadis itu, lebih seperti gadis yg tengah koma di bandingkan gadis yg di santet entah oleh siapa dan bagaimana latar ceritanya, masih terlalu awam untuk tahu, pikir Sri

entah sudah keberapa kali, Sri mendengar Erna dan Dini berbicara tentang Dela, berbicara tentang bau busuk yg keluar dari tubuhnya, sampai kalimat tidak menyenangkan lainya saat mereka tinggal di tempat ini, dan betapa misteriusnya lelaki tua bernama Tamin itu, Sri memilih diam

namun, di luar semua itu, sebenarnya Sri sama seperti yg lain, aroma busuk itu, benar2 menganggunya, selain itu, hidup disini sangat berat, tidak ada orang lain, kiri kanan hanya pohon liar, seakan mereka tinggal di dunia yg berbeda suatu sore, mbah Tamin pamit, ia akan pergi

Baca Juga: 50 SOAL US Bahasa Indonesia Kelas 6 2022 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal US Bahasa Indonesia SD Kurikulum 2013

ia berpesan kepada Sri dan yg lainya, untuk tetap menjalankan tugasnya, dan tidak melupakan pantangan yg sudah ia ucapkan, salah satunya, untuk tidak lupa mengikat Dela saat membuka keranda itu. tidak lupa, mbah Tamin juga berpesan, untuk tidak membukakan pintu, pada malam ini.

siapapun dan bagaimanapun, jangan membuka pintu, ucap mbah Tamin, sebelum ia pergi, melangkah menembus pepohonan hutan. Sri yg mendengarnya, merasa merinding setiap ingat pesan orang tua itu.

hari sudah gelap, Sri menutup pintu dan jendela, lalu pergi ke kamar, disana ia melihat Dini sudah tidur, di sampingnya Erna tengah meringis menahan sakit, "koen kenek opo Er?" (kamu kenapa Er) tanya Sri, "Sri, aku oleh jaluk tulung" (Sri, aku boleh minta tolong tidak)

"jalok tolong opo?" (minta tolong apa?) "engkok bengi, wayahku ngadusi Dela, isok mok ganteni, mene, wayahmu tak ganteni" (malam ini giliranku memandikan Dela, bisa kamu gantikan, besok, ganti aku yg gantikan kamu) awalnya, Sri keberatan, namun, melihat kondisi Erna, Sri setuju

setelah menerima permintaan Erna, Sri bersiap mengambil air, ia lupa, bahwa air di gentong dapur sudah habis, terpaksa ia membuka pintu, bersiap untuk menimba air dari sumur. meski awalnya ragu, Sri mematung di depan pintu, lalu, perlahan membukanya, lalu keluar

Baca Juga: KUMPULAN Soal UAS Agama Hindu Kelas 5 SD Semester 2 Tahun 2022 dan Kunci Jawaban Kurikulum 2013

entah perasaan tidak enak macam apa yg Sri rasakan, malam ini, lebih hening dari biasanya, tidak terdengar suara binatang malam, seakan membawa ketakutan Sri yg selama ini ia tahan menyeruak keluar Sri melangkah keluar, ia cepat2 pergi ke sumur, menimbanya, lalu kembali, tapi..

dari sudut mata Sri, jauh di salah satu pohon besar di samping pagar bambu kamar mandi, Sri melihat ada wajah yg mengamati, saat Sri menatapnya, wajah itu menghilang, Sri terdiam cukup lama, namun, ia tetap melanjutkan tujuanya ia harus cepat melakukan tugasnya,

Sri segera menimba air dengan cepat, tidak lupa matanya awas menatap sekeliling, seakan ia sedang di kejar sesuatu, setelah semua selesai, Sri berlari dan mengunci pintu, perasaan lega langsung di rasakan oleh Sri. kini, ia melangkah menuju kamar Dela.

Sri meletakkan airnya, taburan kembang sudah ia lakukan, kini, Sri membuka keranda Bambu kuning, mulai membasuh tubuh Erna dengan handuk kecil, ia masih tertuju pada perut besarnya, yg kata Erna, di hamili oleh mbah Tamin, namun, Sri tidak percaya, ia selalu menyangkal ucapan itu

Sri terus membasuhnya, hingga sampai ke tanganya yg penuh luka borok, disana, Sri terdiam, ia lupa, belum mengikat tangan dan kaki Erna, saat Sri baru menyadarinya, ia menatap Erna, membuka mata, tersenyum menyeringai, melotot menatap Sri.

Dela* kaget, Sri beringsut mundur, namun Dela mencekik leher Sri kuat-kuat, ia mengangah, menunjukkan gigi hitamnya yg membusuk. terjadi pergulatan hebat antara Sri dan Dela, Sri hanya berusaha melepaskan cekikan Dela yg kuat sekali, membuatnya hampir meregang nyawa

Baca Juga: Kumpulan Contoh Soal Kimia Kelas 10 Semester 2 dan Kunci Jawaban Kurikulum 2013, Begini Penjelasannya

"sopo koen ndok?" (siapa kamu nak?) tanya Dela, suaranya berat, nyaris menyerupai suara seorang wanita tua. "nang ndi iki ndok?" (dimana ini nak) Sri masih mencoba melepaskan cengkraman kuat itu, namun Dela, terus menyeringai, air liurnya menetes, matanya putih, ia tersenyum

"jawab nek di takoni ndok" (jawab kalau di tanya!!) "sinten njenengan" (siapa anda) tanya Sri terbata-bata, nafasnya mulai sesak, Dela tertawa semakin keras, membuat Sri menangis ketakutan, sebelum, Erna masuk ke kamar karena keributan itu, ia bingung, melihat Dela terbangun

"onok opo iki Sri, kok Dela kok Dela" (ada apa ini sri, kenapa Dela, kenapa Dela) bingung, Dela menyeringai melihat Erna sebelum akhirnya melepaskan cekikan itu, ia melompat ke atas ranjang, merangkak kemudian seakan tertawa kegirangan, Dela berteriak, "cah kliwon kabeh"

(ternyata anak kelahiran kliwon semua) Dela masih tertawa, Sri beringsut mundur, sementara Erna masih bingung dan shock, melihat wajah Dela yg semengerikan itu, Dela terus melihat Sri dan Erna bergantian. "percuma, sewu dinone arek iki bakal entek" (percuma, seribu harinya-

-anak ini akan segera habis) "koen kabeh mek dadi tumbal gawe cah iki," (kalian hanya jadi tumbal untuk anak ini) Dela tertawa terus menerus, sebelum Sri melompat dan mencengkram Dela, ia mengguyur Dela dengan air kembang itu, Dela berteriak kesakitan,

"koen lapo!! jupukno Tali ireng iku," (kamu ngapain!! ambilkan tali hitam itu) teriak Sri pada Erna, Erna yg sempat kebingungan, bergegas mengambil tali itu, Sri mengikatnya tepat di lehernya. "onok opo iki Sri" (ada apa ini Sri) Erna ikut menahan tubuh Dela yg meronta

Baca Juga: Kumpulan Contoh Soal Kimia Kelas 10 Semester 2 dan Kunci Jawaban Kurikulum 2013, Begini Penjelasannya

sebelum akhirnya Dela menjadi tenang, dan ia kemudian tertidur kembali, Sri baru mengikat tali itu dengan benar, ia mengangkat Dela kembali ke ranjangnya, menutupnya dengan keranda bambu kuning. wajah Erna dan Sri masih tidak percaya atas apa yg baru saja terjadi.

Erna mulai menangis. "aku kepingin muleh" (aku ingin pulang) Sri tidak berkomentar, ia sadar, bahwa sekarang, ia juga ingin pulang, hanya saja bila bukan karena sudah terikat dan pasti ada resiko yg sudah menunggu bila mereka pulang, lantas, apa yg di sembunyikan oleh si mbah

Sri menceritakan semuanya kepada Erna, ia lalai dalam menjalankan tugasnya, karena panik, ia membasuh Dela tanpa mengikat tali di kaki dan tanganya terlebih dulu. namun gara-gara itu, Sri menyadari, Santet macam apa, yg memasukkan iblis sekuat itu hanya untuk menghabisi nyawa

Sri jadi ingat cerita bapak, Santet bukan hal baru disini, namun, untuk melaksanakan santet di butuhkan kebencian yg melebihi akal, bila benar itu, kebencian macam apa yg bisa dan setega ini dilakukan oleh orang, hanya untuk mengambil nyawa dari anak yg tidak tahu apa-apa.

namun di balik semua itu, santet ini adalah kali pertama Sri lihat, seperti ada teka-teki, seakan ada yg di tutupi, pasti ada jawabanya, pasti ada jalan keluarnya, namun apa, Sri tidak tahu apapun dari keluarga ini, dan kenapa anak ini sebegitu berharganya, sampai, Sri teringat

"Sewu dinone" (seribu harinya) kata Sri lirih, ia melirik menatap Erna, "Er, ojok ngomong awakmu lahir jumat kliwon" (Er jangn bilang kamu lahir di hari jumat kliwon) Erna yg mendengarnya, kaget "awakmu pisan?) (kamu juga) Sri merasa ngeri, sekarang ia tahu sesuatu,

Baca Juga: Apa Itu Insecure? Bahasa Gaul yang Sering Muncul di Media Sosial

namun, ada satu lagi yg harus ia cari kebenaranya, bila benar, pertanyaanya lengkap, begitupun jawabanya, tidak hanya Dela yg hidup di ujung maut, tapi, mereka bertiga semua, terjerat dalam satu garis weton yg sama. sejahat itu keluarga ini, untuk harga nyawa mereka semua

lalu, terdengar suara orang mengetuk pintu.

Erna pun sama, ia langsung berdiri "mbah Tamin muleh Sri, ayo takon mbah asu iku, pokoke kudu di jelasno onok opo ambeh cah gendeng iki" (Mbah tamin pulang Sri, ayo kita tanya orang tua anj*ng itu, dia harus menjelaskan semuanya, ada apa sama anak gila ini" Erna pergi,

Sri baru ingat pesan mbah Tamin, ia langsung bergegas bersiap menghentikan Erna, Sri lari mengejar Erna, untungnya, ia masih sempat mencengkram lengan Erna, mereka terdiam di depan pintu rumah. suara ketukan itu, terdengar lagi, setiap ketukanya, terdiri dari 3 ketukan,

semakin lama, ketukanya semakin cepat, semakin cepat, semakin cepat. sampai, tidak ada ketukan lagi. Erna dan Sri saling berpandangan, bingung, keheningan menenggelamkan mereka di dalam rumah itu, sebelum, sesuatu, menggebrak pintu dengan keras, hingga membuat mereka tersentak

mereka hanya diam, berusaha tidak bersuara, lalu, dari belakang, seseorang melangkah masuk. Dini, melihat 2 temanya, terlihat kacau balau, ia bingung, kemudian berujar, "ga krungu mbah Tamin nyelok ta, ndang di bukak lawange" (kalian gak denger mbah tamin manggil, buka pintunya)

Baca Juga: KUMPULAN Soal UAS Agama Hindu Kelas 1 SD Semester 2 Tahun 2022 dan Kunci Jawaban Kurikulum 2013

"he, ojok ngawor koen" (jangan ngawur kamu) celoteh Erna, namun Dini memaksa, bahkan Sri yg memegang tanganya, Dini pelototi, sampe akhirnya mereka mengalah, Dini membuka pintu, disana, mbah Tamin berdiri, ia hanya diam, menatap mereka semua, sebelum melangkah masuk ke rumah

anehnya. malam itu, wajah mbah Tamin tampak merah padam, ia tidak berbicara kepada mereka, tidak membahas kenapa pintunya tidak langsung di buka padahal ia sudah memanggil-manggil daritadi. namun, Sri, merasa, mbah Tamin tahu, bahwa ia, baru saja lalai terhadap Dela.

Sri dan yg lain, mengikuti mbah Tamin, beliu, masuk ke dalam kamar Dela, lalu perlahan, ia membuka keranda bambu kuning, ia membukanya, kali ini, tanpa mengikat Dela terlebih dahulu, seakan ingin mengulang kesalahan Sri. hanya Sri dan Erna, yg memandang hal itu dengan ngeri.

Sri mendekat perlahan, seakan ingin melihat lebih dekat apa yg orang tua itu lakukan, lalu, tiba-tiba, mata Dela terbuka, ia melihat mbah Tamin, menatapnya cukup lama, sebelum menangis meraung layaknya gadis kecil. "Loro ki, loro" (sakit ki, sakit sekali) Dela hanya menangis.

mbah Tamin hanya bisa membelai rambut Dela, berusaha menenangkanya, pemandangan itu seperti melihat seorang ayah dan anak yg saling mengasihi, namun, Sri masih belum mengerti, kenapa, seakan Dela yang ini berbeda dengan Dela yg Sri dan Erna temui tadi. apa yg terjadi sebenarnya?

Baca Juga: 25 CONTOH Soal UAS Agama Hindu Kelas 5 Semester 2 Kurikulum 2013 dan Kunci Jawaban Tahun 2022

"sing sabar yo nduk, mari iki puncak lorohmu" (sabar ya nak, sebentar lagi adalah puncak rasa sakitmu) ucap mbah Tamin, ia masih mengelus rambut Dela. lalu, Dela melirik, Sri dan yg lain yg hanya diam mematung, tatapanya, seakan mengucapkan "terimakasih sudah mau merawat saya"

mbah Tamin lalu mengikat tangan dan tali Dela, tergambar wajah sedih disana, ia masuk ke dapur, mengambil sebuah kain putih besar, saat mbah Tamin kembali ke kamar Dela, Dela menangis semakin keras, ia berulang kali mengatkan. "ojok ki, ojok balekno aku nang kono" (jangan ki,-

-jangan kembalikan saya kesana) namun, mbah Tamin tetap meletakkan kain putih itu, menutupi sekujur tubuh Dela yg meronta-ronta, terakhir, mbah Tamin membakar kemenyan, sebelum memegang, kepala Dela, dan terdengar, suara raungan yg mengguncangkan seisi rumah itu.

Sri dan Erna sampai beringsut mundur, sosok didalam kain itu terus meraung layaknya iblis yg Sri saksikan tadi, kali ini, Dini tampak terguncang, bingung, ada apa sebenarnya disini. terdengar suara marah dari dalam kain. ia adalah wujud tadi yg Sri saksikan, "Menungso bejat"

(manusia berengsek) mbah Tamin terus menekan kepalanya, membuat suara itu semakin menjerit marah, setelah kurang lebih 5 menit mbah Tamin melakukan itu, perlahan, sosok itu mulai tertidur, dan mbah Tamin membuka kain itu, ia melihat Dela memejamkan matanya.

Baca Juga: Tafsir Mimpi Dilempar Batu Orang Gila, Berkaitan dengan Kesibukan Aktivitas Anda

"Sri, Erna, melok aku" (kalian ikut saya) kata mbah Tamin memanggil mereka, sementara Dini, tetap di kamar, hanya dia yg belum mengerti apa yg terjadi disini. mbah Tamin duduk di teras rumah, kegelapan hutan, benar-benar mencekam kala itu, Sri dan Erna berdiri, menunggu, sebelum

mbah Tamin menunjuk sesuatu di antara pepohonan, "awakmu isok ndelok ikuh" (kalian bisa melihatnya) "nopo to mbah" (apa ya mbah) kata Sri, bingung. "mrene" (kesini) mbah Tamin, menempelkan jemarinya, menekan mata Sri, sengatan ketika mbah Tamin menekan mata Sri, membuat-

pengelihatanya memudar perlahan, setelan mencoba memfokuskan matanya, Sri melihat lagi apa yg di tunjuk mbah Tamin. bagai petir di siang bolong, Sri melihat, banyak sekali makhluk yg tidak bisa dia gambarkan kengerianya, mungkin ada ratusan, atau ribuan, seakan mengepung rumah

butuh waktu lama, sampai Sri akhirnya tidak sanggup lagi melihatnya, sehingga mbah Tamin menutup kembali pengelihatan itu, mencabut sesuatu dari ubun-ubun Sri, dengan mata menerawang, ia mengatakan kepada Sri. "Sedo bengi mangkuk nang rogo iku ngunu undangan gawe lelembut"

(raga yang di buat mati adalah sebuah undangan bagi makhluk seperti mereka) kata mbah Tamin, "awakmu lali, perintahku Sri, iku ngunu bahaya, isok mateni Dela, ojok sampe lali maneh yo Sri" (kamu lupa dengan perintahku, itu sangat berbahaya, bisa membunuh Dela, jangan ulangi ya)

Baca Juga: Arti Kata Spill dalam Bahasa Gaul, Kata yang Populer di Media Sosial

Erna yg sedari diam saja,a ikut berbicara. "mbah, enten nopo sami Dela, kok isok Dela kate mateni kulo kaleh Sri" (Mbah tolong kasih tahu, apa yg terjadi sama Dela, kok bisa bisanya, dia mau bunuh saya dan Sri) mbah Tamin duduk lagi, lalu mengatakan "berarti wes ndelok"

(berarti kamu sudah lihat) "iku ngunu Cayajati, sing kepingin mateni Dela, tapi ra isok, mergane cayajati butuh singgarahane, koyok sak bojo, Santet sewu dino, mek di nduwei ambek wong pados sing wes podo siap mati"

(itu adalah Cayajati, yang ingin membunuh Dela, tapi tidak bisa karena ia butuh Singgarahane, seperti sepasang suami isteri, santet seribu hari, hanya di miliki oleh orang yang siap menanggung dosa, dan siap mati bersama) Sri dan Erna masih terlihat bingung, ia tidak mengerti

mbah Tamin menerawang jauh, menatap sisi hutan tergelap yang Sri saksikan dengan mata kepala sendiri, mereka tidak sendirian di hutan ini. dengan suara berat, mbah Tamin mengatakanya. "terlalu awam, kango ngerti iki" (terlalu awal untuk mengerti ini)

"intine, ilmu santet sewu dino, iku pembuka ritual, kanggo mateni sak keluarga sampe sekabehe keturunan iku entek" (intinya, ilmu santet seribu hari, adalah pembuka ritual, untuk menghabisi satu garis keluarga sampai habis keseluruhanya)

setelah percakapan itu, mbah Tamin melangkah masuk ke dalam kamar, mengunci pintunya, membiarkan semua kejadian itu, meluap, begitu saja. dengan pertanyaan besar, yg masih menggantung di atas pikiran Sri dan Erna?!

Baca Juga: PPDB Online Kota Kediri Jawa Timur Dibuka, Segera Daftar PPDB Online Kota Kediri Tahun 2022/2023

pagi itu, sekitar pondok, kabut tebal menutupi seluk beluk hutan, membuat pandangan mata terbatas, sejak fajar menyingsing, Sri dan Dini sudah ada di sumur, mencuci pakaian untuk keseharian mereka, sedangkan Erna, tengah membasuh Dela didalam kamar sampai, terdengar langkah kaki

Sri yg pertama mendengarnya. ia berdiri untuk melihat, dari jauh, sosok hitam muncul dari balik kabut. perawakanya familiar. denah pondok rumah, memang sederhana, dari teras maupun kamar mandi, bisa melihat keseluruhan area sekitar, sehingga, sosok mendekat itu, terlihat jelas.

Lanjutan cerita Sewu Dino dari SimpleMan bisa dibaca melalui link thread Twitter asli ataupun melalui file PDF yang sudah dirangkum Portal Kudus dari thread asli milik SimpleMan berikut ini:

>> Link Thread Twitter Sewu Dino

>> Link PDF Cerita Sewu Dino

Baca Juga: CONTOH Soal US PAI SMA 2022 dan Kunci Jawaban PDF, Latihan Soal US Agama Islam SMA Kelas 12 Kurikulum 2013

Demikian cerita lengkap Sewu Dino yang bisa dibaca sambil menunggu filmnya tayang di bioskop.***

Editor: Ahmad Khakim

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x