Ancamam Gempa Megatrush, Skala gempanya bisa mulai dari 8,0 SR ; 9,0 SR Pelajari Dahulu

- 14 Desember 2020, 15:00 WIB
Megathrust dan Tsunami Bagian dari Fenomena Alam, Belajar dari Pengalaman dan Pahami Secara Ilmiah
Megathrust dan Tsunami Bagian dari Fenomena Alam, Belajar dari Pengalaman dan Pahami Secara Ilmiah /.*/EVIYANTI/PR

Portal Kudus – Megathrust, Setahun belakangan istilah megathrust sedang naik daun di beberapa kalangan. Para pakar dan badan yang bersangkutan sering berbisik tentang potensi dan dampak dari bencana ini.

 

Pernah Dikabarkan mengenai adanya potensi tsunami  20m, di selatan pulau Jawa. Yang dipicu adanya gempa megathrust, mengemparkan masyarakat. Berita ini menimbulkan keresahan, perasaan was-was dan juga pertanyaan apa sih megathrust itu dan kenapa isu ini perlu kita ketahui.

Megathrust adalah julukan atau sebutan untuk daerah atau lokasi subduksi, yaitu kondisi dimana lempeng satu mendorong lempeng-lempeng yang lainnya sehingga akhirnya terjadi subduksi dan gempa, dilansir dari ilmugeografi.com dan portaljember.pikiran-rakyat.com.

Baca Juga: Sholawat Nariyah Latin, Arab, Artinya dan Makna Yang Terkandung Didalamnya 

Hal ini menyebabkan lempeng yang satu bergerak naik dan yang lainnya bergerak turun.

Karena  Megathrust terjadi di dataran dekat bumi dan pada lempengan yang dangkal, akhirnya gempa ini memiliki skala atau kekuatan yang sangat besar.

Skala gempanya bisa mulai dari 8,0 SR ; 9,0 SR ; bahkan para ilmuwan juga pernah memprediksi jika Megathrust bisa lebih parah dari 9,0 SR.

Baca Juga: Doa Qunut Dibaca Setelah Ruku’ Sholat Subuh, Doa Yang Mulia dan Mengandung Banyak Hikmah 

Indonesia membagi zona megathrust menjadi 3 zona besar yaitu Andaman Megathrust, Sumatra Megathrust, dan juga Java Megathrust.

Dari pemberitaan BMKG, yang merilis pemberitaan BPBD Prop DKI JAKARTA tentang “Penjelasan tekait Sarasehan IKAMEGA; Gempabumi Megathrust Magnitudo 8.7, Siapkah Jakarta?"

Memberikan pemahaman, karena wilayah Indonesia terletak di zona pertemuan lempeng tektonik aktif, maka Indonesia menjadi wilayah yang rawan gempabumi.

Baca Juga: Niat Doa dan Cara Mandi Wajib Setelah Haid, Lengkap Dengan Caranya

Oleh karena itu pemerintah (melalui Pusat Studi Gempa Nasional-PUSGEN) dengan didukung oleh para pakar gempa dari beberapa perguruan tinggi, lembaga/kementerian termasuk BMKG, telah menerbitkan buku "Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia tahun 2017" sebagai salah satu upaya dan langkah mitigasi gempabumi di Indonesia.

Peta tersebut merupakan pedoman untuk mendesain konstruksi bangunan di daerah rawan gempabumi, dengan mempertimbangkan percepatan tanah akibat perambatan gelombang gempa. Peta tersebut diterbitkan bersama buku dengan judul yang sama.

Di dalam buku tersebut diinformasikan bahwa berdasarkan hasil kajian para pakar gempabumi, zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia, yang menunjam masuk ke bawah Pulau Jawa  disebut sebagai zona megathrust, & proses penunjaman lempeng tsb masih terjadi dengan laju 60-70 mm per tahun.

Selanjutnya, menurut analisis para  pakar gempabumi, gerakan penunjaman lempeng tersebut  memungkinkan dapat mengakibatkan gempa megathrust dengan kekuatan/magnitudo maksimum yang diperkirakan dpt mencapai M 8,7. Maka Ikatan Alumni Akademi Meteorologi dan Geofisika (IKAMEGA) berinisiatif menyelenggarakan diskusi dengan Pemprov DKI untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi gempabumi tersebut.

Senada dengan DKI, pemerintah provinsi jabar melalui jabarprov merilis pemberita Humas Pemkab Garut, menindaklanjuti hasil riset para ahli Institut Teknologi Bandung ( ITB ) yang disampaikan Triyono selaku kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG bahwa adanya potensi gempa bumi dengan Magnitudo 9,1 SR yang dapat memicu tsunami hingga 20 meter dari zona gempa bumi megathrust, langsung disikapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut.

Dalam pemberitaan, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Firman Karyadin, juga turut memberikan edukasi melalui tayangan-tayangan tentang megathrust berikut asal muasal gempa megathrust itu.

Menurutnya, tidak bisa dipungkiri yang disimpulkan oleh masyarakat dari informasi yang beredar saat ini bahwa gempa megathrust sebagai sesuatu yang baru dan akan segera terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan serta tsunami dahsyat.

Meski pemahaman seperti ini kurang tepat, naman harus tetap memberikan edukasi kepada masyarakat selatan jawa khususnya agar selalu waspada, paling tidak kita bisa bersama-sama mempersiapkan sarana prasarana untuk meminimalisir dampak kerusakan maupun korban, mulai dari mempersiapkan jalur evakuasi hingga tempat aman, dan hal lainnya.

Zona megathrust, ujar Firman, sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa. Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting).

Diberitakan juga Wakil Bupati Garut dr. Helmi Budiman yang turut hadir mengingatkan, agar  tetap waspada akan adanya bencana alam yang sedang terjadi di negara/wilayah kita. Bahkan di masa pandemi Covid-19 ini juga dihadapkan kembali dengan hasil penelitian yang sangat menghebohkan, yaitu akan terjadinya gempa megathrust yang menimbulkan tsunami dengan ketinggian 20 meter.

”Untuk itu kita sebagai hamba-Nya harus tetap sabar, berdoa, tetap tenang dan waspada terhadap berbagai kemungkinan. Insyaallah ada hal baik yang Allah tetapkan untuk hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa,”ucap Helmi.***

Editor: Sugiharto

Sumber: Dari berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah