Pernah Mendengar Mitos Jawa Berikut? Berikut Fakta Sebenarnya!

- 10 Februari 2022, 09:05 WIB
Ilustrasi Sawah, Ladang, Pertanian, Musim Hujan
Ilustrasi Sawah, Ladang, Pertanian, Musim Hujan /Pixabay/

Portal Kudus - Para leluhur di pulau Jawa memiliki banyak sekali nasihat yang diturunkan untuk anak dan cucunya. Namun, banyak dari nasihat tersebut tidak diungkapkan secara lugas.

Banyak dari nasihat tersebut menggunakan bahasa paradan atau petunjuk perbuatan. Kalimat ini biasanya diiringi dengan kata ora ilok.

Dalam bahasa Jawa, ora ilok bermakna "tidak pada tempatnya". Jika seseorang melanggar, maka akan mengganggu keharmonisan dalam masyarakat.

Mitos-mitos ini sebenarnya merupakan etika Jawa yang perlu diluruskan secara gamblang agar dapat dipahami oleh orang-orang awam yang belum mengerti bahasa Jawa, contohnya :

Baca Juga: 12 Nama Pemain Anak Sekolah Trans7, Para Pemeran Lengkap dengan Jadwal, Hari, dan Jam Tayangnya

1. Mitos ora ilok ngadegke lante

Artinya adalah tidak boleh mendirikan lampit (tikar yang terbuat dari jajaran rerumputan yang dikeringkan). Maksud dari nasihat ini adalah apabila tikar disimpan dengan cara didirikan, maka akan cepat rusak kare lampit itu mudah bengkok dan patah. Dalam menyimpat lampit sebaiknya dilakukan dengan cara ditidurkan.

2. Mitos ora ilok guwak tuwo

Artinya adalah tidak pantas membuang kutu rambut ke lantai. Jadi nasihat ini mengandung makna bahwa kutu kepala yang diambil dari rambut harus dimatikan terlebih dahulu sebelum dibuang. Apabila kutu rambut tersebut dibuang hidup-hidup, akan menjadi perbuatan yang sia-sia dikarenakan benih kutu dapat menularkan ke orang lain.

Baca Juga: Tradisi Leluhur Jawa Tedak Siten, Anak Menapaki Alam Raya

3. Mitos ora ilok kudung kukusan, mundak dicaplok baya

Artinya adalah tidak pantas bertopi kerucut dari anyaman bambu yang biasa digunakan untuk memasak nasi karena nanti akan dimakan buaya. Maksud dari mitos ini adalah agar tidak memakai kukusan untuk memasak nasi sebagai topi.

Hal ini disebabkan kukusan itu akan menjadi kotor apabila diletakkan di atas kepala. Bisa jadi akan menyebabkan kukusan tersebut terselip beberapa helai rambut. Apabila kukusan tersebut dipakai saat menghidangkan nasi,maka akan terlihat jorok atau memalukan apabila terdapat helai rambut.

Kemudian, mundak dicaplok boyo berarti nanti akan dimakan buaya. Kalimat ini memberikan penekanan sebuat peringatan. Dalam bahasa Jawa, baya juga berarti malapetaka atau bahaya.

Baca Juga: Jangan Dibuang! Air Kelapa Tua Punya Manfaat Bagi Tubuh Terutama Meningkatkan Kesehatan Jantung

4. Mitos aja lungguh bantal, mundhak wudunen

Artinya adalah jangan duduk di atas bantal karena akan bisulan. Nasihat ini bisa dibilang cukup tabu. Makna yang tersirat dalam nasihat ini adalah tidak sopan duduk di atas bantal karena bantal adalah tempat untuk kepala bukan untuk pantat.

5. Mitos ojo ngidoni sumur, mundhak suwing lambene

Artinya adalah jangan meludahi sumur karena dapat membuat bibir menjadi sumbing. Nasihat ini memiliki makna supaya tidak meludahi sumur karena ludah itu kotor, sedangkan air sumur harus tetap bersih karena digunakan untuk memasak, minum, mandi, dan kebutuhan lain. Aoabila air sumur diludahi akan menjadi kotor dan tidak baik digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Itulah beberapa mitos dan artinya.***

Editor: Candra Kartiko Sari

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah