Reseller dan Dropship Apa Bedanya? Apa Saja Kelebihan dan Kakurangannya?

2 Desember 2021, 21:08 WIB
ilustrasi paket/f /freephotos/pixabay

Portal Kudus – Anda yang sudah terbiasa melakukan transaksi jual beli secara online, pasti sudah tidak asing dengan istilah Reseller dan Dropship.

Bagi yang masih awam mungkin bertanya-tanya, apa itu Reseller dan Dropship? Apa saja kelebihan dan kekurngnnya?

Kata Reseller berasal dari bahasa Inggris, gabungan dari re dan seller. Re artinya kembali, dan seller berarti penjual. 

Terjemahan bebasnya adalah penjual kembali atau orang yang menjual kembali, bisa berupa orang perorangan (individu) atau perusahaan (kelompok).

Reseller dapat diartikan sebagai seseorang “Penjual Kembali”. Lebih jelasnya adalah suatu kelompok perusahaan atau individu perorangan yang membeli barang atau jasa dengan tujuan untuk menjualnya kembali. Bukan untuk dikonsumsi atau digunakan sendiri, tetapi untuk dijual kembali untuk mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan tersebut.

Baca Juga: Gurah Hidung, Apa Saja Manfaat dan Efek Sampingnya?

Demikian tulis NIKO RAMADHANI dalam https://akseleran.co.id tertanggal 13 Januari 2021.

Dari pengertian di atas, dapat kita ketahui, bahwa dalam reseller ada 3 pihak :

- Pihak Penyedia Barang.

Bisa seorang produsen, supplier, distributor, agen, grosir

- Pihak Reseller atau

Yaitu pihak yang menjual kembali produk dari penyedia barang dengan maksud untuk mencari keuntungan

- Pihak pembeli

Yaitu pihak yang membeli dari reseller sesuai harga yang ditentukan reseller.

Sesederhana itu sebetulnya cara kerjanya.

Lalu apa kelebihan dan kekurangannya?

Kelebihan/keuntungannya adalah :

- Reseller dapat menjual kembali barang dengan lebih leluasa, karena memiliki stok barangnya sendiri sehingga tidak lagi bergantung sepenuhnya kepada supplier. Dengan begitu reseller juga dapat menjawab pertanyaan konsumen dengan lebih cepat terkait stock barang yang tersedia.

- Dapat lebih profesional dalam melakukan pelayanan. Pelayanan secara profesional yang dimaksudkan adalah dengan mengetahui dan memiliki stok sendiri dengan lebih detail mengenai kondisi, stok, harga barang serta barang yang tersedia atau tidak.

- Dapat memperoleh keuntungan yang lebih tinggi karena biasanya reseller akan mendapatkan potongan harga yang lebih besar (harga khusus) dan bisa menjual dengan harga yang ia tentukan sendiri.

Kekurangan atau sisi negatifnya adalah :

- Membutuhkan modal awal yang sebenarnya tidak sedikit

- Harus menyiapkan tempat atau gudang untuk menyimpan stok barang

- Apabila barang tidak laku dijual atau rusak, itu dapat menyebabkan kerugian yang signifikan

- Melakukan banyak hal, mulai pemasaran, melayani pelanggan, pengemasan, pengiriman dan menerima keluhan

Untuk mengantisipasi atau memperkecil resiko sebagaimana di atas, seorang reseller, apalagi yang masih pemula harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

- Harus memahami produk yang akan dipasarkan secara mendalam

- Membandingkan dengan produk produk lain yang serupa

- Sudah berapa banyak iklan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau reseller lainnya

- Berapa persen komisi yang didapatkan

- Fasilitas yang diberikan apabila ikut bergabung menjadi seorang reseller

Sekarang marilah kita lihat, apakah Dropship itu?

Dropship adalah memasarkan produk dari produsen, supplier, atau distributor tanpa membeli stok barang dahulu. Orang yang memasarkan barang atau pelaku dropship disebut Dropshipper, tidak memiliki stok barang dan hanya memasarkan produk melalui media sosial atau toko online.

Jika ada order yang terjadi, order tersebut diteruskan kepada produsen, supplier, atau distributor dan kemudian pengiriman akan dilakukan langsung dari produsen, supplier, atau distributor kepada konsumen.

Demikian pengertian Dropship sebagaimana penulis ambil dari tulisan Eril Obeit Choiri yang berjudul ‘Dropshipper : Bisnis Online minim Risiko’ yang termuat dalam https://qword.com

 Baca Juga: Pencernakan Anda Bermasalah? Cobalah Resep Tradisional dr. Zaidul Akbar Ini

Dropship adalah suatu sistem bisnis, di mana seseorang bisa berjualan tanpa perlu memiliki stok barang terlebih dahulu.[ Seluruh produk yang dijual biasanya milik pihak lain, dalam hal ini supplier. Namun, istimewanya adalah orang tersebut diizinkan menjual seluruh produk dari supplier dengan atas nama toko mereka sendiri. Bukan cuma itu, seluruh urusan stok produk, pengemasan, hingga pengiriman, semuanya dilakukan oleh supplier untuk mitra dropshipnya.

Apa kelebihan dropship?

- Tidak memerlukan modal

- Tidak repot mengurusi stok, packing, dan pengiriman barang

- Praktis, bisa dijalankan dimana saja karena tidak membawa barangnya

- Resikonya kecil. Tidak ada pembeli juga tidak rugi.

Disamping memiliki banyak kelebihan, tentu saja ada sisi tidak enaknya, yaitu :

- Tidak tahu barangnya secara pasti, Tahunya hanya dari foto/brosur/catalog saja

- Keuntungannya kecil

- Resiko dikomplain pembeli sangat besar

 Baca Juga: Musim Hujan Telah Tiba, Anda Ingin Tetap Gowes? Begini Solusinya

Hampir sama dengan reseller, dalam dropship juga ada 3 pihak. Namun cara kerjanya berbeda. Inilah plus minus keduanya :

- Dalam reseller harus membeli barangnya terlebih dahulu, dalam dropship, dropshipper tidak membeli barangnya terlebih dahulu, bahkan bentuk fisik dari barang yang bersangkutan kadang tidak tahu secara detail.

Reseller perlu modal, Dropshipper tidak.

- Apabila terjadi pembelian (order), reseller mengemas dan mengirimkan barangnya sendiri dan dikirim langsung kepada pembeli. Dalam dropship, pengemasan dan pengiriman dilakukan oleh pihak pemasok barang (produsen/distributor/supplier) langsung kepada pembeli.

Reseller mengurusi packing dan pengiriman barang, Dropshipper tidak.

- Dalam menentukan harga jual, reseller bisa sekehendaknya sendiri (melihat situasi dan kondisi) karena ia tahu persis barang yang dijualnya. Dalam dropship biasanya harga jual mengikuti arahan/aturan pihak pemilik barang, yang ia tawarkan hanya berupa brosur/catalog barang.

Reseller keuntungannya lebih besar dibanding dropshipper.

- Apabila barang tidak laku, reseller akan menanggung kerugian yang cukup besar. Dalam dropship jika barang tidak laku tidak ada kerugian.

Resiko Reseller lebih besar dibanding dropshipper.

- Dalam reseller jarang ada complain barang karena pembeli melihat langsung barang yang dijual. Dalam dropship resiko complain dari pembeli lebih besar.

Point terpenting bagi calon pelaku usaha atau pemula di bisnis online, baik itu menjadi reseller ataupun dropshipper adalah berkomitmen dan pantang menyerah saat membangun atau memulai usahanya, karena setiap usaha yang dijalani tidak instan dan selalu bersinggungan dengan resiko.***

Editor: Candra Kartiko Sari

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler