Dahsyatnya Kejadian Gempa Dangkal Magnitudo 8.0 Hingga 9.3 Aceh, Inikah Gempa Megathrust?

- 15 Desember 2020, 08:00 WIB
Gempa Aceh 14 November 2020
Gempa Aceh 14 November 2020 /BMKG @infobmkg/BMKG/Juniar

Tak lupa Doni Monardo menyampaikan kisah menarik tentang ahli geologi dan kegempaan asal Amerika Serikat Prof Ron A Harris. Doni bertemu Prof Ron tahun 2019, tak lama setelah menjabat Kepala BNPB.

Yang menarik adalah, penelitian Prof Ron tahun 2002 terkait potensi gempa dan tsunami di wilayah Sumatera. Salah satu kalimat yang Doni ingat betul hingga hari ini adalah, “Seandainya pada tahun 2002 saya menyempatkan diri berkeliling Sumatera dan mengabarkan hasil penelitian itu, niscaya korban tsunami Aceh (tahun 2004) tidak akan sebesar itu.”

Seperti kita ketahui, tsunami di Aceh diakibatkan gempa dangkal di laut bermagnitudo 9,3, yang jaraknya sekitar 149 kilometer dari Meulaboh. Secara keseluruhan ada 14 negara yang terkena dampak tsunami dengan jumlah korban mencapai 230.000 jiwa. Adapun warga Aceh yang dilaporkan meninggal dan hilang tercatat 167.000 orang.

“Yang dikatakan Profesor Ron adalah tentang kewaspadaan. Tentang pentingnya mitigasi. Apalagi, saat itu kita semua asing dengan kata tsunami. Kalau saja Prof Ron tahun 2002 mensosialisasikan hasil penelitiannya, maka lebih banyak warga Sumatera, khususnya Aceh yang mengetahui apa itu tsunami dan bagaimana menyikapinya. Jadi masuk akal jika Prof Ron berkeyakinan, kalau sebelumnya ada langkah mitigasi, jumlah korban tidak akan sebesar itu. Sekali lagi, itulah pentingnya mitigasi kebencanaan,” tandas Doni.

Rilis pemberitaan BNPB terbaru pada November 2020, diberitakan telah memasang sistem peringatan dini tsunami di Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada November kemarin. Sistem yang dikembangkan BNPB dan UGM ini diujicobakan dengan melibatkan BPBD dan warga setempat. 

Dalam pengujian sistem peringatan dini, Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai melakukan rangkaian simulasi evakuasi tsunami.

Simulasi yang berlangsung pada hari Senin 23 November 2020, bertujuan untuk menguji sistem yang dibangun untuk menghadapi potensi tsunami di Kecamatan Siberut Utara.

Simulasi evakuasi tsunami merupakan puncak dari serangkaian kegiatan sistem peringatan dini yang dibangun sejak dari tanggal 15 hingga 23 November 2020.

Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang benar dan akurat dari pemerintah tentang bahaya tsunami melalui sirine yang terpasang. Simulasi ini diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan, misal tanggal 26 setiap bulan  atau setiap tahunnya. Tentu, ini akan membantu kesiapsiagaan warga setempat dalam menghadapi bencana.

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu kabupaten yang terletak di jalur megathrust tsunami di Indonesia. Pemasangan alat peringatan dini tsunami di Kecamatan Siberut Utara menjadi perhatian penting karena daerah ini mempunyai elevasi atau ketinggian yang jauh dari daerah pantai, jalur evakuasi panjang lebih dari 2,5 km padahal perkiraan waktu tsunami datang kurang dari 5 menit. 

Halaman:

Editor: Sugiharto

Sumber: Dari berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah